Download App

Chapter 3: Pertemuan pertama dengan Edi

Sejak malam itu aku dan Tommy berpacaran, walau hubungan pacaran kami masih backstreet atau secara sembunyi- sembunyi. Namun agar hubungan kami tidak tercium aku memutuskan untuk pindah kostan dekat kampusku dengan alasan selain ingin belajar mandiri dan karena jarak rumahku ke kampus cukup jauh, aku juga ingin fokus dengan skripsiku dan mesti sering berdiskusi dengan dosen pembimbingku.

Mendengar keinginan anak gadis semata wayangnya mau belajar mandiri, tentu kedua orangtuaku sangat mendukung, aku disewakan kostan terdekat dengan kampus, hanya jalan 5 menit dari kampus dan fasilitas kostan itu ditingkatkan oleh mamaku.

Agar aku nyaman bahkan seminggu sebelum aku tinggal, rumah kostan itu direnovasi, orang- orang yang ngekost diminta pindah dan diberikan biaya pengganti yang besar oleh mamaku sehingga aku tidak merasa terganggu dan tidak berhubungan dengan sembarang orang yang bisa membahayakan diriku. Selain itu teman- teman dekatku seperti Aisha dan Mutia direlokasikan ke kostanku dari kostan lamanya. Rumah pemilik kostan yang harusnya bisa terisi 8 orang termasuk pemiliknya, kini hanya bisa terisi penghuni kostan sebanyak 5 orang, termasuk 1 kamar milik pemiliknya dan 1 kamar yang ditempati oleh Tommy sebagai pengawal. Itu dikarenakan 6 kamar direnovasi jadi 3 kamar, dan ukuran 3 kamar menjadi satu kamar di lantai atas dan ukuran 3 kamar menjadi 2 kamar dilantai bawah.

Tentu saja pemilik kostannya bahagia dan setuju dengan proposal dari mama karena selain renovasi rumahnya yang awalnya biasa sekarang menjadi mewah, ia juga mendapat saham 2% yang seharga rumahnya itu. Walau ada syaratnya, yaitu pemilik tanah berganti kepemilikan menjadi milik mama, semua kebutuhan aku selama di sana dipenuhi dan disediakan oleh pemilik kostan lama, dan untuk menunjang syarat kedua maka pemilik kostan boleh tinggal maksimal sampai 1.5 tahun kedepan sampai rumah baru yang dibelinya selesai dibangun.

Aku sadar kalau sebenarnya aku tetap dimanja oleh papa mamaku dengan segala fasilitas gila-gilaan merubah kostan standar menjadi kostan elit yang sebenarnya adalah rumah mamaku juga. Namun aku tidak terlalu peduli, karena bagiku yang penting hubungan aku dengan Tommy tidak ketahuan dan aman.

Aku memilih tinggal dilantai atas yang terdiri dari 1 kamar tidur besar dengan ukuran 6x6 m persegi dan 1 kamar tidur untuk Tommy ukuran 2x2 m persegi sesuai saran mama. Tapi selain itu aku juga membuat renovasi tambahan berupa memasang pintu didepan tangga dan tiang samping tangga dimodif dengan bahan besi yang menempel hingga langit-langit seperti pagar yang dirakit oleh Tommy dengan alasan agar aku aman dari mara bahaya walau alasan sebenarnya adalah agar kehidupan kami berdua dan asmara kami tetap tersembunyi dan aman dari gosip- gosip yang tidak diinginkan.

Aku meyakinkan kedua orangtuaku memakai alasan aku masih trauma dengan kejadian penembakan itu dan takut tiba- tiba ada orang masuk ke kamarku dan menembak aku sehingga orangtuaku setuju. Selain itu aku juga memasang pelapis tembok kedap suara di tembok kamarku dengan alasan terganggu dengan suara berisik dari luar.

Dengan modifikasi tambahan di lantai atas tempatku tinggal, hubungan aku dan Tommy berhasil dipertahankan hingga saat ini. Dan hubungan intim kami berdua tetap terjaga kerahasiaannya. Bahkan kami selalu tidur bersama setiap malam seperti layaknya suami istri, walau semua tidak ada yang tahu dan berpikir Tommy berada di kamar yang berbeda.

Hingga akhirnya aku lulus dan menempati posisi manajer di kantor cabang milik mamaku, aku masih menempati kosan yang akhirnya sudah beralih dari penyewa kostan menjadi induk semang sejak aku lulus dari kuliah 1 tahun lalu.

Aku merenovasi sehingga lantai bawah bisa menerima 5 orang penyewa kamar kost dan lantai atas adalah tempat aku dan Tommy tinggal. Sehingga aku bisa mendapat uang penghasilan tambahan dari anak- anak kostan yang menyewa kamar walau tidak sebesar gajiku sebagai manajer.

Hingga akhirnya 2 minggu lalu aku resmi diangkat menjadi wakik direktur perusahaan cabang milik mamaku selain juga aku mengelola sebuah kedai kopi yang cukup trending di kalangan anak muda gaul di Aceh yang aku dirikan sejak 6 bulan lalu dan juga kostan kecil-kecilan.

Tommy sendiri masih setia menjadi pengawal pribadi atau bodyguardku selain juga sebagai kekasih hatiku walau status kami berpacaran masih backstreet atau pacaran sembunyi- sembunyi.

Kembali ke masa kini, setelah dimandikan Tommy aku berdandan dan memakai baju, setelah meminum kopi dan oat yang dibuat Tommy kami pergi berdua ke kantor disupiri oleh Tommy yang selain bodyguard juga merangkap sebagai supirku. Aku agak malas ke kantor karena aku harus memimpin rapat terkait penyusunan tim dan persiapan pergi ke Jakarta t hari lagi.

Selain itu tidak terasa minggu depan tepat 2 tahun aku menjalani hubungan dengan Tommy. Dan 2 hari sebelum hari jadi kami, atau 5 hari dari sekarang, aku dan Tommy akan ikut pameran nasional ekonomi kreatif dan multimedia terbesar yang akan diadakan di Jakarta.

Aku dan Tommy berencana menikmati hari jadi kami bersama Tommy di salah satu hotel bintang lima di presidential suite Prambanan Hotel. Selain itu kami sudah menyewa 1 private room di salah satu restoran Jepang termewah di kawasan dekat monumen Selamat Datang.

Selain itu aku sudah membeli lingerie berbentuk kimono berbahan sutra dan lingerie ala cosplay pramugari yang aku beli dari toko alat seks import untuk kami menikmati malam hari jadi tahun kedua hubungan kami, karena impian terliar Tommy dalam hubungan intim adalah berhubungan intim dengan pramugari dan berhubungan intim dengan wanita dengan tema dan suasana- suasana ala jepang.

‐-------

Pagi itu setelah menitipkan koper kami, aku dikawal Tommy menuju Convetion Center, dikarenakan aku akan ikut acara pembukaan yang akan dibuka oleh Gubernur dan Menteri perdangangan. Selain acara pembukaan akan ada seminar yang dengan pembicara dari beberapa menteri seperti menteri pariwisata dan ekonomi kreatif, menteri perindustrian, menteri perdagangan dan juga beberapa profesor dari ilmu ekonomi universitas negeri di Indonesia.

Aku memakai kaus hitam dengan luaran blazer coklat tua dan celana panjang bahan senada dengan warna blazerku. Sedangkan Tommy memakai setelan jas hitam dengan kemeja putih, di balik jasnya terselip sabuk untuk sarung pistol cz-p10 yang dipakainya untuk keadaan darurat. Ia juga memakai kacamata hitam ray band aviator dan headphone untuk berkomunikasi dengan penjaga keamanan yang ada disekitar serta untuk menghubungi aparat kepolisian untuk meminta bala bantuan bila diperlukan.

Kami masuk ke ruangan yang ditujukan untuk para undangan vvip untuk mengikuti seminar khusus sekaligus rapat para pengusaha papan atas di Indonesia setelah seminar selesai. Tommy berdiri di dekat bangku paling belakang bersama para pengawal pribadi- pengawal pribadi dan petugas keamanan seminar lainnya.

Aku duduk dibaris kedua shaf kursi paling kanan sehingga bila aku hendak pergi lebih awal akan mudah dibandingkan aku memilih shaf tengah. Saat aku sedang asyik bermain ponselku sembari menunggu acara seminar dimulai dari sisi kananku muncul seorang laki- laki yang tinggi besar, dengan badan bidang, hidungnya mancung, bermuka tampan dengan kulit putih menegurku.

"Selamat pagi, apakah anda Nirmala Fatemah Sancar? Wadir Utama Perkasa Retailing yang menaungi butik Pesona Busana se-Indonesia? ujarnya kepadaku.

"Ya betul. Bapak siapa?" tanyaku ramah kepadanya

"Saya Edi, Edi Wirya Kusuma." ujarnya menjawab pertanyaanku sembari mengulurkan tangan kepadaku.

"Oh anda wakil direktur PT Kusuma Jaya ya? Salam kenal" ujarku sembari berdiri dari dudukku dan menyambut uluran jabat tangannya.

"Iya.. Betul.. Kursi disebelah anda kosong? Boleh saya duduk disamping anda?" tanya Edi kepadaku.

"Ya silahkan, kosong. Anda bisa duduk disamping saya Pak Edi" ujarku mempersilahkan dirinya duduk disampingku.

"Terimakasih" ujarnya sembari jalan melewati depanku dan duduk disampingku.

"Pak Edi kalau ga salah yang sekitar beberapa tahun lalu pernah menjadi pembalap mobil turing dan slalom nasional kan?" tanyaku tiba- tiba teringat akan sosok Edi yang seperti aku sering liat dikancah balap mobil.

"Iya bu Nirmala.. Darimana ibu tahu?" tanya pak Edi kaget aku bisa tahu kalau dia pernah menjadi pembalap mobil tingkat nasional.

"Iya.. Kita pernah ketemu pas aku menonton kakak sepupu dari mamaku ikut perlombaan super touring di sentul sekitar dua setengah tahun lalu kira- kira.. Disitu pak Edi kan salah satu pembalap muda yang lagi naik pamornya, walau akhirnya di perlombaan yang aku tonton tetap menang kakakku dan pak Edi hanya menempati posisi ke 2, setelah 4 putaran berturut- turut juara satu dan nyaris menyusul peringkat kakak sepupuku yang akhirnya juara di akhir musim" ujarku menjelaskan kenapa aku bisa tahu mengenai dirinya yang pernah ikut balapan.

"Sebentar- sebentar.." ujarnya lalu diam berpikir lalu bicara lagi "Kamu adik sepupunya Gilbert Simanjuntak ya?" tanyanya kepadaku menyebut kakak sepupuku yang merupakan pembalap super turing terkenal di Indonesia dan saat tahun pertama Edi mencuat sebagai pembalap pendatang baru terbaik dan dianggap sebagai calon juara masa depan.

Sedangkan kakak sepupuku yang sudah berkecipung didunia balap hampir 4 tahun sebelum Edi berpastisipasi mendominasi hampir 3/4 seri putaran tahun itu dan menjadi juara umum klasemen untuk pertama kalinya sedangkan Edi hanya masuk peringkat 5 klasemen akhir.

"Iya benar pak Edi.." ujarku kepada Edi sembari tersenyum.

"Jangan panggil pak dong Nirmala.. Umur kita kan hanya beda 4 tahun, kesannya gue tuir banget" ujarnya protes karena aku memanggilnya pak.

"Kok tahu kita cuma beda 4 tahun umurnya?" tanyaku bingung kepada Edi.

"Orangtua kamu ga ngomong dengan kamu terkait masalah kita sebelumnya?" tanya Edi menjawab pertanyaanku dengan pertanyaan baru.

"Maksud kamu masalah kita? Maaf saya jadi bingung Edi.. Papa dan Mama tidak pernah menyinggung tentang anda selama ini. Bahkan kita hanya bertemu dua kali sampai saat ini. Jadi maksud masalah kita apa ya Edi?" tanyaku bingung kepadanya.

"Astaga.. Kacau juga ya mama kamu.. Berarti mama kamu sudah membuat persetujuan dengan keluarga kami untuk membuat perjanjian perjodohan kita tanpa meminta persetujuan dari kita?" ujarnya kepadaku yang membuat aku kaget luar biasa karena rupanya mama membuat persetujuan terkait 'masa depanku' tanpa persetujuanku dan tanpa memberitahukan kepadaku.

"APAAA??!!" Teriakku sebagai reaksi spontan atas keterkejutanku mendengar informasi dari Edi yang membuat seluruh mata memandang ke arahku.

Aku segera minta maaf ke sekeliling orang yang melihatku akibat tingkat bodohku mempermalukan diri sendiri yang sebenarnya adalah reaksi spontan tidak sengaja setelah mendengar berita dari Edi.

"Aku sendiri jujur ga setuju dengan perjodohan ini. Makanya aku bela- belain setuju ikut acara ini demi bisa berbicara denganmu untuk mengetahui pendapatmu mengenai perjodohan ini apakah setuju dengan orangtuamu atau sama tidak setujunya dengan perjodohan ini seperi diriku." ujarnya agak berbisik setelah melihat aku tenang dan peserta seminar yang lain sudah tidak menjadikan aku sebagai pusat perhatian mereka serta sibuk dengan urusan mereka masing- masing.

"Sebelum aku jawab pendapatku mengenai perjodohan ini. Aku ingin bertanya kenapa kenapa kamu sendiri ga mau berjodoh denganku? Apa aku kurang menarik dan cantik dimatamu?" tanyaku berusaha mengorek lebih dalam alasan kenapa Edi tidak setuju perjodohan kami yang direncanakan oleh keluarganya dan mamaku, apalagi aku masih curiga kalau urusan perjodohan ini tidak benar- benar ada karena awalnya Edi seakan- akan baru bertemu denganku selain aku juga menjaga dengan hati- hati jangan sampai hubunganku dengan Tommy ketahuan.

"Kalau mau jujur.. Kamu cantik dan menarik.. Namun aku masih ingin hidup bebas tanpa ikatan? Bermain dengan banyak wanita. Aku tipe penyuka hubungan tanpa ikatan" ujarnya mengungkapkan alasannya kepadaku.

"Hanya itu? Alasan yang terlalu klise" ujarku agak sinis menanggapi jawabannya.

"Iya.. Kamu benar.. Aku sejujurnya masih cinta dengan seseorang perempuan yang aku anggap sebagai cinta pertamaku namun dipaksa untuk berhenti berhubungan sejak satu seperempat tahun lalu darinya oleh orangtuaku karena beda keyakinan dan dianggap wanita itu tidak setara dengan kami" ujarnya kepadaku yang sepertinya jujur terlihat matanya agak berkaca- kaca saat berkata mengenai cinta pertamanya.

"Kalau aku setuju dengan mamaku terkait dengan perjodohan ini bagaimana? Kamu cukup ganteng dan pantas kok untukku" ujarku pura- pura seakan- akan aku setuju dengan perjodohan ini selain karena berusaha logis namun juga berhati- hati bisa saja alasan Edi bohong dan sebenarnya hanya mau menjebakku atas perintah mamaku yang mungkin saja ingin mengungkap dan memisahkan hubungan rahasiaku dengan Tommy.

"Itu hakmu, namun dari sekarang aku akan berkata jujur, kamu bisa memiliki fisik dan ragaku tapi tidak jiwa dan perasaanku karena perjodohan ini hanyalah pernikahan bisnis bukan karean perasaan. Saya rasa tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan, saya izin permisi nona Nirmala. Selamat pagi" ujarnya berdiri tiba- tiba dengan muka emosi bercampur kecewa dengan jawabanku lalu pergi meninggalkanku.

"Silahkan ganteng. Selamat pagi" ujarku pura- pura genit sembari membiarkan ia pergi meninggalkanku.

Aku jujur akibat informasi terkait perjodohan ini hilang konsentrasi dan perhatianku terhadap materi seminar yang berlangsung hampir tiga setengah jam lamanya. Hingga tidak terasa waktu seminar telah berakhir dan aku meninggakkan auditorium yang dipakai untuk seminar kalangan terbatas itu diadakan.

‐-------

"Kamu kenapa sayang? Apa yang kamu pikirkan? Dan ada apa kamu teriak diawal seminar saat berbincang sebentar dengan pengusaha laki- laki itu? Apakah dia mengganggumu?" tanya Tommy dengan penuh kelembutan dan perhatian di ruang kantor pribadi sementara yang disediakan di belakang stan sewaan perusahaanku sebagai peserta pameran setelah kami sampai di dalam ruangan itu berdua.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login