Download App

Chapter 2: Episode 2

"Baiklah antarkan gadis itu kesini" setelah mendemgarkan titah dari asisten atasan nya ia pun langsung sedikit membungkuk dan segera melenggangkan kaki berbalik arah melakukan titah sang asisten atasan nya dengan segera.

Di bawah sana sudah ada riuh piuh entah apa yang sedang terjadi. ia pun begegas pergi menyusul suara berasal.

"Nona Rani" suara sekertaris, suara sang sekerttaris mampu memberhentikan perdebatan mereka.

"Nona Rani mari ikut saya ke ruangan pak Rayhan" ajak nya setelah ia bisa menguasai diri bagaimana tidak akibat ia lari dari pintu live dasar sampai di lobi itu memang bisa dikatakan cukup berjarak.

"Anda Siapa? dan apakah anda yang dikirim kan Rayhan untuk menjemputku? " tanya nya.

"Nama saya Ana nona, sekertaris tuan Rayhan dan memang benar nona, saya diperintahkan oleh tuan Rayhan untuk menjemput Anda" jawab nya lagi.

"Mari nona, kita bisa pergi sekarang" ajak nya lagi.

"Ayo" ia pun mengikuti langkah seorang wanita yang mengaku sebagai selertaris dari pria yang waktu itu bertemu dengan nya.

Setelah pintu live terbuka tepat nya di lanta no 28. ia masih terus mengekori nya, sampai tiba di depan sebuah pintu ia pun mengetuk pintu terlebih dahulu memberi tahu bahwa ia sudah membawa gadis yang dibawah tadi.

Tok tok tok, "Tuan, nona Rani sudah ada didepan pintu"

"Suruh ia masuk kedalam" suruh nya dari dalam ruangan.

"Nona Rani anda dengar sendiri bukan, Tuan Rayhan menyuruh anda masuk" katanya seraya mengulang apa yang dikatakan oleh atasan nya.

"Yasudah ayo kita masuk bersama kak, emm?" Ucapan nya terpotong oleh ucapan sang sekertaris.

"Alleya, Nama saya allea nona.. anda bisa memanggil saya dengan nama lea dan ya saya ingin meminta maaf karena saya tidak bisa menemani anda masuk kedalam ruangan tuan Rayhan karena saya masih memiliki banyak hal yang harus saya lakukan nona. Sekali lagi saya minta maaf nona, dan anda tidak perlu khawatir nona tuan Rayhan bukan lah orang yang buruk jadi anda tidak perlu khawatir"

"Kalau begitu saya permisi dulu nona. Jika anda ingin mencari saya, ruangan saya ada disebelah sana nona." Ucapnya memberi tahu lalu ia sedikit menunduk lalu berbalik arah menuju ruangan nya.

Baru saja ia ingin mengucapkan barang terimakasih tapi saat ia ingin memanggil nama seorang wanita yang baru saja berbalik arah dan memperkenalkan diri nya dengan nama Lea, tapi ada suara pintu yang dibuka, deg. Jantung nya berdegub kencang, entah lah ia sekarang merasa sangat gugup.

"Mari nona, saya datang untuk menjemput anda" ucap nya seraya membuka pintu lebih lebar lagi.

Entah apa yang ia rasakan, ia hanya perlu bicara tentang kesepakatan saja bukan, maka dari itu ia hanya mengikuti langkah kaki di depan nya.

Begitu ia masuk tatapan tajam dari Rayhan langsung menyambutnya, namun untung lah Rani dalam keadaan kepala yang menunduk.

"Baiklah will, kau bisa keluar sekarang" suruh sang atasan dengan tatapan yang tajam nan nyalang. Tentu saja karena tak ingin dibantah.

"Will segera lah kau keluar" perintah Rayhan dengan nada tak ingin dibantah. Sementara Rani tak bisa melakukan apapun ucapan tadi refleks karena tidak ingin hanya berdua saja dengan Rayhan, entah mengapa ia merasa Rayhan yang ia temui kali ini berbeda dengan pertama kali mereka bertemu.

Setelah Rayhan keluar dan hanya mereka berdua didalam ruangan Rayhan, oh ya ampun ia sangat gugup sekarang rasanya sangat canggung bagai orang yang tak saling mengenal. Tapi bukankah mereka memang tak saling mengenal.

"Haruskah aku memanggil mu nona Rani" kata Rayhan mendapati tamu nya ini hanya berdiri sambil menunduk entah apa yang ada dibawah sana, ia merasa sangat kesal. Responnya hanya mendongak kan kepala nya walau hanya sebentar, Rayhan begitu memperhati kannya membuat ia merasa semakin gugup.

Rayhan terpaksa menurunkan ego nya sedikit ya, hanya sedikit saja tidak masalah bukan.

"Baiklah Rani mari ikuti saya" titah nya membawa tangan nya menarik tangan milik Rani mengingat bahwa ia juga tak berdiri jauh dari nya jadi tak akan kesusahan untuk meraih tangan kecil milik Rani. Membawa dan menarik tangan itu yang tentu saja dengan pemilik nya yang mengikuti ke arah sova dekat meja kerjanya. Membawa gadis itu untuk duduk.

"Jadi Rani apa yang membawamu kemari?" Tanya Rayhan ia merasa sangat tidak sabar yah walaupun ia sudah tahu pasti alasan nya tidak jauh dari percakapan nya tempo hari.

"Bolehkah aku bertanya" Tanya Rani berupa gumaman yang bahkan ia sendiri tak yakin bakwa Rayhan akan mendengar nya. Namun ternyata ia salah ketika Rayhan menyahuti pertanyaan nya.

"Tentu saja kamu harus bertanya Rani. Dan apa suaramu bisa lebih besar lagi, aku bakan yakin jika semut ataupun nyamuk yang lewat tidak bisa mendengar suaramu itu.

Rani tercengang dan mendongak dan menatap wajah Rayhan agak lama, ia tak menyangka bahwa orang yang berwajah datar dan dingin seperti Rayhan teryata bisa bercanda juga ha ha. Ia tahu bahwa ini ia lakukan agar mereka tak terlalu canggung dengan mengurangi sedikit kecanggungan.

"Maaf" cicit Rani. Sebelum Rani ingin menjelaskan Rayhan segera memotong nya.

"Dan ya aku saya katakan agar kamu tidak mengulangi nya lagi, untuk selanjut nya jika kamu berbicara kepada seseorang cobalah untuk menatap orang nya, dan bukan nya menatap lantai, dan saya tidak suka jika ada lawan yang bernicara dengan ku tapi ia tidak menatap ku, apa kamu tahu kalau itu tidak sopan. Jadi biasakan lah jika berbicara kepada seseorang untuk menatap orang nya minimal wajah nya, ngomong ngomong wajahku juga tidak buruk untuk dipandang. Bukan kah aku tampan nona Rani, sebenar nya aku tidak tahu tapi banyak wanita yang bilang begitu padaku" ucap nya dengan panjang bak wejengan yang diberikan oleh ayah nya.

Ya ampun demi apapun ia kini tak percaya dengan kalimat yang didengar nya benarkah pria dewasa dengan tampang datar dan dingin ini yang mengatakan nya.

Ia sampai menepuk nepuk pipinya yang tak bersalah untuk meyakin kan benarkah pria didepan nya yang mengatakan nya.

Dan ternyata, Auuuh sakit ternyata aku sedang tidak berhalusinasi sejak pria tadi berbicara tadi ia menatap wajah nya bukan, kukan wajah nya namun bibir nya yang terus bergerak entah mengapa ia merasa sangat kesal baru bertemu dengan nya tapi mengapa ia diceramahi seperti ini.

Sang asisten pribadi pun segera berbalik arah hampir menuju pintu. Yah Hampir karena tak lama kemudian Rani pun bersua,

"Kak Will tunggu" ucapnya will pun secara reflek langsung menghentikan langkah kakinya.

"Hei gadis kecil, kenapa kau menghentikan will, biarkan dia keluar, lagian bukankah kau ingin bicara denganku,, jadi biarkan saja will keluar" ucapnya seraya berjalan kearah gadis yang sedari tadi terus menunduk entah ada apa dibalik keramik yang dilapisi permadani.

Bersambung...❣

Kepoin Terus yuk Ceritanya..❣

Jangan lupa tinggalin jejak ya guys..❣


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login