Download App

Chapter 37: Dicegat Bandit 2

"Ya..., bagus...!, maju sekalian kalian berdua...!, agar aku tidak perlu berlama-lama mengirim kalian ke Alam Bawah!" kata Zang Lung sambil membaca pikiran mereka berdua.

Zang Lung melihat aura hitam pekat yang terpancarkan dari dalam tubuh kedua sosok pemimpin bandit tersebut yang menandakan niat membunuh mereka yang sangat besar terhadapnya, dan tanpa berpikir lama lagi dia segera mengerahkan seluruh kemampuannya untuk segera menyelesaikan pertarungan. Dengan menggunakan teknik tangan kosong Zang Lung mengerahkan kekuatan spiritualnya dikedua tangannya,...

"Tapak Dewa"

"Elemen Api"

Dari kedua telapak tangannya muncul api biru yang merupakan Api Phoenix yang sering dia gunakan saat berlatih kemampuannya dalam bidang Alkemis, kemudian disertai kekuatan spiritualnya dia mengirim pukulan kearah 2 sosok pemimpin bandit tersebut.

Hiiiaaattt...!,

Whhuuuzzz..., Dhhuuaarrr...,

Whhuuuzzz..., Dhhuuaarrr...,

Energi Spiritual yang dilesatkan Zang Lung ditambah dengan Kekuata Elemen Api, menyambar tubuh kedua pemimpin bandit itu sampai hangus terbakar dan meledak kemudian berubah menjadi kabut darah. Dari posisinya berada dia melihat ayahnya Zang Yun telah menghabisi 3 orang anggota bandit, sementara itu ketiga pamannya juga telah menewaskan 7 orang sehingga hanya menyisakan 4 orang anggota bandit lagi dan sementara dihadapi 1 lawan 1. Dengan selisih tingkat kekuatan yang telah berbeda Ranah Tingkat Kekuatan, maka dengan mudah Zang Yun, Zang Cian, Zang Ran dan Zang Fei menyelesaikan pertarungan mereka dengan menghabisi keempat orang anggota bandit hutan yang tersisa.

"Hahh..., bandit-bandit perampok para pemburu saat ini tidak ada lagi...!, sebaiknya sekarang kita kuburkan dulu mayat-mayat itu," kata Zang Yun kemudian dibantu ketiga saudara sepupunya dan Zang Lung menguburkan mayat para bandit tersebut dalam sebuah lobang.

"Bagaimana selanjutnya...?, apakah kita akan melanjutkan perjalanan atau beristirahat ditempat ini!" kata Zang Cian yang melihat hari mulai gelap karena sudah menjelang malam.

"Ya..., kita akan beristirahat saja disini...!, akan sangat beresiko menunggang kuda saat malam hari!" kata Zang Yun.

"Baik..., aku dan saudara Ran akan mencari kayu bakar untuk membuat api unggun!" kata Zang Cian kemudian pergi kepinggiran hutan untuk mencari kayu.

Zang Lung setelah mengalami pertarungan pertamanya melawan sosok manusia sedang menyendiri, dia merenungi pengalamannya saat tanpa sadar telah melenyapkan nyawa sosok manusia walaupun sepengetahuannya bahwa sosok manusia tersebut berniat akan membunuhnya. Sang ayah yang melihat situasi tersebut segera mendekati putranya dan sambil tersenyum dia mulai menenangkan perasaan Zang Lung,...

"Ada apa anakku...?, kenapa wajahmu terlihat seperti bimbang...?, apakahn ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu...?" tanya sang ayah.

"Eennmm..., iya ayah...!, tadi saat bertarung dengan kedua pemimpin bandit...?, aku sudah kelepasan dan tanpa sadar telah menggunakan seluruh kekuatanku sehingga keduanya tewas lenyap menjadi kabut darah...!, aku sendiri tidak menyangka bahwa kekuatanku sudah seperti itu...!" kata Zang Lung menjelaskan kegundahan hatinya.

"Iya...,, ayah sendiri juga kaget melihat seranganmu terhadap 2 sosok pemimpin bandit tersebut yang terlihat hanya seperti bermain-main tapi akibatnya sangat fatal buat mereka...!, sebenarnya kamu sudah berada ditingkat apa anakku?" kata Zang Yun ingin memastikan tingkat kekuatan putranya yang dia tahu sedang dirahasiakan oleh sang putra dari siapapun kecuali para gurunya.

"Maaf kalau selama ini aku belum memberitahukannya kepada ayah dan ibu...!, dan sesuai petunjuk dari guru-guruku rahasia ini hanya boleh diketahui oleh ayah dan ibu...!, tingkat kekuatanku saat ini sudah berada ditingkat Spiritual Kaisar tahap 10..., dan saat ini aku sedang menjalani penguatan jiwa dan pondasi tubuhku!" kata Zang Lung.

"Hmm..., kamu harus berhati-hati dengan kekuatanmu saat ini...!, karena tingkat kekuatanmu sudah berada jauh diatas tingkat kekuatan sosok terkuat dibenua putih ini yaitu kakek buyutmu si Pendekar Pedang Emas...!, dan perihal terbunuhnya 2 sosok pemimpin bandit barusan itu sudah menjadi takdir mereka..., karena didalam dunia kultivator jika menghadapi situasi seperti tadi hanya ada membunuh atau dibunuh...!, untuk itu kita harus bijak untuk menghadapi situasi seperti itu putraku...!" kata Zang Yun menjelaskan.

"Benar ayah...!, hanya saja tingkat kekuatan jiwaku mungkin yang masih lemah!, ahh..., aku harus giat berlatih lagi" kata Zang Lung.

"Percayalah...!, guru-gurumu akan setuju dengan tindakanmu...!, karena yang kita lenyapkan itu adalah mereka yang telah meresahkan banyak orang dan bahkan telah membunuh banyak dari para pemburu diwilayah tengah ini...!, dan kamu akan menghadapi ratusan orang seperti mereka diseluruh wilayah Benua Puth ini...!, untuk itu ayah berpesan agar kamu berhati-hati dan jangan pernah meninggalkan sisa-sisa benih kejahatan mereka..., karena sekali tersisa maka hukum balas dendam akan berjalan...!" kata Zang Lung menambahkan.

"Baik ayah...! aku akan selalu mengingat petunjuk yang ayah berikan ini"

Malam yang dingin membawa 4 sosok pemburu terlelap dalam tidur mereka, disisi lain terlihat seorang anak kecil yang berusia hampir 9 tahun sedang khusuk berkultivasi sambil mengevaluasi semua pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya. Dalam pikirannya bahwa salah satu tugas pentingnya adalah untuk menjaga keseimbangan yang berada di Alam Semesta ini, tapi selain itu dia juga tidak akan bisa membiarkan segala tindak kejahatan dan keangkaramurkaan merajalela didepan matanya. Dari pengetahuan yang telah diberikan oleh kedua gurunya yaitu Dewa Pengetahuan dan Dewa Obat, bahwa perlu sebuah kebijaksanaan yang harus diterapkan sebelum mengambil sebuah keputusan dan melakukan tindakan. Menjelang subuh dia terbangun dari kultivasinya kemudian melakukan pelemasan tulang dan otot dan segera membangunkan ayah dan ketiga pamannya untuk segera mereka melanjutkan perjalanan menuju Desa Kun Zang.

Dalam perjalanan pulang tersebut tidak banyak pembicaraan yang terjadi, karena masing-masing fokus dengan tali kekang untuk mengendalikan kuda tunggangan mereka yang dipacu dengan cepat agar sesegera mungkin tiba di Desa Kun Zang. Menjelang tengah hari mereka mulai memasuki wilayah Desa Kun Zang, dan dari kejauhan sudah terlihat gerbang desa yang berdiri kokoh menyambut kedatangan mereka. Sebelum berpisah menuju kediaman masing-masing Zang Lung memberikan ketiga pamannya sebuah cincin dimensi tingkat Dewa yang sudah mempunyai ruang khusus untuk mahkluk hidup sama seperti milik ayahnya Zang Yun, hal ini dimaksudkan agar ketiganya dapat menggunakan cincin dimensi tersebut untuk menyimpan hewan-hewan hasil buruan seperti kuda liar.

Zang Lung juga telah membagikan seluruh Inti Hewan yang diperolehnya saat melakukan perburuan kepada ketiga pamannya untuk diteruskan kepada anggota keluarga lainnya, tidak lupa dia menyimpan beberapa buah Inti Hewan tersebut untuk digunakan oleh Ibunya dan persiapan untuk sang adik yang telah mulai berkultivasi.

"Ibu...!, gunakan Inti Hewan ini saat berkultivasi..., sebuah Inti Hewan ini jika diserap Energi kekuatannya bisa untuk meningkatkan 1 tahap tingkat kekuatan..." kata Zang Lung sambi menyerahkan puluhan Inti Hewan kepada sang ibu.

"Bagaimana denganmu nak...?, apa tidak sebaikny Inti Hewan itu kamu saja yang menyerapnya...?, itu akan lebih berguna dari pada ibu yang tingkat kekuatan sekarang sudah ibu rasa sangat cukup...!" kata Lung Nie menjelaskan.

"Tidak ibu..., semua ini memang aku siapkan untuk ibu...!, dan masih ada sebagai persiapan untuk adik Ling nantinya..!" kata Zang Lung.

"Ohh..., begitu..., baiklah nak...!, akan ibu serap nanti saat berkultivasi...!"

Setelah menemui sang ibu dan adiknya Zang Ling, dia segera menuju pondok latihannya yang berada dibagian belakang paviliun keluarga mereka. Dari pengalamannya selama melakukan perburuan dan pertarungan nyata melawan para bandit hutan, Zang Lung merasakan masih banyak kekurangan dalam hal kemampuannya bertarung. Untuk itu dia berencana untuk membuat teknik-teknik bertarung baru berdasarkan pengalamannya itu, dalam keheningan malam dia mulai memikirkan jenis teknik yang akan dia buat baik teknik tangan kosong maupun teknik dengan menggunakan pedang.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C37
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login