Download App

Chapter 2: Chapter 2 - Hari dimana semuanya dimulai

"Dan itulah yang terjadi selama satu jam tadi. Aku sangat menyesali apa yang sudah aku lakukan. Tapi mau bagaimana lagi, semua itu sudah terjadi."

Aku berjalan mundur dengan perlahan.

"Tapi kenapa aku bilang aku akan mati sekarang? Kalian pasti penasaran bukan? Sekarang aku jelaskan kenapa aku berkata seperti itu."

Aku berjalan mundur dengan perlahan.

"Setelah aku menyentuh pendan dengan cahaya merah muda tadi. Aku langsung pingsan. Tapi aku tidak terjatuh atau bagaimana. Aku hanya kehilangan kesadaranku dan langsung tersadar tidak lama setelah itu. Yang jadi masalah adalah setelah aku sadar."

Aku masih berjalan mundur dengan perlahan.

"Karena setelah aku tersadar. Tepat didepanku, berjarak mungkin hanya dua meter. Makhluk menyerupai manusia dengan warna kulit hijau berdiri didepanku dengan sebuah pedang ditangannya."

"Kalian tahu bukan kalau aku hanya pria bisasa, normal dipandang dari sudut manapun. Dan aku bangga dengan keadaan ku yang normal. Jadi kalau ditanya apakah aku akan bisa melawan makhluk hijau ini. Jawabannya adalah mustahil. Aku akan mati jika aku mencoba melawan makhluk ini."

Aku masih berjalan mundur demgan pelan. Hingga aku mendengar suara yang sudah tidak asing di telingaku.

'Lompat ke arah kiri'

Suara wanita itu memberiku instruksi.

Dan setelah itu, seketika makhluk hijau itu melompat ke arahku. Tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku menuruti ucapan suara itu.

Aku langsung melompat kearah kiri. Dan bukan hanya melompat, aku langsung berlari setelah itu, hingga akhirnya dinding menghalangi jalanku.

Aku tidak tahu apa lagi yang harus aku lakukan. Dan aku langsung membalikkan tubuhku karena aku mendengar suara dibelakangku.

"Uurrgggaaa...!!!"

Aku melihat makhluk hijau itu berlari kearahku.

'Master. Lompat ke arah kiri.'

Tanpa berpikir panjang, aku langaung melompat untuk menghindari serangan makhluk hujau tadi. Tapi aku tidak tahu kenapa, makhluk hijau itu tidak memperdulikan apa yang ada didepannya dan langsung melompat. Aku yang melompat akhirnya bisa menghindar, dan makhluk hijau tadi menabrak dinding dengan keras.

'Master, ambil pedang itu dan bunuh makhluk didepanmu'

Aku seketika terdiam setelah mendengarkan apa yang suara itu katakan.

'Membunuh?'

'Apa aku bisa melakuaknnya?'

'Tidak mungkin'

'Aku tidak mungkin bisa melakukannya.'

'Master'

Aku tidak menjawab karena pikiranku dipenuhi dengan kata membunuh. Dan karena hal itu aku tidak fokus dengan makhluk hijau tadi.

'Master! Lompat sekarang!'

Aku seketika tersadar karena suara teriakan. Dan disana aku tersadar, aku bisa melihat makhluk hijau tadi melompat dan mengayunkan pedangnya. Aku terkejut dan melompat, tapi karena aku terlambat, ayunan pedang makhluk itu mengenai tangan kananku.

Rasa sakit langsung menghujani tubuhku. Seketika aku menangis setelah merasakan itu semua.

'Master, lompat ke belakang dan berlari secepat mungkin!'

Aku tidak perduli dengan apapun dan langsung berlari menjauh dari makhluk hijau tadi.

Aku berlari...

Berlari...

Berlari...

Dan terus berlari hingga tembok menghalangi jalanku lagi.

'Master, lompat ke kanan'

Aku tidak perduli dengan apa yang terjadi di belakangku dan langsung melompat kekanan. Setelah itu aku mendengar rintihan kesakitan. Seketika aku menoleh, makhluk hijau itu menghantam tembok lagi.

'Master. Ambil pedang itu dan bunuh makhluk itu.'

Aku masih merasa kesakitan. Aku masih merasa takut. Aku masih merasa bingung.

Tapi...

Ada satu hal yang pasti didepan mataku. Makhluk hijau ini berusaha untuk membunuhku. Dan jika aku tidak melakukan apapun, aku akan mati.

Seketika aku teringat dengan tulisan yang ada di layar komputerku. "You are Dead" Iya, aku mati dalam game yang aku mainkan tadi. Tapi, walau seperti itu, aku masih bisa mengulangi permainan itu.

Tapi ini bukan pemainan. Aku tidak tahu kenapa aku bisa memastikan ini semua nyata. Apakah dari dinding yang aku lihat. Apakah dari lantai yang aku sentuh. Apakah dari udara yang aku hirup. Apakah dari rasa sakit yang aku rasakan. Aku tidak tahu.

Yang pasti adalah. Jika aku tidak membunuh makhluk ini. Aku akan akan mati. Dan aku tidak mau mati. Aku belum siap mati.

Karena itulah. Aku berjalan menghampiri makhluk hijau itu dan mengambil pedang yang tergeletak di sampingnya.

Dan setelah aku memegang pedang itu.

'Tusuk kepalanya'

Tanpa banyak pikir, aku menusuk kepala makhluk hijau itu.

Setelah itu, sebuah panel persegi muncul didepan ku. Tapi aku tidak perduli dengan panel itu. Karena semua yang terjadi sudah memenuhi pikiranku dan akhirnya aku pingsan.

*

"Arrggg..."

Aku mencoba menggerakkan tubuhku walau aku merasa sakit setiap kali aku melakukannya.

:Seluruh tubuhku terasa sakit. Dan mataku tidak bisa terbuka.'

Aku merasa ada kejanggalan dengan apa yang terjadi sekarang.

Tubuhku terasa sakit, itu wajar karena aku berlari dan melompat tidak seperti biasanya. Aku biasanya hanya berjalan dan duduk bermain game. Jadi setelah aktifitas berat seperti ini, itu wajar kalau tubuhku terasa sakit.

Mataku tidak terbuka. Ini sedikit salah. Bukan tidak terbuka, tapi tidak bisa terbuka, atau mungkin sulit untuk terbuka. Dari tadi aku berusaha untuk membuka mata. Tapi hasilnya nihil. Aku merasa ada sesuatu yang menutupi wajahku sehingga mataku sulit untuk terbuka.

Dan bicara soal sesuatu yang menutupi wajahku. Sesuatu yang lembut dan empuk berada di bawah kepalaku. Lebih tepatnya sesuatu yang lembut dan empuk menjadi alas kepalaku, menjadi bantal untuk kepalaku.

Sebetulnya ini nyaman sekali, aku merasa sangat nyaman dan ingin tidur lagi. Kalau memang surga itu ada, bantalnya mungkin seperti yang aku rasakan sekarang. Sungguh-sungguh "Bantal dari Surga".

Dan jangan lupa dengan sesuatu yang menutupi wajahku. Benda ini juga sangat lembut, dan juga berbau harum. Membuatku merasa tetap ingin menutup mataku. Kalau ini mimpi, tolong jangan bangun dulu, biarkan aku menikmati ini semua sedikit lebih lama.

Aku menghirup udara dengan keras agar aku bisa lebih menikmati keharuman benda yang menutupi kepalaku.

'ehehehehe'

Dan setiap aku menghirup dengan keras, dan menghela nafas dengan keras. Aku mendengar suara tawaan dari suara wanita yang memanggilku "Master".

Aku sebetulnya ingin menanyakan sesuatu kepada suara itu. Tapi sekarang mulutku tidak bisa terbuka lebar.

'ehehehe'

'Lagi pula kenapa dia tertawa setiap kali aku bernafas ini?'

Aku tetap menghirup dan meniup dengan keras walau setiap kali aku melakukan, aku mendengar suara itu tertawa.

'ehehehe... Karena aku merasa geli setiap kali anda melakukannya, Master.'

'ehehehe...'

'eh...'

Dia tadi menjawab.

'Kenapa dia bisa menjawab?'

Aku tidak bicara sama sekali.

'Apa jangan-jangan dia membaca pikiranku!'

Aku masih menghirup dan menghela nafas dengan keras.

'ehehehe... Aku tidak membaca pikiranmu Master. Tapi ini disebut telepati. Master hanya perlu menambahkan keinginan untuk bicara kepadaku, maka apa yang master pikirkan akan terkirim kepadaku.'

Aku masih menghirup dan menghela nafas dengan keras.

Jadi yang suara ini maksud adalah kalau aku berpikir tidak biasa, dia tidak akan bisa mendengarkanku. Tapi, jika...

'aku berharap untuk bisa bicara denganmu, dan aku memikirkan sesuatu disaat yang sama, kamu akan mendengar apa yang aku pikirkan?'

'ehehehe... Iya master, seperti itu.'

'Ohhh... Jadi aku tidak perlu membuka mulutku.'

'ehehehe... Iya, anda tidak perlu membuka mulut anda kalau anda ingin bicara denganku.'

'Aku tidak tahu apa yang terjadi sekarang. Tapi yang jelas, kenapa kamu tertawa setiap kali aku bernapas?'

'ehehehe... Aku merasa geli master. Payudaraku terasa geli setiap kali anda menghirup udara dan menghela nafas.'

'Payudara?'

'ehehehe... Iya, payudara ku.'

'ehehehe...'

Aku seketika terdiam. Walau aku masih menghirup dan menghela nafas dengan keras.

Dia merasa geli setiap kali aku bernapas. Dan yang terasa geli adalah payudaranya. Dengan kata lain, aku menghirup udara dan menghela nafas tepat di payudaranya. Dan kesimpulannya adalah.

~Yang menutupi kepalaku sekarang adalah payudara dari suara wanita yang aku dengar~

'ehehehe... Kalau anda ingin melakukannya, anda bebas melakukannya master. Aku tidak akan menolak. Karena seluruh jiwa ragaku adalah milik anda.'

'nonononononono... Tidak bisa seperti itu juga kali! Nope. Ini tidak penting sekarang. Yang penting adalah posisiku sekarang!'

'Jika aku bernapas tepat dipayudaramu. Jangan bilang kalau dibawah kepalaku adalah...'

'ehehehe... Iya master. Kepala anda sekarang ada dipangkuanku.'

'ehehehe...'

'UNBELIEVABLE'

'Saya tidur di pangkuan seorang wanita selain ibuku!'

'I CAN DIE WITHOUT REGRET NOW!!!'

'eh...'

'ehhhhh.... Tolong jangan mati Master! Aku baru saja terbangun dari tidur selama puluhan ribu tahun. Aku baru saja terbangun aku tidak mau tertidur lagi!'

Tubuhku terguncang sedikit keras seirama dengan sedikit kemarahan dari suara wanita itu.

Huhf... Ini semua sudah bisa dipastikan. Suara wanita yang dari tadi aku dengan ternyata bukan halusinasi. Dan semua yang terjadi tadi juga bukan halusinasi.

'Baiklah-baiklah, aku tidak akan mati. Jadi jangan goyongkan tubuh ku! Aku masih sedikit merasa sakit disini.'

Seketika tubuhku berhenti terguncang.

'Maaf master.'

Huhf. Sebetulnya siapa wanita ini, dan kenapa dia memanggilku master?

'Bisa aku bertanya sesuatu?'

'Boleh saja master, tanya apa saja yang ingin anda ketahui. Tinggi badanku 175, beratku 65kg, ukuran payudaraku 99cm.'

'Okay, aku tidak begitu butuh informasi itu. Tapi terima kasih sudah memberitahu. Sekarang aku mau memberikan pertanyaan yang sebenarnya.'

'Kenapa aku tidak bisa bergerak sama sekali?'

'Tubuh master sangat lemah. Anda hampir mati hanya dari melawan satu hob-goblin. Jadi sekarang saya menggunkan sihir untuk menyembuhkan tubuh anda.'

Aku seketika terkejut mendengar jawaban wanita itu.

'Okay, banyak pertanyaan baru muncul sekarang.'

'Tanyakan saja master. Semakin banyak pertanyaan yang anda tanyakan, semakin lama pula kita dalam posisi seperti ini, dan semakin lama pula aku bisa menikmati tubuh anda. ehehehe...'

'Sepertinya aku mendengar informasi yang tidak seharusnya.'

'Tidak master. Tidak ada informasi yang tidak perlu anda ketahui. Karena suatu saat anda akan mengetahui segalanya.'

'Sudahlah, kita bicarakan masalah itu nanti saja. Sekarang, pertanyaanku adalah. Kenapa kamu memanggilku master? Melihat dari arti kata master, bisa diartikan kalau kamu budak atau bawahanku bukan?'

'Kalau kita bicara dari arti kata "Master". Anda memang tidak salah. Tapi, saya bukanlah budak atau bawahan anda. Tapi, saya adalah milik anda. Dari seluruh jiwa dan seluruh raga yang saya miliki. Semua itu adalah milik anda. Harapan anda adalah keinginan ku, keinginan anda adalah perintah bagi ku, dan perintah anda adalah jalan hidup bagiku.'

'Oh... Intinya kamu akan melakukan apapun yang aku mau dan apapun yang kamu lakukan adalah untuk ku?'

'Iya master.'

Aku bisa merasakan keseriusan dari apa yang dia ucapkan. Jadi aku bisa memastikan kalau wanita ini tidak berbohong sama sekali.

'Baiklah, aku percaya dengan apa yang kamu katakan. Untuk sekarang.'

Aku merasa ada sesuatu yang lembut membelai tubuhku. Tapi aku tidak tahu apa itu. Yang jelas tubuhku merasa nyaman setelah itu.

'Sekarang, bisa kamu perkenalkan dirimu.'

'ehehehe... Master, bukankah seharusnya anda menanyakan ini terlebih dahulu sebelum anda bertanya hal lain tadi?'


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login