Download App

Chapter 3: Chapter 3: Keanehan

Mentari pagi dengan malu - malu perlahan mulai muncul dari balik gedung - gedung pencakar langit. Udara segar mulai terhirup membuat suasana di pagi terasa sangat sejuk. Arthur menaiki bus khusus yang hanya mengantarnya ke sekolah.

"Hey, Arthur."

Gio, sahabat Arthur. Tanpa disadari ternyata dia sudah berada di dalam bus sejak Arthur masuk ke bus. Melihat sahabatnya itu Arthur melepaskan Headset yang sudah terpasang di telinganya sedari tadi.

"Gio."

"Boleh aku duduk disini?"

Arthur pun mengalah dengan malasnya Arthur bergeser ke sebelah bangkunya yang kosong.

"Ngomong - ngomong kau jadi nginep di rumah ku?" tanya Gio.

Arthur hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya bahwa dia akan menginap dirumah Gio. Cuman Gio teman satu - satunya Arthur yang dia miliki sekarang. Untung saja Gio merupakan orang yang baik, dia selalu membantu Arthur saat dia butuh bantuan.

Gio berasal dari keluarga yang kaya raya, ayah dan ibunya seringkali keluar kota untuk urusan bisnis. Maka daritadi Arthur berani untuk menginap di rumah Gio walau hanya satu hari saja.

"Kau tidak apa - apa?"

"Apa maksudmu?"

"Soal ibumu, apa kau tidak berpamitan padanya?"

"Tenang saja, aku bukan anak kecil lagi. Aku hanya menginap dirumah temanku, bukan untuk main keluar."

"Tapi bukannya kau dilarang buat pergi jauh dari rumahmu?"

Arthur terdiam seketika, Ibunya Zendaya memang melarangnya untuk pergi jauh dari rumah ataupun pengawasan ibunya. Zendaya hanya memperbolehkan Arthur untuk pergi ke sekolah, entah apa alasan Zendaya melarang - larang Arthur untuk tidak kemana - kemana tanpa seizin Zendaya. Dia selalu mengatakan kalau di luar sana banyak bahaya yang mengancam. Tapi itu dulu, sekarang Arthur sudah besar, dia sudah bisa melindungi dirinya sendiri tak perlu ada yang harus ditakuti.

Dia tidak bisa berbohong lagi pada temannya, sahabatnya ini sudah mengetahui segalanya tentang Arthur. itu semua karena Arthur selalu menceritakan itu semua padanya.

"Kau pasti sudah tahu kalau aku tidak bilang pada ibuku."

"Sudah kuduga, sebaiknya kau bilang pada ibumu tapi tenang saja biar nanti aku yang memberitahunya." ucap Gio.

Keluarga Arthur dengan Gio memang sudah dekat, Arthur sendiri tidak paham kenapa mereka bisa sedekat itu padahal Gio jarang sekali main ke rumah Arthur. Mereka bilang kalau orang tua mereka saling mengenal, entahlah hanya Arthur yang tidak tahu apa - apa tentang semua ini dan juga kehidupannya. Arthur juga tidak peduli akan hal itu.

Bus akhirnya sampai di sekolahan kami, semua murid turun dari bus satu per satu secara teratur. Kami berdua pun juga ikut turun dari bus mengikuti murid - murid dan memasuki kelas kami masing - masing.

Tak ada yang istimewa dari sekolah ini, sama dengan sekolahan lainnya.

Arthur langsung mencari kelasnya bersama dengan Gio. Kami menemukan kelas kami dan duduk ditempat masing - masing. Sama seperti pada umumnya, kelas kami juga selalu berisik saat guru belum datang ke kelas.

Selang beberapa waktu bel pun berbunyi, setelah itu Bu guru Sri masuk dan anak - anak lainnya yang berisik langsung diam. Kelas pun dimulai...

"Baiklah, apa sudah kalian paham dengan penjelasan barusan?"

Bu Sri baru saja selesai menjelaskan materi sejarah yang dia berikan barusan. Tapi tak ada yang mengerti sama sekali, murid - murid kelas semuanya terdiam tak ada jawaban.

"Arthur, bisa jelaskan apa yang barusan saya bicarakan tadi di depan?"

Tiba - tiba Bu Sri menunjuk Arthur, Arthur yang sedari tadi hanya melamun sambil memainkan pulpen terkejut.

"Eh? saya Bu?"

"Iya, kamu Arthur. Bisa kamu jelaskan siapa itu dewa Laut?"

Seketika tatapan Bu Sri berubah menjadi sangat tajam, senyumannya membuat Arthur merinding. Arthur terasa gugup untuk menjawabnya, bukan karena tidak tahu jawabannya tetapi Arthur gugup karena tekanan yang diberikan Bu Sri terhadapnya.

Arthur melihat sekeliling, melihat teman - teman sekelasnya yang hanya diam saja tak ada satupun dari mereka yang bergerak. Merasa ada yang janggal dengan situasi ini, Arthur menoleh ke belakang untuk memeriksa apa yang sedang terjadi namun dia di buat terkejut saat melihat mata teman - temannya yang hanya berwarna putih.

Mereka semua menatap kosong lurus ke depan, sama sekali tak ada yang bergerak, berkedip pun tidak. Seolah - olah ada sesuatu yang membuat mereka berhenti.

"Arthur, ada apa? kenapa kamu tidak menjawab pertanyaanku Arthur" tanya Bu Sri.

Semakin lama Arthur semakin mencuriga, dia tidak tahu mengapa teman - temannya begini, cuman dia dan juga Bu Sri yang bergerak. Dari mejanya Bu Sri berjalan mendekati Arthur yang sudah berdiri, dia merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi.

"Kau tidak bisa bersembunyi lagi Arthur, kau tidak bisa menyembunyikan identitasmu lagi, aku sudah tahu semuanya."

"Apa maksudmu?!"

"Jangan berpura - pura seolah tidak tahu."

"Jujur, aku sama sekali tidak mengerti. Bu Sri siapa kau sebenarnya?! apa yang telah kau lakukan?!" teriak Arthur.

Seketika Bu Sri berubah menjadi seekor monster yang memiliki sayap di pundaknya. semua tubuh dan juga wajahnya kini berubah menjadi seekor monster kelelawar yang besar. Dia terlihat seperti siluman manusia kelelawar.

"Apa ini?!"

Arthur semakin panik melihat perubahan wujud Bu Sri yang sangat mengerikan. Monster itu mengeluarkan suara dan terbang menyerang Arthur dengan kedua kakinya. Arthur langsung merunduk agar monster itu tidak mengenainya dan monster berakhir menabrak tembok kelas.

Melihat kesempatan itu Arthur segera bangkit dan keluar dari kelas, sayangnya monster itu lebih cepat dari perkiraan Arthur. Monster berhasil memblok jalan keluar Arthur.

"Kau tak bisa kemana - mana lagi, Arthur. Aku akan membunuhmu sekarang juga."

"Bu Sri, mengapa kau ingin membunuhku? aku tidak paham dengan semua ini."

"Jangan berbohong!"

Monster itu terbang lagi hendak menyerang, kali ini dia terbang dengan sangat cepat. Arthur langsung berlari dan berlindung di bawah meja guru. Tapi sayangnya hanya dengan sekali pijakan, meja itu hancur di hantam oleh monster tersebut.

Posisi Arthur kini sudah terpojok dia sama sekali tidak mempunyai celah untuk kabur. Matanya melihat sekeliling untuk mencari barang yang bisa dia gunakan untuk menyelamatkannya. Dia kemudian potongan kayu yang sudah hancur dan menggunakannya sebagai senjata.

"Kau tidak bisa lari kemana - kemana lagi, Arthur. Tak ada gunanya kau menggunakan kayu ini "

Dengan sekali tebasan sayap, monster itu menghancurkan kayu itu hingga terlempar menjadi serpihan.

Nyawa Arthur kini benar - benar dalam bahaya. Dia berjalan mundur hingga akhirnya tubuhnya menabrak tembok.

"Si-siapa kau sebenarnya?! apa yang kau mau ariku?"

"Apa kau benar - benar tidak tahu? Kau tidak diberitahu oleh ibumu?"

Arthur menganggukkan selama ini ibunya selalu merahasiakan sesuatu darinya dan Arthur sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Apa maksudmu?"

"Sepertinya kau benar - benar tidak tahu tentang hal ini."

"Tolong beritahu padaku apa yang sudah disembunyikan oleh ibuku."

"Hmmm, bagaimana ya? apa seharusnya aku memberitahunya?." Bu Sri berbicara pada dirinya sendirilah.

"Cepat katakan padaku, barusan kau bilang 'hal ini' apa maksudmu dengan hal ini?"

Arthur sudah tidak sabar lagi, dia benar - benar penasaran dan ingin tahu.

"Baiklah, lagipula kau juga akan mati, lebih baik kau mengetahui semua apa yang telah di rahasiakan oleh ibumu dan juga ayahmu."

"Ayahku?"

"Ya, benar. Ayah kandung sedarahmu bukan ayah tiri si pria dengan bau badan yang sangat bau, kami sangat kesulitan olehnya, kalau bukan karena dia kau sudah mati sejak lama."

"Eh."

Arthur terdiam seketika, dia masih mencerna apa yang barusan monster kelelawar ini katakan.

"Sudah tak ada waktu lagi, aku harus membunuhmu sekarang juga."

Monster itu mengeluarkan kuku jari kaki yang sangat panjang dan tajam kemudian mengarahkannya ke tubuh Arthur.

Jleb!

.

.

.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login