Download App

Chapter 9: DI BALIK SAKIT YANG TAK KUNJUNG SEMBUH

"Assalamu'alaikum. ." ucap Jaka setibanya di rumah.

"Wa'alaikumussalaaaam. ." jawab Jesika, adik dari dian.

"Gimana Jes keadaan ibuk" tanya Jaka sambil melepas sepatunya.

"Ibuk masih terbaring dan tidak mau makanya kak" saut Jesika sambil membawakan sepatu kayaknya.

Jaka pun masuk ke dalam kamar ibuk nya untuk melihat keadaannya.

"Gimana buk, keadaan ibuk ?" tanya Jaka sambil duduk di samping ibuknya.

"Badan ibuk terasa lemas nak dan kepala ibuk terasa sedikit pusing" jawab ibuk dian sambil memegangi kepala nya.

"Besok ke dokter lagi aja ya buk" kata Jaka yang khawatir pada ibuknya.

"Gak usah nak, udah beberapa kali kita ke dokter dan rumah sakit tapi ibuk tetep aja gini, mending uangnya kamu tabung, ibuk baik baik aja kok" saut ibuknya yang tak tega pada enaknya yang menjadi tulang punggung keluarga.

"Apalah arti uang dari pada kesehatan ibuk" saut Jaka yang duduk di samping ibuknya.

"sudah nak ibuk nggak papa, sekarang kamu makan dulu sana baru tidur, ini udah malem lo" kata ibuk dian yang begitu lemas.

Percakapan anak dan ibu pun berlangsung begitu lama karena anak yang khawatir pada ibu nya dan seorang ibu yang tidak ingin membuat anaknya khawatir.

Tak terasa waktu pun menunjukkan pukul 12 malam, seketika ibu Jaka pun merasa sakit kepala yang begitu sangat parah sampai sampai ibu Jaka pun jatuh dari tempat tidurnya, Jaka yang tadi di suruh ibu nya makan dulu seketika berlari menuju kamar ibuknya karena mendengar teriakan adiknya.

"Kaaaak. . ibuk kaaak. ." teriak Jesika yang panik.

"Ya Allah ibuk" kata Jaka yang berlari langsung menggendong ibu nya naik ke atas tempat tidur lagi.

Ibu Jaka pun masih merasa kan sakit kepala yang luar biasa yang membuat Jaka dan adiknya menangis karena merasa kasihan pada ibunya.

"Kaaaak. . gimana ini kaaaak, kasihan ibuk kaaaak. ." tanya Jesika yang menangis melihat ibu nya.

"Kita bawa ke rumah sakit aja Jes, kakak siapin motor dulu" kata Jaka yang begitu paniknya.

Jaka pun berlari mau mengeluarkan motornya yang berada di dalam rumah, namun ibunya pun menghentikan nya dengan memegangi tangan Jaka.

"Tunggu nak, ibuk sudah nggak papa" kata ibuk Jaka yang sudah agak mendingan merasakan sakit kepala nya.

"Jangan gitu buk, aku dan Jesika tidak mau ibuk tambah parah lagi, yaudah pokok besok kita periksa ke rumah sakit ya" kata Jaka yang sangat panik.

Ibu Jaka pun masih tidak mau karena takut akan mengeluarkan uang banyak yang membuat Jaka tidak akan bisa bisa untuk menabung.

Jaka pun terpaksa meng iya kan semua kata kata ibunya karena dia takut akan memperparah sakitnya karena berdebat terus.

Akhirnya 1 jam kemudian ibuk Jaka pun tertidur dan Jaka pun menyuruh Jesika untuk tidur di kamar nya sedangkan Jaka pergi ke kamar mandi mengambil air wudhu dan berniat sholat malam untuk meminta kesembuhan ibuknya.

Setelah sholat malam Jaka pun berbaring di tempat tidur namun Jaka tidak bisa tidur memikirkan ibunya, sampai sampai Jaka pun bolak balik ke kamar ibu nya untuk melihat keadaannya.

Tak lama kemudian Jaka pun tertidur, dalam tidurnya dia bermimpi bertemu komandan nya Madi, di sebuah ruangan yang temboknya sangat putih dan Madi melihat Jaka dengan tersenyum tanpa berkata apa apa.

Jaka pun terbangun dan waktu pun sudah memasuki adzan subuh, lalu Jaka bergegas mengambil air wudhu dan menunaikan sholat subuh.

"Jeees. . Jeeeees. . bangun dek waktunya sholat subuh" teriak Jaka sambil mengetok pintu setelah dia selesai sholat subuh.

"Iya kak, ini sudah bangun" jawab Jesika yang berjalan menuju pintu, untuk keluar mengambil air wudhu.

Jaka pun berjalan ke kamar ibunya dan terlihat ibunya pun masih tertidur.

Detik demi detik, menit demi menit dan jam demi jam pun terlewati seperti hari biasa, dari Jaka yang mencuci baju, terus memasak dan merawat ibunya.

"Buk, Jes, aku berangkat kerja dulu ya, tolong jagain ibu ya Jes, kalau ada apa apa telpon kakak ya, nanti saya langsung ijin pulang" kata Jaka sambil mencium tangan ibunya untuk berpamitan kerja.

Jaka pun berangkat dengan berat hati meninggalkan ibunya yang sedang sakit, karena dia adalah tulang punggung keluarga.

Sesampai di pabrik Jaka pun jadi tambah pendiam karena memikirkan ibunya, rekan rekan Jaka pun agak bingung dengan tingkah Jaka yang semakin hari jadi pendiam, setiap di tanya teman temannya dia selalu tidak mau mengaku dan hanya menjawab tidak ada apa apa.

Pembagian pos sudah di tentukan dan semua anggota pun berangkat pos masing masing, untuk kali ini Jaka jaga di gudang rokok yang petugas jaganya di situ hanya 1 orang.

Setiba di pos Jaka langsung menelpon adiknya dan menanyakan kabar ibunya sangking khawatirnya dia, namun keadaan ibunya masih seperti biasa, terbaring lemas dan merasakan sakit kepala.

Pembicaraan dengan adiknya pun seketika berhenti ketika Deni yang datang mau pinjam cas hp karena lupa bawa, Jaka pun meminjamkannya.

"Bro kamu akhir akhir ini kok agak diem ya, ada masalah ya" tanya Deni yang khawatir.

"Gak apa apa Den, agak capek aja rasanya" jawab Jaka yang tidak mau berterus terang.

"Oke lah bro, kalau ada apa apa cerita aja, kalau gak mau cerita dengan teman temanmu paling gak cerita aja pada Komandan kita, aku yakin dia pasti bisa memberi solusi" kata Deni sambil berjalan ke sepeda motornya.

Setelah Jaka meminjamkan cas hp miliknya Deni pun berpamitan untuk kembali ke posnya, sesaat tiba tiba setelah perkataan Deni tadi, Jaka teringat akan mimpinya.

"Apa aku cerita pada komandan saja ya, tapi aku gak enak nanti dia jadi ikut kepikiran" batin Jaka.

Tak lama kemudian terlihat Madi yang berpatroli ke pos Jaka, tidak seperti biasa Madi berpatroli lebih awal, namun begitu Madi datang Jaka pun menyambut Komandannya itu.

"Gimana Jak, aman kan" tanya Madi setibanya.

"Aman ndan" jawab Jaka.

Jaka pun masih berfikir ingin cerita atau tidak, akhirnya Jaka pun bercerita kepada Komandannya alasan dia akhir akhir ini jadi pendiam itu karena ibunya yang sakit.

Madi pun turun dari sepeda motornya dan mengajak Jaka duduk di dalam pos agar lebih enak, Jaka pun menceritakan semuanya pada Komandannya terutama sakit kepala ibunya yang begitu amat sakit, terlihat dari tingkah ibunya ketika pas kambuh.

"Nanti kerumahmu ya sepulang kerja, aku kepingin jenguk ibu mu" kata Madi setelah mendengar cerita Jaka yang agak ganjal baginya.

"Siap ndan" kata Jaka yang senang karena komandannya begitu peduli.

Waktu pun sudah menunjukkan pukul 23.00 dan pergantian shift pun tiba.

Setelah digantikan shift 3 semua anggota pun bergegas untuk apel pulang, apel pun di mulai dan seperti biasa Madu selalu memberi kata kata mutiara kepada anggotanya di waktu apel.

Setelah apel selesai Jaka pun menunggu Komandannya di tempat absen, namun Madi tak sendirian dia mengajak Paijan untuk pergi kerumah Jaka.

"Kenapa kamu gak pernah cerita Jak kalo ibumu sakit, kami semua khawatir, sebenarnya kami semua berniat pergi kerumahmu tapi berhubung malam malam jadi untuk sementara hanya aku dan komandan" kata Paijan setibanya di tempat absen.

Jaka pun terharu dan senang mendengar kalau semua rekan rekan nya begitu perhatian padanya, mereka bertiga pun langsung menuju kerumah Jaka.

"Assalamu'alaikum. ." ucap Jaka sambil mengetuk pintu.

"Wa'alaikumussalam. ." jawab Jesika sambil membukakan pintunya.

"Temen temen kakak ya, perkenalkan nama saya Jesika" ucap Jesika sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Iya dek kami temen temen dari kakakmu, kamu pinter sekali kelas berapa kamu ?" kata Paijan sambil menjabat tangan Jesika yang begitu lucu.

"Kelas 4 SD kak tapi ini masih libur panjang" kata Jesika.

Jaka pun meminta Jesika untuk mengambilkan minum Komandannya dan Paijan, lalu Jaka pun mengajak mereka menemui ibuknya.

"Eh udah pulang to Jak ?" tanya ibu Jaka yang melihat dian masuk kamarnya.

"Iya buk, ini temenku di pabrik, yang ini komandan saya, namanya Pak Madi kalo yang satunya Paijan sama sama anggota seperti saya buk" kata Jaka sambil duduk di samping ibunya.

"Terimakasih lo nak sudah mau jenguk ibuk, yah keadaan saya seperti ini dan sering agak pusing"

Mereka berempat pun saling mengobrol dan ibu Jaka terlihat senang karena Jaka memiliki teman teman yang baik.

Waktu pun menunjukkan pukul 12 malam dan ibu Jaka merasakan sakit yang begitu parah di kepalanya, seperti kemarin, Madi dan Paijan yang sangat peka masalah hal ghaib pun seketika merasakannya.

"Yan ibumu tiap tengah malam apa seperti ini ?" tanya Madi yang terlihat merasakan kejanggalan.

"Iya ndan, memang ibuk setiap tengah malam seperti ini, sudah saya bawa kemana mana tetap untuk hasilnya, gak ada perubahan" jawab Jaka.

Madi pun berbisik bisik pada Paijan dan mengatakan pada Jaka bahwa ibunya terkena. .

SANTET


CREATORS' THOUGHTS
BANG_JAI_ANIMATION BANG_JAI_ANIMATION

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C9
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login