Download App

Chapter 2: Dipandang sebelah mata

"Mau ambil yang mana mbak?"

Seketika suara seorang pelayan toko mengejutkan gadis tersebut, dia bertanya kepada Alessia, menunggu gadis itu sejak tadi dengan perasaan tidak sabaran atas pesanan nya.

Bola mata pelayan toko itu terus memperhatikan gerak-gerik Alessia sejak awal gadis tersebut mulai masuk dan membuka pintu kaca di kafe tersebut.

Pelayan tersebut fikir gadis dihadapannya memang cantik, tapi penampilan biasa dengan sandal jepit nya membuat pelayan perempuan berusia 30 tahunan lebih itu sedikit mencibir dan memandang rendah Alessia.

Orang-orang yang masuk ke dalam toko bakery itu merupakan orang-orang dari kelas atas, bahkan rata-rata pelanggan di dalam toko bakery itu merupakan orang-orang penting dan kaya raya, berpenampilan glamour dengan berbagai macam kartu di tangan mereka dan yang jelas tidak membawa uang receh sama sekali, jadi memang sedikit aneh jika hari ini tiba-tiba saja ada orang-orang berpenampilan seperti gadis di depannya masuk ke dalam toko mereka tersebut.

Perempuan tersebut cukup ragu untuk berfikir jika kantong gadis tersebut cukup untuk membeli salah satu dari cake yang ada di dalam kaca etalase mengingat seluruh barang yang di jual di sana di bandrol dengan tarif yang jauh lebih tinggi daripada toko-toko bakery lainnya.

perempuan itu terlihat tidak sabar menunggu keputusan Alessia sejak tadi, sembari bola matanya terus menatap kearah gadis tersebut, apalagi bisa dilihat pengunjung lainnya sudah mulai berdatangan dan ingin dilayani sejak tadi.

Dia pikir seharusnya dia membiarkan teman nya yang melayani gadis tersebut dan dia bisa melayani para pelanggan lainnya.

"Bisa berikan kami keputusan yang mana? kita akan mengeluarkan cake nya dan mulai membuat nama yang di inginkan?"

Perempuan tersebut kembali bicara.

Seolah-olah sadar dia tidak dilayani dengan cukup baik karena kelas ekonomi dan penampilan nya membuat Alessia menjadi sedikit minder, gadis itu menunduk malu dan pada akhirnya memantapkan hati untuk memilih salah satu cake yang cukup menggoda matanya.

Sederhana tapi terlihat begitu manis serta penuh arti.

"yang ini bisa?"

Tanya nya dengan suara yang Begu lembut.

Saat Alessia menunjuk cake yang paling sederhana dan kecil semakin menambah penilaian pelayanan toko tersebut.

"Miskin dan tidak punya uang."

Itu yang terlintas dikepala nya.

Yah itu yang ada di atas kepalanya, orang sekelas gadis itu mana mungkin mampu membeli cake yang lebih besar dari pada cake kecil yang ada di hadapan nya itu.

"mau pakai nama apa?"

Tanya nya sambil memberikan sebuah kertas dan pulpen.

Cara pelayan toko tersebut sedikit tidak sopan, memberikan nya dengan tergesa-gesa kemudian tersenyum ramah dengan pembeli lainnya.

Alessia buru-buru meraih kertas tersebut dan mulai menulis nama serta kata-kata indah di atas kertas tersebut untuk nama serta ucapan yang akan di sematkan di atas kertas tersebut.

"ini saja"

Ucap Alessia pelan sambil menyerahkan kertas kecil itu secara perlahan.

Sejenak Perempuan itu melihat nama yang akan di tulis didalam cake berukuran kecil tersebut, perempuan tersebut hanya menaikkan ujung bibirnya, entah apa yang ada di pikiran perempuan sombong tersebut, dia lantas memberikan cake itu kepada pegawai yang lainnya.

Yang diberikan cake itu hanya mengangguk kan kepala, tidak banyak bicara dan langsung mengambil kertas kecil yang diberikan oleh teman nya itu, kemudian dia melangkah kedalam sambil membawa cake yang ada di tangan nya.

"Anda bisa menunggu sejenak disana"

pelayan itu bicara sambil meminta Alessia untuk duduk di barisan kursi para pengunjung, dia pikir gadis tersebut memang sebaiknya menunggu disana agar tidak mengganggu pemandangan dirinya.

Mendengar permintaan sang pelayan toko membuat Alessia menganggukkan kepalanya, gadis itu bergerak memutar, Menuju kearah belakang dan memilih salah satu kursi disana.

Duduk secara perlahan sembari bola matanya menatap satu persatu orang-orang yang datang.

Benar rata-rata pelanggan yang datang ke toko bakery and cake tersebut merupakan orang-orang yang hadir dengan penampilan tanaman menengah ke atas cukup berbanding terbalik dengannya yang berpenampilan begitu sederhana.

sejenak gadis itu menarik kedua kakinya, mencoba menyembunyikannya di belakang kursi karena malu dengan sandal jepit yang dia gunakan.

Gadis itu menghela pelan nafasnya, merasa cukup malu dengan penampilan sederhana nya saat ini, apalagi ketika dia sadar beberapa pasang mata menatap dirinya dengan pandangan yang sedikit tidak enak.

Alessia hanya menundukkan kepalanya sembari menunggu cake pesanan nya.

Cukup lama gadis itu menunggu di kursi tunggu hingga akhirnya cake yang dia inginkan datang, buru-buru gadis itu berdiri sembari dia bergerak mendekati ke arah kasir sambil tangannya merogoh kantong pakaian nya.

Gadis itu mengeluarkan uang yang ada di dalam kantong celananya.

Begitu melihat untuk yang diberikan Alessia seketika sang pelayan toko tadi langsung benar-benar menampilkan ekspresi kesal nya.

"Uang receh?"

Perempuan itu menghela kesal nafasnya.

"Sungguh merepotkan."

Batin nya lagi kemudian.

Setelah selesai menghitung dan memberikan bon pada gadis itu, sang pelayan sama sekali tidak melebarkan senyuman nya, membiarkan itu gadis tersebut langsung melesat pergi dari toko bakery tersebut.

Tapi ketika sampai di depan pintu kaca tanpa sengaja dia hampir menabrak sepasang suami istri.

"Upssss"

Sang suami berkata sambil mengangkat kedua telapak tangan nya Karena terkejut saat seorang gadis muda hampir menabrak dirinya.

Seketika mata mereka saling bertemu untuk beberapa waktu, Alessia langsung menundukkan kepala berkali-kali untuk meminta maaf.

Laki-laki berusia 40 tahunan lebih namun bergaya Sangat casual, terlihat masih begitu muda dan tampan dan memiliki bola mata yang begitu indah itu jelas menatap dengan pandangan tidak suka ke arah Alessia, dia mengerutkan keningnya sembari sedikit mengumpat.

"Oh shit, tidak kah dia memiliki mata?"

Tanya nya dengan perasaan kesal.

Melihat ekspresi suaminya, membuat istri nya menggelengkan kepalanya.

"sayang dia masih terlalu muda,masih seusia anak-anak kita, seperti Khalid"

Wanita disamping nya dengan wajah pucat dan berusia yang terlihat jauh lebih tua dari laki-laki itu bicara sambil menggelengkan kepalanya.

Alessia masih menundukkan kepalanya berkali-kali tanda meminta maaf.

Mendengar jawaban wanita itu membuat Alessia melirik sejenak ke arah wanita tersebut, ingin melihat dengan jelas wajah nya namun ternyata wanita itu keburu masuk ke dalam sana hingga membuat Alessia hanya bisa melihat punggung nya saja.

Alessia fikir orang kaya ada berbagai macam ragam yang tidak pernah bisa di pahami, tapi kebanyakan dari mereka memang benar-benar sombong, bisa mengumpat sesuka hati tanpa tahu perasaan orang lain.

Seperti suami wanita tadi.

Padahal jelas-jelas dia tidak sengaja dan sudah berkata Maaf, tapi masih saja dia mendengar umpatan di balik bibir laki-laki itu.

kemudian secara perlahan gadis tersebut langsung melesat pergi meninggalkan sepasang suami istri tersebut.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C2
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login