Download App

Chapter 11: bab 11 membutuhkan dua kantong darah

Sampainya di rumah sakit Bu nayah dan Bu Rara buru-buru masuk ke dalam dan mencari kamar resa.setelah menanyakan ke petugas akhirnya mereka menemukan kamar resa.

Bu nayah masuk ke dalam bersama Bu Rara.betapa terkejutnya mereka melihat kondisi resa yang terbaring tak sadarkan diri di akhir rumah sakit itu.ada selang oksigen yang di masukan ke lubang hidung resa.

dokter yang melihat kecemasan di wajah Bu nayah ,segera menyuruhnya untuk tenang.

"Dok bagaimana keadaan anak saya dok" tanyanya panik

"Ibu yang tenang dulu ya bu, saat ini anak ibu sedang membutuhkan dua kantong darah.kami sedang berusaha mencarikan pendonor darah itu di rumah sakit ini bu"

Bu nayah membekap mulutnya dengan kedua tangannya.mata Bu nayah sudah tidak kuat menahan derasnya air mata dan menumpahkan semuanya di pipinya.

"Ya Allah resa kenapa ini terjadi padamu nak hiks hiks" ucapnya membelai rambut resa

"Resaaa sadar nak ibu ada disini nak" tangis seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya

"Yang sabar ya bu,ini ujian untuk resa bu" Bu Rara berusaha menenangkan bu nayah.

Tiba-tiba terdengar suara suster masuk kedalam"dok maaf pihak kami tidak menemukan darah yang cocok dengan pasien ini dok"

Setelah di cek ternyata resa memiliki golongan darah AB+.dan darah itu sangatlah langka.

Bu nayah yang mendengar ucapan suster langsung berdiri di hadapan suster itu.

"Bagaimana bisa sus kamu tidak menemukan darah itu,aku yakin pasti kamu menyembunyikannya kan" ucap bu nayah memegang lengan suster dan menggerak-gerakan badan suster.

"Bu tenang Bu kami akan berusaha semaksimal mungkin"dokter berusaha melepaskan tangan Bu nayah dari suster

"Apa!! Tenang? Dokter ga lihat keadaan anak saya seperti apa sekarang.bagaimana saya bisa tenang dok" suara Bu nayah meninggi diiringi dengan tangisan.

"Iya bu kami paham,kami pasti akan usahakan semaksimal mungkin Bu" ucap cokter meyakinkan Bu nayah

Bu Rara yang melihatnya langsung memegang lengan bu nayah dari belakang dan menenangkannya.

Bu nayah terdiam dan dia baru sadar bahwa darah anaknya sama dengannya.

"Dok ambil darah saya saja dok kebetulan darah anak saya sama dengan saya dok" Bu nayah menghapus air mata kasar.

"Baik bu,sekarang ibu ikut kami untuk melakukan pengecekan dan pengambilan darah".

Dokter langsung meninggalkan kamar resa dan di ikuti dengan Bu nayah serta suster.

Sedangkan Bu Rara tetap berada di kamar resa untuk menemaninya.

.....

Mereka memasuki ruangan khusus.dan segera melakukan pengecekan.setalah menunggu lama melakukannya,kini hasilnya lngsung keluar.

"Baik bu.ternyata benar ibu memiliki darah yang sama dengan pasien.dan kami akan langsung mengambil darah ibu sekarang juga.mengingat kondisi pasien yang sangat membutuhkannya." Ucap dokter melihat selembar kertas yang di pegang

"Iya dok ambil saja, akan saya lakukan apapun demi anak saya"jawab cepat Bu nayah

"Tapi Bu.."

"Tapi apa dok" bu nayah menimpalinya

"Tapi darah ibu hanya bisa di ambil satu kantong saja bu"

"Kenapa hanya satu kantong kenapa tidak dua sekalian dok"

"Karena ibu memiliki darah tinggi bu,jadi tidak bisa dua kantong bu"

Bu nayah hanya bisa berpasrah'bagaimana ini anakku membutuhkan dua kantong darah sedangkan aku hanya bisa memberikan satu kantong darah,berikan petunjukmu ya allah' batin Bu nayah

"Yasudah dok ambil sebisanya dok,biar nanti saya yang mencari satu kantong lagi"

Dokter pun mengangguk dan segara melakukan pengambilan darah bu nayah.bu Bayah sudah siap untuk di ambil darahnya demi resa.

.....

"Gimana Bu hasilnya" Bu rara yang melihat bu nayah berjalan dengan raut wajah pucat lemah menuju kamar resa

"Sama bu darahnya" Bu resa duduk di bangku yang tersedia

"Terus kenapa mua ibu terlihat lemas seperti itu" tanya Bu Rara penasaran

"Darahku hanya bisa di ambil satu kantong bu karena aku memiliki tekanan darah tinggi,aku harus mencari satu kantong lagi untuk resa.sedangkan darah resa tergolong darah yang langka" jelas Bu nayah

"Ya Allah ujianmu sangat berat nak" ucap Bu Rara melihat wajah resa yang cantik.

Tiba-tiba ada seorang wanita bertubuh mungil namun umurnya sudah banyak sekitar 25 tahun, datang menghampiri Bu Rara dan Bu nayah yang berada di luar ruangan.

"Permisi bu,apa benar ini ibunya resa"

"Iya benar,kamu siapa"

"Oh iya kenalin Bu saya Devi yang menemukan dompet mba resa di jalan dan yang mengabari ibu juga"

"Ini saya kembalikan semua barang milik mba resa kepada ibu" timpalnya lagi

"Terimakasih ya nak,sudah mau mengabari ibu"

"Iya Bu sama- sama ,gimana Bu kabar mba resa"

"Resa keadaannya sangat parah nak,dia membutuhkan dua kantong darah golongan ab+ tetapi ibu sudah mendonorkan darah satu kantong nak,sekarang resa butuh satu kantong lagi untuk membuatnya sadar"

"Astaghfirullah"

"Apa kamu tau nak gimana kejadian yang menimpal resa?"

Devi menjelaskan semua yang ia lihat waktu itu ke ibunya resa.bu nayah menyimak dengan jelas ucapan demi ucapan devi.devi juga menjelaskan bagaimana keadaan pelaku yang sedang di tangani polisi.devi juga menceritakan bahwa yang menabrak resa dalam keadaan mabuk.

"Nak apa kamu punya kenalan teman yang darahnya sama seperti resa? Tanya Bu nayah tiba-tiba

"Sebentar bu saya akan mencarinya"

Devi mengambil ponselnya dan mulai menghubungi semua teman-temannya.

Selang beberapa waktu Devi mendapatkan hasilnya dan ternyata...

"Maaf bu saya sudah menanyakan kepada semua teman-teman saya tetapi tidak ada yang memiliki golongan darah ab+ bu"

Terlihat mata Bu nayah berkaca-kaca setelah mendengar penuturan devi.

Devi mengelus-elus punggung bu nayah dengan lembut.

Bu rara yang melihatnya juga ikut menenangkan

"Yang sabar Bu Allah pasti memberi jalan untuk kesembuhan resa" Bu rara memegang tangan Bu nayah

"Aku harus sabar bagaimana lagi!! Darah ab+ itu sangat langka!! Di keluargaku saja yang memiliki darah itu cuma aku dan resa.sedangkan Sarah darahnya sama dengan ayahnyanyaitu A!!." Geram Bu nayah dengan mata berkaca-kaca

"Istighfar bu.semua ujian pasti ada jalan keluarnya.apa ibu sudah memberi kabar resa ini ke pak Risman?"

Pak Risman itu nama suami Bu nayah dan ayah dari resa dan sarah

"Astaghfirullah aku lupa bu"

Bu nayah mengambil ponselnya dan menelpon pak risman.namun pak risman tidak mengangkat telponnya, pikir Bu nayah pak risman sedang ada miting hari ini.jadi Bu nayah menelpon lain waktu saja.

"Bertahan ya nak ibu pasti akan menemukan darah untukmu nak" lirih Bu nayah

Sudah cukup lama Devi duduk di samping Bu nayah.akhirnya Devi berpamitan untuk pulang.

"Bu maaf ya Bu,saya izin pulang dulu karena saya sudah di telpon sama ibu saya Bu" sopan Devi

"Iya nak hati-hati ya di jalan"

Devi menyalami Bu nayah dan Bu rara.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C11
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login