Download App

Chapter 2: Resort

Sementara di resort terlihat Carlos merebahkan diri di kasur dia memikirkan perjalanan esok hari, tiba tiba pintu kamarnya di ketuk. Carlos bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke arah pintu, sebelum membuka dia mengintip dari kaca jendela, Carlos terkejut.

"Bukankah itu, Jessi?" Carlos membuka pintu dan bertanya. "Ada apa Jess kenapa kamu menangis?" Carlos mendudukan Jessica di kursi yang ada di sampingnya

"Apa yang terjadi, Jess?" tanya Carlos lagi sambil menatap heran Jessica, dia melihat tangannya merah dan memar seperti habis di pukul. "Kamu kenapa, Jess?" Kembali Carlos bertanya pada Jessica tapi gadis itu masih menangis tersedu-sedu menahan sakit.

"Aku dipukul mamaku, Carlos," jawab Jessica sambil terisak.

"Kenapa mama kamu memukulmu?" Carlos masih terheran-heran.

"Aku terlambat pulang dan mamaku marah padaku," jawab Jessica seraya mengusap air matanya.

"Kamu tidak menjelaskan pada mama kamu kalau kamu jadi guideku?" Carlos merasa kasihan melihat Jessica, dia tidak menyangka mama Jessica seperti itu.

"Aku baru saja akan menjelaskan tapi mama sudah memukulku seperti orang kesetanan dan tidak memberikanku kesempatan untuk bicara," tutur Jessica dengan mengusap tangannya yang kena pukulan. Sambil menangis Jessica menjelaskan semua yang terjadi padanya

"Hm … mama kamu kenapa kejam seperti itu, terus sekarang kamu mau tidur di mana?" tanya Carlos seraya menarik kursi dan duduk di depan Jessica.

"Aku tidak tahu, Carlos. Aku tidak tahu harus kemana lagi," jawab Jessica sambil menangis

Lalu Carlos menarik tangan Jessica masuk ke dalam kamar, dia merasa kasihan melihat gadis itu. Apalagi ini sudah malam dia tidak akan membiarkan Jessica tidur di jalan.

"Jess, ini sudah malam sebaiknya kamu tidur disini saja dulu, nanti besok kita pikirkan kelanjutannya. Aku akan memesan kamar satu lagi untukmu, kamu tunggu disini ya aku ke receptionis dulu." Baru saja Carlos melangkahkan kaki, Jessica menahan tangan Carlos. Pria itu terhenti kemudian menatap Jessica.

"Ada apa, Jess?" tanya Carlos dengan mengerutkan dahinya.

"Jangan pesan kamar lagi, kamar ini saja," jawab Jessica dengan menunjukkan wajah memohon tanpa berpikir kalau yang berdiri di hadapannya adalah laki-laki.

"Kenapa?" tanya Carlos dengan heran.

"Aku takut sendiri," sahut Jessica.

"Lalu bagaimana kita tidur?" tanya Carlos, dia menjadi bingung.

"Kita berdua tidur di kamar ini," jawab Jessica dengan enteng tanpa berpikir kalau Carlos itu laki-laki dewasa.

Carlos menjadi bingung dia memijit dahi sambil menatap Jessica. Tidur berdua? kamu tidak takut tidur denganku, bagaimana kalau terjadi sesuatu? aku laki-laki normal dan dia perempuan yang cantik, yang bisa membuat laki laki ahhh ….

"Kita tidak bisa tidur berdua disini, aku laki-laki dan kamu perempuan tidak mungkin kita tidur seranjang." Carlos mencoba menjelaskan kepada Jessica. "Kalau terjadi sesuatu bagaimana?" Jessica tidak mengerti apa yang di maksud oleh Carlos.

"Kalau terjadi sesuatu? maksudnya?" tanya Jessica sambil menatap heran pada Carlos. "Aku tidak mengerti Carlos." Gadis berusia 15 tahun yang begitu polos sudah pasti tidak akan mengerti dengan hal-hal seperti itu.

"Hm …." gumam Carlos. Kamu terlalu polos Jess. Carlos menjadi bingung bagaimana cara menjelaskannya pada Jessica. Sepertinya dia belum mengerti dengan hal hal yang seperti itu, ah ... sudalah biarkan saja dia tidur di kamar ini.

"Baiklah, Jess. Kamu tidur disini saja aku tidak akan memesan kamar lagi, kita tidur seranjang." tutur Carlos dia membatalkan ke receptionist. Jessica menatap Carlos dengan gembira.

"Carlos, terima kasih kamu mau menerimaku tidur disini." ucap Jessica dengan mata berbinar.

"Iya ... iya." Dalam hatinya. Semoga aku bisa menahan diri, hmmm… Dia menghembuskan napas dan menggeleng-gelengkan kepala.

Jessica ingin mandi tapi tidak punya handuk dia menghampiri Carlos yang sedang duduk sambil membaca berita di ponsel.

"Carlos aku mau mandi, kamu masih punya handuk lebih?" tanya Jessica seraya bersandar di pintu.

"Ada, Jess. Sebentar aku ambilkan." Carlos berdiri, dia masuk ke dalam kamar dan membuka lemari kemudian mengambil handuk, Carlos kembali ke teras lalu memberikan handuk pada Jessica.

"Ini handuknya, dan kamar mandinya disitu." Carlos menunjuk ke arah kamar mandi lalu Jessica berdiri dan pergi mandi.

Dia menyalakan shower dan mengarahkan ke ke badannya. Lalu terdengar dia meringis kesakitan, Jessica merasakan sakit dibekas pukulan mamanya tadi. Karena tidak membawa pakaian, Jessica memakai lagi pakaian yang tadi.

Dia keluar dari kamar mandi, dan melihat Carlos tidak di kamar tapi pintu terbuka. Jessica berjalan menuju kearah depan, dia melihat Carlos lagi duduk santai di teras sambil merokok, dan di atas meja ada sekaleng bir hitam. Jessica duduk di seberang.

"Sudah selesai mandi?" tanya Carlos sambil mengambil minuman bir di meja dan meminumnya.

"Iya, sudah selesai," jawab Jessica sambil tersenyum dan mengalihkan pandangan ke taman.

"Kamu tidak ganti pakainmu?" tanya Carlos lagi dengan memperhatikan pakaian Jessica.

"Aku tidak bawah pakaian. Namanya juga lari dari rumah mana sempat mengambil pakainku," jawab Jessica dengan malu-malu.

"Oh .…" gumam Carlos lalu berdiri masuk ke dalam kamar, membuka lemari dan mengambil kaos untuk Jessica pakai kemudian kembali berjalan ke teras.

"Pakai ini saja, Jess. Kaos ini kecil jadi pasti muat dikamu," ujar Carlos sambil memberikan kaos pada Jessica.

Jessica mengambil kaos yang diberikan Carlos padanya, dia berdiri dan masuk ke dalam kamar untuk ganti pakaiannya, selesai kembali lagi Jessica keluar. Dia duduk di teras bersama Carlos, mereka berbincang bincang dan bersenda gurau. Sesekali terdengar tawa mereka berdua,

Carlos meminum bir yang ada di meja dan merokok lagi, sesekali dia menyemburkan asap rokok ke arah Jessica.

Dengan wajah cemberut Jessica mengibas asap rokok itu dan melotot kepada Carlos, melihat Jessica seperti itu Carlos tertawa. Dia senang melihat mimik Jessica seperti itu.

Hari semakin larut malam, akhirnya mereka berdua mengantuk, Carlos berdiri dan mengajak Jessica untuk tidur.

"Jess, sudah larut malam ayo tidur." Carlos berdiri dan memadamkan rokok di asbak, "Besok kita bangun pagi untuk ke daerah Tondano. Aku ingin melihat danau disana."

"Baik, Carlos. Aku juga sudah mengantuk." Jessica juga ikut berdiri dan masuk ke dalam kamar.

Carlos dan Jessica masuk ke dalam kamar kemudian Jessica merapikan tempat tidur sedangkan Carlos pergi ke kamar mandi. Saat selesai Carlos keluar dan melihat Jessica masih memakai celana jeans.

"Kamu nyaman tidur pakai celana jeans, Jessi?" tanya Carlos sambil berjalan ke sisi tempat tidur.

"Sebenarnya tidak nyaman, Carlos. Tapi mau bagaimana lagi, Aku tidak ada pakaian ganti." Jessica menarik napas panjang dan memperhatikan sekeliling kamar.

"Um ... sebentar aku lihat, mungkin ada celana pendekku yang bisa kamu pakai." Carlos membuka lemarinya dan mencari-cari celana yang bisa Jessica pakai,

Carlos menemukan satu celana pendek. Hm … mungkin ini bisa Jessica pakai, gumam Carlos.

"Jess, coba pakai yang ini. Ini sepertinya bisa kamu pakai. Pinggangnya karet." Jessica mengambil celana dari tangan Carlos dan masuk ke kamar mandi, dia melepas celana jeansnya dan memakai celana yang di berikan oleh Carlos.

"Celananya sedikit besar tapi tidak apalah dari pada tidak ada." Jessica keluar dari kamar mandi, lalu tersenyum kepada Carlos,

"Celananya sedikit besar ya?" ujar Calos sambil tersenyum melihat celana pendek yang Jessica pakai.

"Iya, tapi tidak apa-apa dari pada tidak ada," sahut Jesssica lalu Carlos tersenyum kembali.

Jessica pun tersenyum malu, dalam hati Jessica. Duh, Carlos senyummu itu manis. Aduh, Jess kecil kecil kecentilan dasar. Gumam Jessica dalam hati. Eit ... aku kan bulan depan sudah masuk SMA berarti bukan anak kecil lagi. Kata Jessica sambil tersenyum sendiri, tanpa dia sadar Carlos memperhatikannya.

"Jess, kenapa senyum-senyum sendiri di situ, ayo tidur!" Jessica tersadar dari lamunannya dia menjadi gugup dan malu wajahnya sontak merona.

"Ah ... I--iya, aku tidur." Jessica terbata-bata, dia naik ke kasur dan berbaring dekat Carlos.' Alamak baru sekarang aku tidur dengan laki laki,' gumamnya.

Ada jarak sedikit antara Jessica dan Carlos, Jessica menarik selimut dan membalikan badan membelakangi Carlos.

"Selamat tidur, Jess," ucap Carlos seraya membalikan badan membelakangi Jessica.

"Selamat tidur juga, Carlos," balas Jessica.

Jessica masih tidak bisa tidur, dia masih memikirkan hal yang terjadi padanya. Dia begitu nekat lari dari rumah, ya memang sudah lama dia tidak tahan tinggal di rumah lagi.

Hanya dia tidak tahu harus kemana, di rumahnya seperti neraka setiap hari mendengar mama papanya bertengkar. Sampai-sampai orang-orangpun mendengar pertengkaran mereka, terkadang Jessica malu pada tetangga.

Hari ini dia begitu nekat meninggalkan rumah, dan entah apa yang akan terjadi selanjutnya kalau Carlos pergi, dia akan kemana. ( Hanya Author yang tahu )

Jessica memejamkan mata dan tidur.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login