Download App

Chapter 14: Buku 2 Part II : Karl Kembali

16 Februari 1692, 3km lepas pantai Pallawaburi 

Dua Kapal Harmonia tengah berlayar menuju pantai Pallawaburi. Pioneer, Kapal yang paling depan sementara Pointer berada dibelakang Pioneer. di anjungan Pioneer, tampak Karl sedang menggunakan teropong panjangnya untuk melihat apa yang ada didepan. Karl sedang memastikan bahwa jalur yang saat ini mereka layari adalah jalur yang sama yang ia lewati 9 bulan yang lalu. untungnya cuaca hari ini cerah sehingga Karl dapat melihat apa yang ada didepan dengan Jelas.

seharusnya Karl berangkat dari Harmonia sebulan sebelumnya, sehingga ia dapat tiba di Pallawaburi kembali beberapa minggu sebelum ini. selama di Harmonia, Karl tidak hanya merekrut para Sarjana dan para ahli pertukangan, namun juga ia membawa persenjataan berikut amunisnya, makanan, barang2 yang diangkut oleh satu kapal baru yang baru dibeli dan akan dipakai untuk mengangkut orang dan barang. Ia tahu Gustav pasti tengah menunggunya, namun ia yakin dia kan terkejut dan juga senang dengan apa yang ia bawa. sekali lagi Gustav menyapukan pandangannya dengan teleskop untuk melihat apakah bibir pantai Pallawaburi sudah terlihat.

Dari kejauhan nampak setitik kecil berwarna abu-abu, semakin lama titik kecil itu mulai berwujud. "wah...apa itu dermaga dan bangunana?" gumam Karl pada dirinya sendiri. ia memfokuskan pandagnnya pada tempat tersebut, dan memang benar itu adalah bibir pantai Pallawaburi dengan dermaga dan beberapa bangunan. Karl lalu berjalan menuju kabin kemudi dan memierintahkan Moody untuk tetap melaju ke depan.

Karl menyerahkan teleskopnya ke Moody

"coba kau lihat di depan sana, itu pantai yang sama yang kita darati 9 bulan yang lalu, dan lihat sekarang sudah berdiri dermaga dan beberapa bangunan disana" ujar Karl

sambil memegang kemudi kapal, Moody melihat apa yang ada didepan sana dengan teleskop milik Karl.

"wah anda benar, itu dermaga dan bangunan disana" kata Moody

"tak kusangka, Tuan Gustav bekerja begitu cepat selama kita pergi" timpal Moody

"Ya, kurasa begitu. sepertinya selama kita di Harmonia. Gustav menjalankan pekerjaannya dnegan baik" sahut Karl

"Haruskah kita berlabuh di dermaganya....kalau dari yang kulihat, dermaganya belum selesai sepenuhnya, namun kita masih bisa berlabuh disana?" tanya Moody

"tidak apa-apa. kita berlabuh disana saja" jawab Karl

Moody hanya mengangguk.

Karl lalu berjalan ke buritan. ia mengirim sinyal isyarat  kepada Nahkoda Pointer agar tetap mengikuti Pioneer.

---------------

Gustav sedang berendam di mata air hangat. mata air hangat ini berjarak 4km saja dari Loji-nya. Chandi yang memberitahunya tentang keberadaan mata air hangat ini, katanya mata air hangat ini berkhasiat untuk menyembuhkan sakit yang Gustav derita. rasa sakitnya sudah jauh berkurang berkat pijatan dari Chandi 4 hari yang lalu. ia jatuh cinta pada pandangan pertama oleh Chandi sejak pertama bertemu dan langsung melakukan hubungan badan di malam itu. setelah malam itu, Gustav langsung mengabarkan Pranav bahwa ia mengambil Chandi dengan alasan untuk dipekerjakan di Loji-nya. dan Pranav samasekali tidak keberatan.

sementara Gustav sedang berendam. Chandi sedang duduk di atas batu disekitar bibir mata air panas. Chandi tersenyum meihat Gustav yang tampak  menikmati berendam di air hangat, Gustav yang melihat senyuman Chandi membalas balik dengan senyuman. jika diperhatikan lebih seksama lagi, Chandi memang cantik. warna kulitnya yang kuning langsat, tubuhnya tegak langsing, rambut panjang hitamnya selalu digelung dengan hiasan penjepit rambut, kedua matanya yang agak sipit dengan alisnya yang melengkung, buah dada yang bulat karena ditekan oleh kain yang menutupi tubuhnya. Gustav tidak hanya jatuh cinta kepada keindahan tubuhnya, namun juga sentuhan kewanitaannya dan sikapnya yang lembut.

"Kemarilah Chandi. bergabunglah denganku. aku tidak mau sendirian saja disini" Ujar Gustav sambil memberi isyarat kepada Chandi untuk bergabung. dengan senyum terkulum, Chandi mengangguk setuju, ia lalu berdiri dan melepas pakaiannya. perlahan ia memasukkan dirinya kedalam mata air hangat itu. keduanya saling berpandang-pandangan, uap hangat dari mata air ini membuat gelora Gustav muncul kembali, ia menarik perlahan Chandi dengan lembut lalu menciumnya.

"kamu tahu. kamu memiliki negara yang indah. negerimu yang indah itu terwakilkan oleh kecantikan dan keindahan dirimu" Ucap Gustav.

Chandi hanya mampu tersipu malu sambil menundukkan wajahnya.

Gustav mengangkat wajah Chandi dengan lembut.

"aku Cinta kamu...kau tahu itu?"

"Ya...aku tahu." ujar Chandi dengan suara lembut.

Gutav mencium lagi Chandi. hangatnya mata air ini semakin membuat Gelora didalam diri Gustav bergejolak. Gustav menekan Chandi agar lebih rapat kepada tubuhnya, kedua tubuh insan itu kini menempel dengan erat.

.

.

.

Dibawah mata air hangat. terdengar suara langkah kuda lalu langkah kaki menuju pintu gerbang kayu mata air hangat.

"Maaf menggangu Tuan Gustav ini saya Jelle. maaf menggangu anda tapi saya punya kabar penting untuk anda....Tuan Karl baru saja tiba di dermaga, dia ingin anda menemuinya" Lapor Jelle dari balik pintu gerbang kayu.

Karl sudah kembali. kata Gustav dalam pikirannya. Gustav udah menunggu Karl sejak beberap minggu lalu, ia khawatir jika terjadi sesuatu pada Karl karena kedatangannya yang lama. tapi kini ada perasaan senang berdesir di hatinya, mengetahui bahwa Karl sudah sampai disini.

"Baiklah. kalau begitu aku akan kesana secepatnya. terimakasih Jelle kau boleh pergi" ujar Gustav. Jelle pamit dan meninggalkan tempat mata air hangat.

"Ada apa tuan?" tanya Chandi dengan suara yang polos.

"Temanku baru saja kembali. aku harus ke Loji untuk melihatnya" Ujar Gustav

"Chandi. kamu kembalilah ke rumah ya. nanti aku temui kamu disana" kata Gustav

"Baiklah" ukata Chandi sambil mengangguk.

"masakan makanan yang enak untukku ya"

Chandi hanya mengangguk sambil tersenyum

keduanya naik kemudian mengeringkan tubuh mereka dan berpakaian. sebelum pergi, sekali lagi Gustav mencium Chandi lalu berpamitan. kemudian Gustav menaiki kudanya dan langsung memacu kudanya menuju Loji.

------------

Di loji tampak Karl sedang mengatur para hamba sahaya Pallawaburi ketika membongkar muat barang-barang dari kapal Pointer. sebelumnya Jelle sudah memberitahu kalau Gustav akan segera kemari. beberapa saat kemudian Gustav tiba di dermaga. Gustav langsung meghampiri temannya itu. keduanya lalu saling berpelukan.

"ah, senang melihatmu kembali temanku" Ujar Gustav penuh rasa rindu.

"aku juga. tapi hei....lihatlah perubahan ini" ujar Karl sambil mengedarkan pandang disekitaran Loji.

"Sepertinya selama aku pergi. kau mencapai banyak hal disini" kata Karl

"Ya itu benar. mari kita bicara didalam. di kantor Loji kita" Ujar Gustav sambil menunjuk kantor Loji

"omong-omong kenapa tubuhmu basah?...kau habis memancing ikan?" tanya Karl. rupanya ketika Karl memeluk Gustav, tubuh Gustav masih agak basah sehabis berendam di mata air hangat itu.

"oh, tadi aku habis berendam di mata air hangat. katanya mata air itu berkhasiat untuk meredakan berbagai macam penyakit" ujar Gustav menerangkan.

Karl manggut-manggut. "kau sakit?....apa kau baik-baik saja" tanya Karl dengan rasa khawatir.

"tidak apa-apa. aku sudah merasa jauh lebih baik. ayo kita ke kantor Loji kita" ajak Gustav

beberapa saat kemudian Gustav dan Karl berada di dalam kantor loji. Gustav menuangkan GIn di gelas Karl, keduanya meminum minumannya masing-masing.

"Jadi....apa saja yang terjadi selama aku pergi?" tanya Karl

"Aku memenangkan negeri Pallawaburi dalam perang mereka melawan Butua. atas kontribusiku. aku diberi gelar Bangsawan dan diberi tanah seluas 10,000KM2 yang menjadi Kadipatenku atas kebangsawananku. dan seperti yang kau lihat aku tengah membangun Loji yang nantinya akan kita guankan sebagai pusat aktivitas dagang kita" papar Gustav

Karl nampak terkejut dengan paparan dari Karl. tapi ia merasa bangga dengan pencapaian yang berhasil Gustav peroleh. sebagai orang yang suah mengenal cukup lama Gustav. Gustav memang seorang pekerja keras dan selalu mampu mewujudkan apa yang ia cita-citakan dan ia rencanakan.

"Lihat dirimu teman. sekarang kamu sudah menjadi seorang Bangsawan dan memiliki tanahmu sendiri. siapa tahu berikutnya kamu menjadi seorang Raja" ujar Karl

Gustav tersenyum. "Ya. kita lihat saja nanti".

"Aku tahu kamu pasti berhasil. dan dugaanku tidak salah. oleh karena itu aku membawa sedikit banyak para ahli pertukangan dan sarjana....oh ya lihatlah aku juga membawa satu kapal baru" Ujar karl sambil mengedikkan kepalanya kearah Jendela.

Gustav menegok kearah jendela. dan memang benar, ada satu kapal lagi yang tertambat di Dermaga di belakang Pioneer. tampak para hamba sahaya bersama kru kapal masih sibuk membongkar muat barang-barang.

"Pointer...nama yang bagus" Ujar Gustav

"Kapal itu ammpu mengangkut massa barang 1000-2000 Ton....kita bisa membawa banyak barang yang nanti akan kita peragangkan" kata Karl. tampak Gustav mengangguk-angguk setuju.

"sesegera mungkin kita akan mengadakan rapat umum bersama para kru kapal, ahli pertukanagan dan para sarjana itu" ujar Gustav

Gustav bangkit berdiri dan melangkah kearah jendela. ia berdiam sejenak untuk menikmati pemandangan yang ada didepannya, dermaga, suara kicau burung camar yang sedang bermain di udara, lautan yang luas yang disinari oleh matahari yang sedang bersinar dengan hangat.

"pertama-tama rapat ini akan membicarakan mengenai pembentukan Perusahaan kita. kita akan melakukan aktivitas Niaga, dan aktivitas Niaga haruslah dinaungi oleh suatu badan yakni perusahaan" ujar Gustav sambil membalikkan badannya menatap Karl.

"Lalu kita akan membicarakan mengenai apa yang akan kita perdagangkan dan langkah apa yang kita tempuh selanjutnya" ujar Gustav.

"Tentu saja temanku. aku pun juga menantikan rapat yang akan mendiskusikan mengenai apa apa yang akan kita lakukan kedepannya" ujar Karl.

Gustav lalu membalikkan badannya kembali menghadap ke Jendela. Karl lalu bangkit dari tempat duduknya dan bergabung bersama Gustav menikmati pemandangan di depan matanya.

"Disini. di tempat ini kita akan memperoleh peruntungan kita" Ucap Karl kepada temannya disebelahnya. Gustav hanya mengangguk pelan tanda setuju.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C14
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login