Download App

Chapter 2: JADI KECANDUAN

Hari demi hari terus berlalu Tino bersama dengan keluarga dari istrinya, kegiatan Tino setiap hari bekerja disebuah perusahaan distributor di Jakarta barat, dia bertugas di bagian pengiriman barang Tino mengirim barang wilayah Jabodetabek namun terkadang dia di tugaskan ke luar kota oleh perusahaannya.

Pada saat itu Tino ditugaskan ke Semarang selama tiga hari, karena pulang dari Semarang malam hari maka Tino sampai di Jakarta pagi sekitar pukul 9, lalu Tino segera menyerahkan berkas untuk di proses setelah itu karena rasanya cape sekali nyetir semalaman akhirnya Tino ijin untuk pulang cepat dan pukul 11.20 Tino pulang, sesampainya di rumah suasana sepi karena istrinya dan bapak mertuanya bekerja pulang sampai rumah sekitar jam 6 sore, sedangkan istrinya pulang jam 10 malam dan adik ipar Tino nginap di asrama dan pulang satu minggu sekali.

Seperti biasanya pulang kerja Tino langsung membersihkan diri, habis itu ganti baju dan makan, pas sedang makan ibu mertuanya pulang habis main dari rumah saudaranya yang tidak jauh dari rumah mertuanya.

"Eh Tino....tumben kamu sudah pulang? Tanya ibu mertuanya

"Iya bu, sudah karena kecapean dari luar kota jadi aku ijin pulang cepat bu" jawab Tino pada ibu mertuanya

"Oh...ya sudah makanannya di habisin dulu nanti ibu pijitin" sahut ibu mertuanya

"Oh...tidak usah bu, kasihan nanti ibu malah capek bu" ucap Tino

"Tidak apa-apa Tino, ibu sudah biasa" jawab ibu mertuanya

Setelah selesai makan Tino masuk ke kamar untuk berbaring karena rasa capek Tino pun ketiduran, dan baru beberapa saat tertidur Tino terbangun karena mendengar ada suara pintu dibuka, karena Tino tidak pernah kunci pintu kamar kecuali malam hari pas tidur sama istrinya, dan Tino membuka matanya perlahan, terlihat samar ibu mertuanya masuk ke kamar menghampiri Tino dengan membawa minyak urut yang berada di tangannya.

"Tino...ayo... bangun..!! Ucap ibu mertuanya

"Iya bu...ini aku sudah bangun" jawab Tino

"Mari ibu pijitin biar pegal dan capeknya hilang, ayo buka baju dan celana kamu Tino" ucap ibu mertuanya yang meminta Tino membuka pakaiannya

Kemudian Tino membuka baju dan celana yang dia pakai kini hanya tertinggal celana dalam saja yang melekat di tubuh Tino

"Ayo tengkurap Tino" pinta ibu mertuanya

"Baik bu..." Jawab Tino

Lalu Tino langsung tengkurap di atas ranjang, mulailah ibu mertuanya memijit tubuh Tino, pijitannya terasa sangat enak walaupun dia bukan tukang pijat tapi seperti tukang pijat beneran, setelah bagian belakang selesai Tino disuruh berbalik oleh ibu mertuanya.

"Ayo berbalik terlentang sekarang giliran yang depan Tino" ucap ibu mertuanya

Lalu Tino tiduran terlentang dan mulai dipijit dari kaki sampai ke bagian atas, setelah semuanya di pijit kini giliran perut yang terakhir di urut katanya biar nafsu makan bertambah, berasa lembut tangan ibu mertuanya, dibagian perut terasa lama ibu mertuanya mengurutnya lalu kebawah, entah di sengaja atau tidak tangan ibu mertuanya menyentuh rudal Tino, sesekali Tino tak menghiraukan hal itu, akan tetapi ini semakin sering menyentuh dan membuat rudal itu terbangun dari tidurnya.

"Tino ini rudal punya kamu minta di adu" kata ibu mertuanya

"Diadu sama siapa bu? Tanya Tino pada ibu mertuanya

"Ya sama punya ibu Tino, sama siapa lagi, kalau Novi sekarang kan lagi kerja" sahut ibu mertuanya

"Oh...memang tidak apa-apa yah bu? Sahut Tino yang pura-pura lupa

"Ah...kamu ini, bukanya minggu lalu kita juga melakukan hal itu, masa lupa sih? Jawab ibu mertuanya

"Oh..iya bu aku lupa" jawab Tino

Lalu terjadilah peristiwa seperti minggu lalu hanya saja berbeda tempat jika minggu lalu dikamar ibu mertuanya kalau sekarang di kamar Tino, tanpa basa basi ibu mertuanya langsung membuka bajunya dan Tino melihat mulusnya tubuh ibu mertuanya, sehingga gairah seks Tino mulai naik.

Setelah membuka baju langsung dia tengkurap diatas tubuh Tino yang sedang berbaring, lalu dia menjilati dada Tino terus ke perut, dalam benak Tino "wah pintar juga permainan ibu mertuaku ini".

Lalu dengan ganasnya dia menarik celana dalam yang masih melekat di tubuh Tino dan di mainkannya rudal Tino, di kocok, di jilat, dan di hisap rasanya bercampur biar tua juga masih hot permainannya.

Setelah itu Tino membalikkan tubuhnya dan sekarang giliran Tino yang menyerang, diciumi seluruh tubuhnya dari atas sampai bawah dan bermain lama di bagian me**knya di mainkan kacangnya hingga dia menggelinjang hebat.

"Ough....Tino ini enak sekali terus mainkan yang itu Tino ibu sangat menikmati itu, Akh...!! Bisik ibu mertuanya

Setelah lama Tino memainkan kacangnya itu, lalu Tino menghujamkan rudalnya ke dalam me**knya itu dengan perlahan. Bless....!! Masuklah seluruh rudal Tino ke dalam me**knya, dan hanya tersisa sedikit saja.

"Ough....Tino mantap sekali rudalmu ini besar dan panjang Akh....!! Bisik ibu mertuanya lirih

"Masa sih bu? Perasaan biasa saja bu" sahut Tino

"Iya Tino, punya mu besar dan panjang sampai menyentuh bagian ternikmat punya ibu ini" bisik ibu mertuanya

Setelah lama mereka bermain dengan berbagai macam gaya akhirnya mereka sampai pas di penghujung kenikmatan mereka berdua, ibu mertuanya yang tadinya berada dibawah tiba-tiba membalikkan tubuh Tino dan giliran ibu mertuanya yang di atas dengan cepat menggoyang pinggulnya terasa mau patah ini rudal ini di buatnya, di goyang cepat hingga akhirnya.

"Akh .... enaknya... Tino Akh....!! Desah ibu mertuanya

"Enak yah bu? Tanya Tino pada ibu mertuanya

"Iya enak banget Tino, selama ini ibu baru merasakan kenikmatan bercinta, waktu sama ayahmu ( bapak mertuanya Tino ) itu tidak merasakan hal seperti ini namun sama kamu ibu merasa nikmat sekali dan rasanya ibu kecanduan" terang ibu mertuanya

"Iya bu selama ibu kepengin ibu ngomong saja sama aku asalkan tidak ada yang tau bu" ucap Tino

"Ya sudah ini sudah sore ibu mau masak dulu, untuk persiapan makan malam" ucap ibu mertuanya

"Iya bu, aku juga mau rebahan sebentar bu" sahut Tino

Lalu ibu mertuanya pergi ke dapur buat masak untuk persiapan makan malam nanti, sedangkan Tino berbaring di ranjang sejenak untuk melepas lelah setelah bertempur dengan ibu mertuanya, setelah beberapa saat Tino pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah mandi Tino ganti pakaian dan menyeduh kopi, lalu duduk di teras depan rumah sambil menikmati alunan musik dari ponselnya dan di temani secangkir kopi panas, tidak lama kemudian istri Tino pulang.

"Mas kamu sudah sampai rumah? Tanya Novi pada Tino

"Sudah sayang tadi aku ijin pulang cepat, karena capek habis tugas dari luar kota, tumben kamu pulang cepat sayang? jawab Tino

"Iya tadi ada karyawan baru yang menggantikan aku jadi aku pulang cepat, Oh....ya mama mana mas? Tanya Novi

"Itu ada didapur sedang masak" sahut Tino

"Oh ...ya sudah aku mau mandi dulu yah mas" ucap Novi

"Iya sayangku" sahut Tino

Kemudian Novi pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri karena habis bekerja seharian, tak terasa waktu menunjukkan pukul 7 malam, Tino sekeluarga sudah berada dimeja makan untuk makan malam

"Ayo makan yang banyak Tino biar semakin kuat" kata ibu mertuanya

"Iya bu" jawab Tino singkat, Tino melihat lirikan mata ibu mertuanya yang begitu menggoda

Setelah selesai makan mereka ngobrol sebentar di ruang utama sambil nonton TV.

"Tino bagaimana masakan ibu hari ini enak tidak? Tanya ibu mertuanya

"Enak sekali bu apalagi tempenya itu lembut dan gurih bu" jawab Tino

Dan kebetulan tadi ibu mertuanya yang menggoreng tempe, pas Tino bilang begitu ibu mertuanya langsung menjawab

"Apa kamu masih kurang? Kalo masih besok ibu bikin lagi yah" jawab ibu mertuanya sambil menjulurkan sedikit lidahnya seolah-olah ingin melakukan hal yang sama seperti tadi sore

Tanpa terasa waktu sudah malam Tino dan keluarga memasuki kamar masing-masing untuk istirahat karena besok Tino harus berangkat kerja pagi pagi-pagi karena ada tugas yang agak jauh, Tino masih terngiang dengan kejadian sore tadi.

Waktu pun terus berlalu dan hari itu pas hari libur jadi rumah mertuanya terasa ramai karena semuanya berada dirumah, adik ipar Tino yang menginap di asrama juga sedang pulang, lalu ibu mertuanya memanggil Tino.

"Tino..!! Suara ibu mertuanya memanggil

"Iya bu....ada apa bu? Sahut Tino

"Antar ibu kepasar yuk" ucap ibu mertuanya

"Baik bu" jawab Tino singkat

Lalu Tino bergegas mengambil kunci motor dan pergilah Tino dan ibu mertuanya berboncengan menuju ke pasar, pas di perjalanan ibu mertuanya menyuruh Tino belok mampir ke sebuah hotel kecil yang kebetulan searah dengan pasar.

Dalam hati Tino bingung katanya mau kepasar ko belok kesini yah?

"Loh bu ko kesini sih? Tanya Tino pada ibu mertuanya

"Iya sebentar saja kok" jawab ibu mertuanya

"Ini mau ngapain bu kesini? Tino bertanya kembali

"Ibu lagi kebelet Tino" jawab ibu mertuanya

"Oh... ?? Sahut Tino

Dalam pikiran Tino mungkin kebelet pipis kali, dan Tino pun menunggu diatas motor namun ibu mertuanya justru menarik tangan Tino untuk iku masuk kedalam hotel.

"Kenapa malah duduk di motor? Ayo masuk" ucap ibu mertuanya

"Loh aku ikut masuk toh bu? Sahut Tino

"Lah iya Tino kalau kamu ga ikut bagaimana? Ibu kan lagi kebelet Tino" ucap ibu mertuanya

"Maksud ibu kebelet apa nih? Tanya Tino bingung

"Kebelet itu tuh... masa kamu tidak tau? Ucap ibu mertuanya sambil tersenyum senyum

"Oh ...iya aku baru tau bu! Sahut Tino

Lalu mereka berdua menunju ke kamar hotel ya ukurannya kecil karena ini hotel yang murah dan hanya untuk melampiaskan hasrat seksual ibu mertuanya

"Tino... kita langsung saja ya karena waktunya mepet nanti kalau kelamaan repot" ucap ibu mertuanya

"Iya bu...aku paham" sahut Tino

Lalu ibu mertuanya langsung membuka pakaiannya dan tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh polosnya itu, mulus dan nampak terlihat dengan jelas gunung kembarnya yang sudah tidak begitu menjulang karena sudah di hisap oleh anak-anak nya. setelah melepas pakaiannya ibu mertuanya berbaring di ranjang, Tino pun mengerti dan dengan cepat pula Tino membuka semua pakaiannya dan Tino langsung merebahkan tubuhnya di samping ibu mertuanya.

Dengan cepat dan cekatan ibu mertuanya langsung memulai pertempuran terlarang dia langsung menyerang dengan ganasnya, mungkin sudah tidak tahan lagi dan ingin melakukan hubungan intim dengan Tino, Tino membalas serangannya dengan cepat

"Oughhhh.... Tino ayo cepetan" bisik ibu mertuanya

"Apanya bu yang cepetan? Tanya Tino

"Hujamkan rudalmu ke me**k ibu waktu tidak lama tino" terang ibu mertuanya

Dengan sigap Tino menghujamkan rudalnya itu ke dalam me**k ibu mertuanya dengan perlahan dan "blesss...!! Rudal Tino masuk ke dalam me**knya, terasa cairan dalam me**knya itu mungkin karena sudah tidak tahan lagi apa yang dirasakan oleh ibu mertuanya

"Oughhhh... Tino enak sekali" bisik ibu mertuanya

Tino melihat ibu mertuanya sangat menikmati permainan Tino dan Tino menggoyang dengan cepat karena Tino tau ini waktunya sedikit dan...

"Oughhhh... Akh... Akh ....Erghhh...!! Rintihan nikmat ibu mertuanya terdengar jelas di telinga Tino

Cairan hangat menyemprot keluar dari dalam tubuh mereka, Tino dan ibu mertuanya pun terkulai lemas lalu mereka berbaring sejenak diatas kasur untuk melepas lelah karena pertempuran siang hari, setelah tubuh kembali normal mereka pun bergegas pergi meninggalkan hotel untuk meneruskan perjalanan ke pasar karena mau membeli barang untuk kebutuhan sehari-hari.

Sesampainya di pasar Tino menunggu ibu mertuanya di parkiran Tino melihat dari jauh ibu mertuanya yang kelihatan letih Tino pun tak tega melihatnya lalu Tino belikan minuman segar dan menghampiri ibu mertuanya yang sedang membeli belanjaan, lalu Tino bertanya.

"Apa ibu masih capek bu? Tanya Tino pada ibu mertuanya

"Iya sedikit capek Tino" sahut ibu mertuanya

"Ini minuman buat ibu, ayo di minum dulu" ucap Tino yang menawarkan minuman pada ibu mertuanya

"Terimakasih Tino, ibu merasa lelah sedikit tapi ibu kurang Tino" ucap ibu mertuanya

"Kurang apa tuh bu? Tanya Tino

"Ibu kurang, ibu pengin nambah habis yang tadi serasa singkat sekali sih" terang ibu mertuanya

"Oh...itu ya nanti kalau ada waktu lagi bu" sahut Tino menenangkan hati ibu mertuanya

Dalam hati Tino berkata "waduh repot ini ternyata ibu mertuaku kecanduan dengan permainanku" Tino menemani ibu mertuanya belanja di pasar dan Tino membantu menenteng tas belanjaan setelah selesai belanja mereka bergegas pulang ke rumah.

Dalam perjalanan pulang kali ini duduknya berubah yang tadinya kalo membonceng hadap samping kali ini menghadap ke depan dan memeluk Tino dari belakang bagaikan anak muda yang sedang kasmaran.

Hati Tino pun bingung dibuatnya takut ada tetangga yang lewat dan lihat mereka berdua berboncengan dengan mesra, lalu Tino dikagetkan dengan tingkah laku ibu mertuanya yang menyentuh lato - lato milik Tino, lalu ibu mertuanya bertanya.

"Tino...ini apa yah? Dalam hati Tino bertanya ini pura - pura atau sedang mancing?

"Oh...itu bu, itu lato - lato bu, kenapa bu? Jawab Tino pada ibu mertuanya

"Oh...ibu mau main lato - lato kamu Tino" sahut ibu mertuanya

"Iya nanti bu pas ada waktu pasti bisa main lato - lato punyaku bu" jawab Tino

Dan Tino melihat dari spion kalau ibu mertuanya tersenyum, setelah sekitar setengah jam perjalanan mereka berdua sudah sampai dirumah, lalu Tino pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri setelah itu Tino masuk ke kamar untuk ganti baju dan ngobrol sama Novi istri Tino

"Sayang kamu sedang apa? Tanya Tino pada istrinya

"Sedang setrika pakaian mas, oh...iya itu sudah aku bikinin kopi sama pisang goreng " jawab Novi sambil menunjuk ke arah meja

"Wah enak sekali ini sayangku terimakasih yah" sahut Tino

"Iya mas" jawab Novi singkat

"Aku ke depan dulu ya sayang" ucap Tino pada Novi

"Iya....!! Sahut Novi

Lalu Tino pun keluar dengan membawa secangkir kopi dan gorengan pisang yang ada di piring, Tino membawanya ke teras depan rumah sambil menikmati udara.

Pas sedang duduk sambil terbayang akan kejadian barusan yang masih terngiang dan tanpa di sadari sudah tiga kali Tino melakukan hubungan terlarang dengan ibu mertuanya, ketika sedang melamun tiba-tiba ada yang mengagetkan Tino.

"Wah asik nih makan gorengan pisang..! Ucap ibu mertuanya yang mengagetkan Tino

"Iya bu ini Novi yang bikin, ibu mau? Jawab Tino yang menawarkan pisang goreng ke ibu mertuanya

"Mau Tino tapi pisang kamu yah... Tino...! Sahut ibu mertuanya

Sambil senyum dia pergi main ketempat saudara, dan Tino pun hanya mengangguk dan tersenyum.... Berharap akan terjadi lagi pertempuran selanjutnya dengan ibu mertuanya yang haus akan seks itu.


CREATORS' THOUGHTS
Sukirno_Ukie Sukirno_Ukie

dukung cerita ini dan silahkan tinggalkan komentar, kritik dan sarannya

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login