Chapter 2: Slow Kill Party (Ch1) Graze Adalah Takdir ...
Siang hari setelah selesai latihan bersama, Akane dan Cherry berjalan bersama menuju kelas untuk mengambil bekal makan siang, selagi Kurosaki dan Reina ke kantin lebih dulu. Mereka melewati beberapa orang yang masih berlatih dengan rekannya masing-masing. Saat memperhatikannya, Akane menyadari sebuah hal. Ia teringat tentang dasar penggunaan senjata, bahwa para pengguna tombak memiliki akurasi yang rendah, sehingga banyak dari mereka yang tidak berhasil mengenai sasaran, ataupun mengalami graze saat melakukan hit.
Akane melihat Cherry dengan sangat teliti dari atas hingga kebawah. Cherry yang bingung dengan sikap Akane kemudian bertanya, "Ada apa Akane?"
"Aku baru ingat, kalau para pengguna tombak memiliki masalah dengan akurasi."
"Lalu?"
"Aku tidak pernah melihatmu bermasalah dengan hal itu, padahal banyak orang yang bermasalah dengannya." Akane memperhatikan tombak milik Cherry, mencari jawaban dari pertanyaannya.
"Bermasalah kok," jawab Cherry dengan bangga.
Akane terlihat ragu dengan jawaban Cherry. "Tapi kau tidak terlihat bermasalah dengan itu."
"Aku bermasalah, tapi aku jarang mengalaminya."
"Bagaimana bisa? Bukankah akurasimu rendah?"
Cherry memperlihatkan stat hit miliknya kepada Akane. "Ya, kau benar, tetap di angka 300."
"Lalu, kenapa kau jarang mengalaminya?"
"Kau tau kalau aku selalu mengaktifkan berbagai skill saat Kurosaki melakukan stun kan?"
"Ya, aku mengetahuinya."
"Setelah meletakan decoy, aku melakukan serangan pembuka menggunakan infinite dimension yang memberikan efek silau, sehingga dodge mereka berkurang setengah."
"Bukankah itu hanya sementara?"
"Ya, tapi itu cukup untuk melakukan serangan beruntun sebelum kau dan Reina menghabisinya."
"Bagaimana dengan skill lainnya? Kulihat semua skill yang kau gunakan juga selalu mengenai target."
Cherry menjelaskan rahasianya dengan lengkap kepada Akane, sambil memperlihatkan seluruh set up serangan miliknya. "Untuk serangan pembuka, aku menggunakan mata batin sebagai efek combo. Setelahnya, aku melakukan serangan beruntun beberapa kali. Kemudian, pasif tombak badai akan membuat semua serangan pasti mengenai target, dan aku bisa mengulangi serangan pembuka dengan lebih cepat."
Akane melihat 2 set up serangan berbeda yang berakhir dengan infinite dimension. Salah satunya adalah set up panjang dengan mata batin, dan satunya lagi set up pendek tanpa mata batin. "Begitu rupanya ... "
"Yap. Jika tidak begitu, maka seluruh seranganku akan menjadi graze."
Akane kembali berpikir mengenai satu hal yang masih mengganjalnya. "Ternyata kau melakukan semua hal itu saat bertarung ya, aku tidak menyangka akan sebanyak itu."
"Aku kan menggunakan Godspeed, wajar saja kau tidak melihatnya."
"Benar juga. Kukira kamu memiliki trik yang tidak disangka untuk menghindari graze sebagai pengguna tombak."
"Mungkin memang ada caranya, tapi hanya ini yang kuketahui sekarang."
"Lalu bagaimana jika stack tombak badaimu hilang? Stacknya akan hilang jika kau menerima serangan walau yang miss sekalipun kan?"
Cherry tersenyum dan menjawab, "Karena itu aku membutuhkan kalian."
Akane tertawa setelah mendengar jawaban Cherry. Ia memahami bahwa Cherry juga sama seperti pengguna tombak yang lain, dan menggunakan caranya sendiri untuk menutupi kekurangannya. Meski ia sudah berusaha menutupinya, akan tetap ada lubang yang terbuka, tak peduli sekeras apapun ia berusaha menutupnya. Hal yang paling tepat untuk menutup kekurangan tersebut bukanlah dari dirinya sendiri, tapi dari teman-teman anggota partynya, yaitu Kurosaki, Reina, dan Akane.
Weekly Power Status
-- Power
Ranking 
-- Power
stone