Download App

Chapter 2: DIVINE POWER DAN PENYIHIR KEGELAPAN

Damian bahkan sekalipun tak pernah menyangka bahwa dia akan menemui wanita seperti yang ada di hadapannya itu.

Wanita yang bisa menembus tembok saja sudah cukup membuatnya hampir kehilangan akal sehatnya, yang lebih gilanya lagi wanita itu bisa mengetahui nama dan juga seluk beluk kehidupannya yang sama sekali tak pernah dia ceritakan kepada siapapun.

"Damian Christoper. Anak pertama dari 2 bersaudara. Kau pindah ke Jepang karena mendapatkan beasiswa, kan? Kau juga sekarang sudah tidak masuk sekolah lagi karena sebuah insiden yang membuatmu hampir gila. Insiden itu ..." Tiba-tiba saja wanita itu pun menjeda ucapannya sambil Damian dengan menyermik. "Kau ... Mengabaikan sesuatu yang datang dari mimpimu kemudian hal itu berakibat fatal pada teman sekelasmu, kan? Kau ... Aku tahu betapa menyakitkannya semua itu. Maka dari itu, kau harus ikut denganku!" Wanita itu menegaskan sesuatu yang benar-benar membuat Damian semakin takut untuk menghadapi kenyataan.

"Kau gila! A-aku ... Aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang terus saja kau ocehkan itu. Aku ... Aku bukanlah orang yang seperti yang kau katakan. Aku sama sekali tidak pernah melihat sesuatu di dalam mimpiku dan juga mengalami hal seperti itu. Aku, aku memang sudah tidak sekolah lagi karena usiaku yang sudah mencapai 21 tahun. Jadi, kau jangan asal bicara!" Sanggahnya, akan tetapi wanita itu sama sekali tidak akan goyah dengan apa yang sudah ia inginkan.

Dia pun berjalan ke sana kemari kemudian sedikit berhenti ditumpukan sampah. "Hmm. Apakah ini yang kau bilang sekolah? Ruanganmu ini seperti sudah menjadi tempat sampah umum, mengerti? Kau sama sekali tak bisa membohongiku, Damian. Aku adalah penyihir tingkat 2. Bahkan kau sekarang berpikir bahwa aku adalah wanita gila yang sok tahu, kan?"

Deg!

"Bagaimana bisa ia mengetahui bahwa aku memikirkan hal seperti itu di dalam otakku?" Pikirnya di dalam hati sambil menatap ragu pada wanita yang ada di hadapannya.

Wanita itu kembali tersenyum. Tentu saja ia bisa membaca isi pikiran dari pria yang ada di hadapannya itu dengan sangat mudah, karena itu adalah keahliannya.

"Hehe, begini saja. Aku rasa, aku yang terlalu banyak bicara, akan tetapi sama sekali tidak memberitahukan siapa namaku. Perkenalkan, aku adalah Alena Houston. Mungkin kau sama sekali tidak mempercayai ini, akan tetapi kau benar-benar telah mendapatkan keuntungan karena aku yang mengajakmu masuk ke NINE EYES."

"Nine eyes, lagi-lagi wanita itu terus saja menyebutkan sesuatu yang sama sekali tidak aku ketahui. Aku sama sekali tidak pernah memimpikan hal seperti ini sebelumnya. Tentu saja, dari dirinya yang bisa masuk ke dalam apartemen ini dengan mudah, semuanya bisa dibuktikan bahwa dia adalah wanita yang mencurigakan dan juga berbahaya. Bagaimana kalau sebenarnya dia datang dari pihak musuh? Atuh jangan-jangan dia adalah wanita yang terus-terusan memberikan panggilan palsu tentang kiamat yang akan segera mendekat?" Pria itu terus membatin di dalam hatinya, tanpa mengetahui bahwa waktu terus saja berjalan dan sesuatu yang buruk akan segera terjadi.

Alena mulai tak sabaran. "Hey, Damian, apakah kau sama sekali tidak ada niat untuk ikut denganku?" Wanita itu mulai merasa gugup kemudian melihat sekelilingnya. "Aku tidak bisa menahan ini lebih lama lagi. Cepat, putuskanlah sekarang!" Katanya tak sabaran.

Damian tentu saja bingung saat itu. Akan tetapi niatnya tetap saja sama. "Aku tidak ingin pergi kemanapun apalagi dengan orang yang sama sekali tidak aku kenal. Aku akan-"

Brak!

Baru saja ia ingin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja seorang wanita dengan balutan tudung hitam itu, menghancurkan jendela apartemen Damian yang berada di lantai 12.

"Sial! Kita sudah terlalu terlambat untuk kabur saat ini. Damian, aku berjanji kau akan membalasku suatu saat nanti." Alena pun berlari ke hadapan Damian untuk melindungi pria itu.

Tap.

Tap.

Tap.

Suara tapak kakinya pun terdengar dengan jelas melangkah mendekati mereka.

"Hah! Alena! Kau hanyalah penyihir tingkat 2 akan tetapi kau berusaha untuk menghalangi jalanku? Sial! Kau sama sekali tidak ada apa-apanya dibandingkan sihir alami yang bisa aku keluarkan hanya dengan rapalan mantra yang keluar dari mulutku."

"Cih!" Wanita itu pun meludah sambil menggenggam tongkat yang sedang ia pegang. "Jangan terlalu sombong kau penyihir tua! Wajahmu boleh terlihat seperti wanita muda akan tetapi usiamu sudah tua, kan? Kita lihat saja, apakah kau bisa merebut pria ini dariku ataukah tidak." Alena menantang wanita itu dengan gigih.

Sementara Damian, dia saat itu masih tidak bisa membaca situasi apa yang sedang terjadi, hingga pada akhirnya wanita yang baru saja menghancurkan jendela rumahnya pun mengeluarkan mantra yang benar-benar mengerikan.

"Wahai kegelapan, kupanggil kau untuk singgah disini. Bawalah kematian yang paling menyakitkan untuk wanita ini. Dan berikan mimpi buruk yang paling mengerikan bagi pria yang ada di belakangnya." Selaras dengan selesainya rapalan mata yang ia ucapkan, tiba-tiba saja gemuruh pun datang dan angin dingin pun tak bertiup dengan kencang.

"Sial! Dia benar-benar mengucapkan mantra yang mengerikan."

"Hey! Apakah kau sudah gila membawa wanita seperti ini datang ke apartemenku? Lihat, dia sudah menghancurkan apartemen yang baru saja aku bayar biaya sewanya selama 1 tahun kedepan." Ketusnya kesal.

"Hey Damian, apartemen mu ini sama sekali tidak penting lagi sekarang. Karena jika aku mati di tangan wanita itu, maka dunia sama sekali tidak akan memiliki masa depan lagi, dan dengan kata lain kau juga akan sengsara di dalam dasar neraka."

"Hah!?" Baru saja pria itu hendak menyaring apa yang dikatakan oleh Alena, penyihir wanita itu segera memberikan tameng pada rapalan mantra yang dikeluarkan oleh penyihir kegelapan di hadapannya.

"Uggh! Mantranya ternyata lebih kuat daripada apa yang aku duga." Alena pun mengeluarkan sesuatu dari dalam bajunya. "Untung saja ketua sudah memberikan ini kepadaku." Kemudian mengeluarkan sebuah batu berwarna biru muda yang memancarkan cahaya keemasan. "Hyat!"

"A-apa?" Batu itu sontak memberikan Aura yang murni yang bisa menetralisirkan segala kejahatan dan juga kegelapan.

"Hah! Aku berani bertaruh bahwa kekuatanmu sama sekali tidak akan pernah bisa berkutik di hadapan jurus ketua ini. Dasar!" Cercanya, merasa bahagia dengan apa yang baru saja ia lakukan.

Sementara itu, Damian hanya bisa menonton apa yang tengah terjadi di hadapannya itu dengan mata yang sama sekali tidak berkedip karena merasa ketakutan sekaligus merasakan beberapa sensasi lainnya yang seperti menggelitik dadanya.

"Ada apa ini? Sensasi ini?" Tiba-tiba saja sesuatu pun terjadi. Batu yang baru saja mengeluarkan Divine power itu, perlahan-lahan mulai retak.

"T-tidak!"

"Haha! Apa yang aku katakan tadi, kekuatanku sudah jauh lebih besar daripada sebelumnya. Batu yang mengandung kekuatan suci sekecil itu, lama-lama juga akan tertelan oleh kegelapan ku."

Perlahan, kegelapan yang seperti menelan segala kemurnian itu tiba di hadapan Alena.

"Ahhhh! Tidak!" Kegelapan itu memberikan sakit yang luar biasa bagi Alena.

Damian sama sekali tak bisa melakukan apapun di sana. Dia terlalu takut untuk bertindak karena kejadian dari 3 tahun lalu yang benar-benar menguras segala emosi yang ada di dalam dirinya.

"T-tidak! Tolong JANGAAAANNNN!"

TRIIING!


Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login