Download App

Chapter 2: A New Life

"Savior?". Kataku sembari bingung atas apa yang ia katakan.

" Benar, dirimu adalah Savior yang dipanggil dan terpilih oleh Malaikat agung Metatron ". Kata Malaikat itu sambil dia menundukkan kepalanya sedikit kearah ku, karena secara tinggi badan dia memiliki tinggi dua kali lipat dari ku.

Aku balik melihat nya juga sebelum dia mengatakan dengan suara yang terdengar seperti memantul dan menggema di dalam Helm nya. " Aku tau dirimu bingung dengan semua ini, namun perkenalkan terlebih dahulu bahwa nama ku adalah Gabriel". Katanya sambil dia memberikanku pose seperti memperkenalkan diri ala etiket bangsawan Eropa.

Gabriel, nama nya sama mempesonanya dengan bentuk tubuh serta kenampakan nya, dia berjalan menghampiri diriku yang masih terdiam dan menepuk pundakku dengan lembut seraya berkata. "Jangan khawatir, semuanya akan baik baik saja untukmu". Dengan nada yang lembut.

Gabriel menuntunku, langkahnya tegap dan aku bisa mendengar suara decitan sepatu besi nya yang menapak tanah di setiap langkah kaki nya. Ia menuntun ku menyuruhku untuk mengikuti nya menuju ke sebuah tempat yang aku sendiri tidak tahu.

"kamu kesini karena kamu meninggal dan alasan kenapa kamu bisa masuk ke dalam Paradiso adalah karena dirimu meninggal karena alasan yang baik, tidak banyak orang yang rela mempertaruhkan nyawa nya untuk menyelamatkan seekor kucing". Katanya sembari berjalan ke arah yang lurus kedepan.

".awalnya aku ingin memasukkan mu ke Paradiso. Namun malaikat lainnya berkehendak berbeda yaitu dengan memberikan mu hidup kedua di dunia yang baru".

Malaikat lainnya? Artinya bukan hanya Gabriel yang ada disini, melainkan juga ada malaikat malaikat lain yang juga memiliki kedudukan sama atau setara dengan Gabriel hingga mereka bisa mematahkan niat Gabriel. Sepertinya ini memang Paradiso yang benar benar disusun sedemikian rupa hingga memiliki sistem hierarki yang tertata dengan baik, aku bisa belajar dari sini jika aku dikirim ke kehidupan yang baru. Kemudian aku melangkah dengan kaki yang agak gemetar, mengenai dengan bagaimana cara aku menahan aura dari Gabriel ini yang sangat mencekam dan memukau dalam waktu bersamaan.

Mata ku terpaku pada sebuah benda yang Gabriel letakkan tidak lama setelah aku melangkah, benda itu berkilau dengan ujung yang panjang dan juga sebuah gagang dari kayu yang dilapisi seperti marmer. Ini adalah pedang, pedang yang bersinar berwarna kuning keemasan dan memancarkan aura kehidupan serta aura kekuatan yang sangat menyilaukan, tak lama setelah itu Gabriel berjalan ke arah ku seakan ida ingin menunjukkan sesuatu, dia mengatakan bahwa pedang ini adalah salah satu pemberian untukku dalam perjalanan ku menuju ke dunia lain dengan kehidupan yang baru, sebuah pedang artinya bahwa kehidupan baru ku akan benar benar berada di dunia yang masih zaman seperti zaman kerajaan dan era fantasi, aku jadi berfikir bagaimana jadinya jika ada senjata api di dalam dunia itu ya...

Kemudian Gabriel melangkah sedikit ke belakang ku dan dia menengadahkan kepalanya yang ditutupi helm, bersinar dan berkilau diterpa cahaya yang datang dari segala arah, dia berkata

"Aku harap tidak ada yang terulang seperti periode lalu".

Aku tidak terlalu mendengarkan apa yang ia katakan, namun sepertinya dia mengungkapkan suatu kejadian yang pernah terjadi sebelum diriku.. Apa mungkin ada orang lain yang pernah di reinkarnasi setelah kematian dan dipindahkan ke dunia lain, aku berfikir sejenak dan kemudian kembali menatap ke arah pedang itu dengan pikiran yang agak kosong.

Tidak lama berselang, seakan aku seperti bulu yang diterbangkan.. Pikiran ku melayang kesana kemari entah mengapa, aku tidak merasakan tubuhku seperti ingin pingsan ataupun tubuhku terasa ringan, namun hanya pikiran ku yang rasanya melayang.. Sekilas aku mendapatkan penglihatan mengenai apa yang terjadi saat aku mati, penglihatan mengenai dunia ku.

Aku berencana untuk mengambil pedang itu, namun Gabriel memutuskan untuk mengurungkan niat nya dalam memberikanku pedang itu. " Hmm.. Aku rasa aku membuat kesalahan dengan memberikan mu sebuah pedang, akan lebih baik jika dirimu diberikan sebuah buku".

Buku, buku apa yang dimaksud oleh Gabriel sampai ia mengubah pikirannya dan memberikan ku sebuah buku yang pada awalnya dia ingin memberikan ku pedang ini. Tangan ku yang hampir meraih pedang itu pun kembali aku tarik karena Gabriel tidak jadi memberikannya pada ku.

"Buku? Buku seperti apa". Kataku bertanya kepada Gabriel.

" Dirimu adalah seorang yang suka membaca di kehidupan sebelumnya. Jadi akan lebih baik jika memberikan mu sebuah buku yang akan sangat membantu dirimu dalam perjalan di dunia Baru". Setelah Gabriel mengatakan itu maka aku memahami apa yang ia pikiran mengenai diriku yang suka membaca.

Diriku hanya mengangguk saja apa yang Gabriel katakan karena aku yakin bahwa keputusannya adalah hal yang baik bagiku. Kemudian aku bertanya kembali kepadanya. "Buku apa yang anda maksud untuk diberikan kepadaku? Apakah itu semacam buku sihir?".

Gabriel menganggukkan kepalanya dengan pelan, namun ia menjawabnya dengan tambahan kata lain. "Itu memang buku sihir, namun lebih dari itu bahwa buku itu memiliki sebuah pengetahuan yang akan sangat berguna bagimu dalam menjelajahi dunia Baru. Pastinya sebuah buku yang akan aku berikan padamu ini akan memunculkan pengetahuan jika kamu ingin mengetahuinya".

Sebuah buku yang benar benar sangat berguna, aku tersenyum sedikit karena aku senang bahwa aku mendapat benda yang cocok dengan diriku dan disamping itu aku akan hidup lagi sesuai seperti yang dikatakan Light Novel dan Cerita isekai dari anime yang aku tonton. Namun aku menyadari satu pola yang selalu ada didalam cerita cerita tersebut yaitu bahwa diriku atau protagonis yang dihidupkan kembali ke dunia baru akan diberi tugas untuk mengalahkan Raja Iblis maupun tugas tertentu.

Lantas aku bertanya kepada Gabriel mengenai hal itu dan tugas apa yang akan diberikan kepadaku. " Aku akan hidup kembali di dunia baru, lantas tugas apa yang diberikan kepada ku di dunia baru tersebut?". Setelah aku bertanya seperti itu ke Gabriel, ia menggeleng.

"Tidak ada, Malaikat agung Metatron hanya ingin dirimu untuk hidup di dunia baru tersebut. Tidak peduli kehidupan apa yang kamu jalani tapi yang terpenting adalah kamu hidup disana". Setelah Gabriel menjawabnya dengan kata kata itu maka aku pun terkejut dan memikirkan bahwa kemungkinan diriku menjadi penjahat dan menguasai dunia tanpa mendapatkan hukuman maupun larangan dari Dewa ataupun Malaikat adalah mungkin, namun aku tidak tertarik dengan hal seperti itu karena akan sangat merepotkan jika harus menguasai dunia.

Aku mengangguk dengan paham dan bersiap untuk menerima buku yang sudah ada di depan ku. Tadinya benda yang diletakkan disana adalah sebuah pedang, namun sekarang aku melihat sebuah buku yang berwarna putih dan dilapisi dengan ornamen berwarna emas.

Aku menyentuhnya, rasa dari buku itu terasa ringan saat menyentuh tangan ku. Meskipun aku melihat banyaknya halaman yang ada di dalam buku itu namun buku itu terasa sangat ringan saat aku pegang seakan kertas kertas itu tidak ada.

" Codex Trinitia, itulah namanya". Gabriel mengatakan bahwa nama buku ini adalah Codex Trinitia. Nama yang cukup keren untuk sebuah buku.

"Baiklah, kurasa dirimu siap untuk diterjunkan ke dunia Baru. Jika ada sesuatu yang mengganjal atau tidak bisa kamu selesaikan maka kamu bisa bertanya kepada ku dengan menulis pertanyaan di halaman paling awal buku ini". Gabriel mengatakan itu seakan dia akan menjadi pendamping ku meskipun aku sudah berada di dunia Baru sekalipun.

" Terimakasih Gabriel karena telah membantuku sampai sejauh ini". Aku menundukkan badan ku ala orang Jepang sebagai rasa Terimakasih kepada Gabriel karena telah membantuku dan memberikan ku kekuatan yang sangat besar untuk kapasitas dunia baru.

Kemudian Gabriel menuntun ku hingga ke depan sebuah pintu yang terlihat sangat besar dengan banyak sekali ukiran ukiran dari permata yang membentuk seperti kaca patri. Pintu ini terlihat mengintimidasi meskipun hanya sebuah pintu dan bukan merupakan makhluk hidup.

Tak berselang lama, pintu itu terbuka dan menunjukkan cahaya putih yang begitu menyilaukan mata ku. Aku seakan ditelan oleh cahaya putih itu dan aku tidak bisa merasakan tubuh ku lagi, rasanya aku seperti.. Dilahirkan.. Kembali.

~

Suara tangisan bayi terdengar di seluruh ruangan. Terlihat dua orang yang sedang tersenyum sambil melihat diriku. Aku tidak bisa melakukan apapun selain menangis, badan ku sangat lemah dan tidak bisa digerakkan kecuali secara reflek menggerakannya.

"Lihat dia, anak kita... Dia sangat tampan dan sangat sehat". Kata seorang laki laki yang berambut coklat dengan mata berwarna biru yang kemudian menggendong diriku.

Aku kemudian melihat seorang wanita yang meskipun ia terbaring lemas di kasur, dia masih tersenyum melihat ku dan laki laki tadi yang kemungkinan adalah suaminya.

" Dia sangat sempurna sayang ku, apa nama yang cocok untuk anak kita? ". Sambil melihat ke arah suaminya yang menggendong ku.

" Aku akan menamainya sebagai Ars, anak yang terlahir sebagai seni yang sempurna. Ars Noevau". Lelaki yang merupakan ayahku telah memberikan ku nama yang cukup bagus.

"Itu nama yang bagus sayang. Aku akan membesarkannya dengan sangat baik dan penuh kasih sayang". Komitmen yang dikatakan oleh ibuku membuat ku terharu di dalam hati, aku nampaknya akan memulai hidup baru di dunia baru mulai dari awal lagi yaitu sebagai anak anak.

" Tangannya begitu lembut dan menawan". Kata ayahku dan kemudian ayahku meletakkan ku yang sudah diam dan tidak menangis lagi di samping ibuku yang masih tidak bisa bergerak karena telah melahirkan diriku.

Seseorang yang berpenampilan rapi dengan mengenakan jas coklat dan topi telah memasuki kamar itu. Dengan kumis dan keriput di wajahnya maka bisa disimpulkan bahwa orang ini cukup tua. dia membawa kotak logam di tangan kiri. "Syukurlah proses persalinannya berjalan lancar, aku kembali untuk memberikan obat serta anestesi untuk nyonya Vielsa agar rasa sakitnya sedikit berkurang".

" Terimakasih dokter telah membantu istriku untuk melahirkan seorang anak yang indah". Kata ayahku sambil ia berterimakasih kepada dokter tersebut.

"Ini semua berkat Tuhan dan Dewa yang merestui proses persalinan ini, jujur aku sendiri cukup khawatir karena Nyonya Vielsa mengalami pendarahan yang hebat namun syukurlah pada akhirnya bisa berjalan lancar juga". Kata Dokter itu dengan nada yang menunjukkan kelegaan dalam dirinya karena telah berhasil menjaga nyawa ibuku tetap ada.

~

"Ars, ayo pulang untuk makan malam". Teriak ibuku di depan rumah memanggilku yang sedang berada di kebun yang dibelakang rumah untuk melihat bunga bunga.

"Aku datang ibu".

Setelah itu, aku melangkah berjalan kembali ke rumah dengan perasaan yang senang karena memiliki keluarga yang harmonis serta menyayangi ku. Usia ku saat ini adalah sepuluh tahun dan aku mengembangkan hobi membaca dari usia delapan tahun, jadi aku sedikit berbeda dari anak anak kebanyakan karena hobiku tersebut.

Aku lebih suka membaca buku dan berdiam diri di kamar daripada bermain diluar dan bermain permainan seperti sepak bola maupun berpedang seperti anak anak kebanyakan. Aku terlahir di keluarga yang sederhana namun bahagia, Ayahku Harold Noevau memiliki sebuah toko peralatan seperti pedang dan senjata lainnya karena ayahku adalah pandai besi yang sangat mahir.

Sedangkan ibuku Vielsa Noevau adalah ibu rumah tangga yang baik hati dan lembut tutur katanya, namun dia memiliki usaha sampingan yaitu membuat kue dan kadang dia menerima pesanan kue dari tetangga maupun orang lain di ibukota.

Tempat ku dilahirkan sekarang adalah Ibukota dari Kerajaan Aspirant, negara yang kecil karena hanya memiliki empat buah kota saja termasuk Ibukota Kerajaan yang bernama Astra. Namun meskipun wilayah nya kecil, Kerajaan Aspirant adalah Kerajaan yang kuat dan sangat disegani karena menghasilkan Ksatria Ksatria handal dan sangat kuat, serta memiliki jaringan guild yang luas serta paling besar diseluruh benua.

Teknologi di dunia ini bertempat pada era sekitar 1850 an, dimana industri dan mesin mesin sudah menjadi hal umum dalam kehidupan sehari-hari. Senapan seperti musket dan meriam juga telah digunakan sebagai senjata namun pedang dan tombak masih merupakan senjata utama di dunia ini. Tentu saja dengan adanya sihir membuat teknologi di dunia ini menjadi lebih cepat mengalami perkembangan.

Meskipun era yang dijangkau di dunia ini adalah sekitar 1850-an jika di dunia asalku, namun sudah terdapat mobil mobil kuno serta sepeda motor seperti tahun 1900-an awal.

Bersambung


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login