Download App

Chapter 2: Part 2

Layaknya akhir cerita dalam sebuah dongeng, Marquisate Blair yang terus menerus dipenuhi dengan kehangatan itu berhasil melewati dua musim panas sejak hari itu. 

Semuanya berlalu layaknya cerita yang dipenuhi dengan kebahagiaan. 

Kehidupan Asha dan Klaus yang sekarang sudah bertambah tua dua tahun itu seakan mencerminkan keluarga yang bahagia. 

Bahkan banyak pelayan di Marquisate Blair yang sekarang menganggap Asha sebagai 'Young Lady' di Marquisate Blair. Dan itu tidaklah terbentuk karena kedekatan Asha dan Klaus saja, tapi lebih ke arah kemiripan keduanya. 

Asha dan Klaus memang tidak memiliki hubungan darah apapun, hanya saja kedua anak itu memiliki rambut berwarna merah layaknya bunga mawar. 

Sebuah warna yang sangat mencolok, dan membuat keduanya terlihat layaknya kakak adik kandung. 

Hanya saja Anna yang tahu semua asumsi itu seakan semakin membuat tembok yang terlihat begitu jelas dari mata orang lain. Dan salah satunya adalah Marquess James. 

Marquess James tidak pernah benar-benar berharap hubungannya dengan Anna Rohen akan berubah menjadi sesuatu yang lebih dari seorang pemberi kerja dan pekerja. Tetapi Marquess James tahu betul kalau kehangatan yang memenuhi dirinya dan Klaus sejak Anna dan Asha menjadi bagian dari kehidupan mereka adalah sesuatu yang tidak mudah didapatkannya. 

Pernikahan antara Marquess James dengan Ibu Klaus tidaklah terjadi karena 'cinta' melainkan murni perjodohan, tetapi Marquess James adalah sosok yang sangat menjunjung tinggi kesakralan dari pernikahan. Jadi sejak Ia mengatakan bersedia untuk menjadi seorang suami, tidak pernah terbesit dalam benaknya untuk memiliki sosok wanita lain. 

Hal itu membuat hubungan yang begitu 'abu-abu' itu terbentuk dalam Marquisate Blair, tetapi tidak ada yang pernah merasa itu adalah hal yang buruk. 

Kenyataannya adalah semua orang yang menjadi bagian dari Marquisate Blair seakan sengaja menutup telinga dan mulut mereka untuk menjaga keadaan itu. 

Sebab tidak ada yang lebih membahagiakan dibanding kehangatan yang memenuhi Marquisate Blair saat ini. 

Tetapi layaknya permainan takdir yang bertemu dengan garis nasib membuat kejadian tidak pernah terduga dalam hidup Asha itu terjadi. 

"Semua… akan baik-baik saja." 

Itu adalah ucapan yang terakhir Asha dengar sebelum Ia ditarik paksa meninggalkan kamar milik Ibunya. 

Serbuan penyakit yang tidak terduga memasuki Calvert Kingdom, dan dengan kondisi Calvert Kingdom yang masih melakukan perang hanya memperburuk kondisi karena pertolongan dari luar tidak bisa didapatkan. 

Tanaman obat bukanlah tanaman yang mudah di tanam di tanah Calvert Kingdom, dan itu membuat mereka harus meminta pertolongan dari kerajaan tetangga. Tetapi kenyataan peperangan yang dilakukan Calvert Kingdom dengan Ridgewell Empire membuat banyak dari kerajaan yang pernah dekat dengan mereka menutup akses mereka. 

Pnemunoic Plague. 

Itu adalah penyakit yang dikatakan oleh Healer di Marquisate Blair tentang kondisi Anna. 

Asha yang saat ini masih berumur tujuh tahun tidaklah terlalu tahu apa yang terjadi. Tetapi kenyataan dirinya tidak bisa mengunjungi Ibunya selama beberapa hari membuat gadis mungil itu tahu bahwa ini adalah kondisi yang tidak biasa. 

Dalam sekejap situasi di dalam Marquisate Blair menjadi kelam. 

Semua pelayan berusaha menenenangkan Asha yang tidak pernah meninggalkan kamarnya bersama Klaus. Tetapi disaat yang sama itu membuat Asha semakin yakin bahwa sesuatu yang 'salah' terjadi pada ibunya. 

Apalagi ketika suatu hari Asha yang sengaja melarikan diri dari kamarnya bertemu dengan Marquess James. 

Disaat itulah anak berumur tujuh tahun itu sadar bahwa semua kebahagiaan yang selama ini Ia terima tanpa benar-benar memperhatikannya, harus menghadapi kenyataan kalau kebahagiaan itu bisa sewaktu-waktu berhenti. 

Marquess James sebenarnya sudah melakukan segala cara untuk mendapatkan obat yang sesuai untuk Anna, tetapi semua ini tidaklah mudah mengingat kemanusiaan yang ada di Calvert Kingdom saat ini bukanlah kepentingan utama. Calvert Kingdom yang dipenuhi dengan polemik politik dan keserakahan akan kekuasaan, serta peperangan membuat Marquess James yang selama ini menarik diri terpaksa mulai memautkan tangan didalamnya. 

Sebuah keputusan yang tidak mudah baginya, tetapi kondisi disaat itu tidaklah mudah. 

Asha yang untuk pertama kalinya menangis tanpa henti itu menerima pelukan dari Marquess James yang tidak pernah Ia anggap lebih dari seorang 'Atasan' dari Ibunya. 

Klaus yang tidak tahu harus melakukan apa juga hanya bisa berdiri di belakang Asha yang menangis di pelukan Ayahnya. 

"Asha." 

Suara Ibunya yang terdengar sangat lelah dan begitu pelan itu membuat kedua mata Asha mengatup erat karena rasa ketakutan yang memenuhi dirinya. 

"Please – mom…" bisik Asha disela-sela tangisannya, 

"Shh – it's gonna be okay, sweetheart." 

Anna yang seakan tahu bahwa waktunya sudah tidak banyak berusaha mengatakan hal yang tidak pernah Ia bayangkan akan diucapkan secepat ini. 

Sebuah masa lalu yang sebenarnya ingin Ia bawa dalam kematiannya, tetapi Anna tahu bahwa ini semua adalah demi kebaikan dan masa depan Asha. Meski harus diakui umur Asha masih terlalu muda untuk menghadapi semuanya. 

Ia tidak pernah menduga Ia akan meninggalkan satu-satunya kebahagiaan yang membuatnya bertahan secepat ini. 

"Asha…" ucap Anna lagi dengan susah payah, dan Marquess James yang seakan tahu bahwa Anna sedang berusaha memberi tahu Asha itu membantu Asha menatap Ibunya. 

"… pergilah ke Ridgewell, Asha. Empress… Empress Darla, Ia akan melindungimu. Asha beritahukan namaku padanya. Kamu akan aman bersamanya." 

Jujur saja tidak ada yang pernah menduga nama itu akan keluar dari seorang Anna Rohen, sosok rakyat biasa yang ada di Calvert Kingdom. 

Tetapi ketika Marquess James kembali mengingat kejanggalan yang Ia rasakan ketika berbicara dengan Anna, bagaimana wanita itu membawa dirinya, kecerdasan dan keanggunan yang ada membuat kemungkinan Anna sebagai salah seorang bangsawan adalah besar. 

"Marquess… tolong… Asha… tolong lindungi dirinya paling tidak sampai Ia berhasil bertemu dengan Empress." 

Sebuah kalimat yang sebenarnya sangat terlarang mengingat peperangan yang sudah terjadi selama bertahun-tahun antara Calvert Kingdom dan Ridgewell Empire. 

Dan itu menandai kematian dari Anna Rohen. 

Membuat Asha Rohen sekarang menjadi anak yatim piatu, sebuah perubahan yang begitu tragis mengingat semua kebahagiaan Asha selama tujuh tahun ini.

Tidak hanya Asha, semua orang di Marquisate Blair, baik itu Marquess James, Klaus atau pelayan lainnya ikut merasakan kehilangan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. 

Satu-satunya hal yang membuat mereka bertahan adalah keberadaan Asha. 

Mereka seakan berpegang pada kenyataan bahwa 'paling tidak Asha masih ada bersama kita'. 

Disaat itulah sebuah perubahan akan keberadaan Asha di dalam Marquisate Blair menjadi lebih signifikan dari yang bisa seseorang bayangkan. 

Dan tanpa sadar kalimat akhir dari Anna yang diucapkan untuk Asha membuat Marquess James seakan menemukan tujuan baru dalam menghadapi peperangan politik di Calvert Kingdom. 

Marquess James yang selalu memposisikan diri sebagai fraksi netral, mulai membuka suara dan mendukung perhentian peperangan yang ada. Selain karena wasiat yang ditinggalkan Anna, tapi karena Marquess James menyadari betul seberapa besar rakyat dari Calvert Kingdom harus menderita karena peperangan tidak masuk akal itu. 

Tiga tahun – Tiga tahun berlalu dengan segala bentuk perjuangan yang ada sehingga akhirnya Raja dari Calvert Kingdom menyetujui untuk menandatangani pernyataan untuk berdamai dengan Ridgewell Empire. 

Selama tiga tahun itu, Asha juga bertumbuh layaknya anak seumurannya dengan semua perlindungan yang didapatnya di dalam Marquisate Blair. Tentu Klaus yang sepertinya sudah menganggap dirinya sebagai 'kakak' dari Asha itu terus berada di sampingnya. 

"Jadi kapan kamu akan berangkat ke Ridgewell?" tanya Asha yang sedang membereskan beberapa surat yang ada di meja tulis milik Klaus. 

"Hm, minggu depan. Aku tahu kalau seharusnya aku tidak perlu berangkat seawal itu, tetapi aku ingin menikmati waktu di Ridgewell Capital lebih dahulu sebelum memasuki Academy." 

Ya, tiga tahun berlalu, dan Klaus yang saat ini sudah berumur 12 tahun itu akhirnya berhasil memasuki sekolah impiannya. 

Escuela Academy. 

Sekolah yang sangat terpandang dan memiliki sejarah begitu panjang dalam menghasilkan lulusan terkenal di seluruh dunia itu adalah sekolah impian dari banyak anak bangsawan. Dan tentu memasukinya tidaklah mudah. 

Jelas status sebagai anak bangsawan bisa membantu, tetapi pada kenyataannya semua anak yang sudah cukup umur yaitu mulai 12 tahun bisa mengikuti tes seleksi dan jika dirimu lolos kamu bisa memasuki Escuela Academy. 

Dan karena itulah Escuela menjadi salah satu sekolah yang sangat dipandang, sebab status dan kekayaaan tidak menjadi penentu utama. 

Sebenarnya kabar tentang Klaus diterima di Escuela Academy adalah hal yang hampir mustahil mengingat keadaan perang yang selama ini ada. Tetapi seakan kebetulan yang begitu sempurna, penandatanganan surat berdamai antara Calvert Kingdom dan Ridgewell Empire dilakukan tepat sebulan sebelum tes tahunan untuk memasuki Escuela Academy. 

Tapi bagi Asha ini sebenarnya adalah kesempatan yang hampir tidak pernah bisa Ia dapatkan untuk mendatangi Ridgewell Empire. 

Meski Asha tidak pernah mengatakannya, Ia sebenarnya selalu mengingat kalimat terakhir Ibunya seakan kata demi kata yang terngiang itu tertattoo dengan sempurna dalam benaknya. 

Hanya saja keinginan Asha untuk ikut berangkat ke Ridgewell Empire bersama Klaus ke Academy ditolak mentah-mentah oleh Marquess James. 

Sejak kejadian tiga tahun lalu itu, Marquess James berperan layaknya sosok 'Ayah' bagi Asha. Meski secara hukum Marquess James hanyalah seorang proxy dari Asha. 

Asha pada saat itu memilih untuk menolak tawaran adopsi yang dilontarkan Marquess James, entah mengapa Asha merasa bahwa ada sesuatu yang harus Ia pastikan terlebih dahulu. Dan selama itu masih belum jelas, menerima Marquess James sebagai Ayahnya adalah hal yang tidak seharusnya dilakukan. 

Jadi sejak saat itu Marquess James bertindak sebagai wali dari Asha dimata hukum, tetapi pada kenyataan apa yang dilakukan Marquess James tidaklah jauh dari seorang Ayah. Tetapi Asha tidak terlalu memikirkan itu karena Ia tahu bahwa jika Marquess James ataupun Klaus tidak ada disisinya mungkin Ia tidak akan bisa melewati tiga tahun ini. 

"Tidak." Itu adalah jawaban dari permintaan Asha tentang keinginannya untuk ikut dengan Klaus. 

"Tapi… kenapa?" 

"Dirimu masih terlalu kecil untuk meninggalkan rumah sendirian, Asha." 

"Tapi aku tidak sendirian – Brother Klaus akan ada disana juga." 

"Asha." Suara dari Marquess James yang terdengar rendah itu menandakan bahwa apapun alasan yang diucapkan oleh Asha tidak akan diterima olehnya. 

"Dua tahun. Dua tahun lagi kamu bisa menyusul Klaus menuju Escuela Academy." Ucap Marquess James, membuat Asha menghela nafas karena Ia tahu kalau Marquess James akan mengatakan itu. 

"Dan Asha… aku tahu kalau kamu sadar Klaus memang akan ada di Ridgewell Empire tetapi Ia akan ada di Dorm Academy. Jadi tidak mungkin aku mengijinkanmu berada di tempat itu sendirian." 

Ya, sudah jelas Asha tahu tentang semua itu. Ia bukanlah anak yang 'bodoh', tetapi Ia tetap berusaha mencoba mencari celah untuk sesegera mungkin mengunjungi Ridgewell Empire. 

"Lagipula apa yang akan kamu lakukan ketika berada disana?" 

Marquess James mungkin terdengar 'dingin' dan terlalu 'keras' ketika berbicara dengan Asha, tetapi Marquess James sangat mengenal karakter dari Asha Rohen. 

Asha Rohen sangatlah pintar untuk membuat orang tanpa sadar menuruti apa yang Ia inginkan dengan kepintarannya dalam berbicara. Jadi ketika ada perdebatan atau pembahasan seperti ini, Marquess James sengaja mengatakan semuanya tanpa filter. Sebab Ia tahu betul Asha tidak bisa membalasnya ketika itu terjadi. 

"Okay." Ucap Asha pada akhirnya setelah memikirkan pro dan kontra jika Ia tetap bersikeras meminta untuk berangkat ke Ridgewell Empire. 

Lagi pula – dua tahun – seharusnya tidaklah terlalu lama bukan? 

-bersambung-


CREATORS' THOUGHTS
priscillangel priscillangel

Buat yang suka atau ada masukan apapun tentang ceritaku ini, langsung comment aja ya <3 Oya, jangan lupa untuk "Add to Library".

with love,

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login