Download App

Chapter 2: BAB 1 JIWA YANG TERTUKAR

Qian mendengar seorang memanggil, Qian-er … Qian-er … Napas Qian masih terasa sesak, dia berusaha membuka matanya tapi terlihat kabur. Qian membuka matanya lebar-lebar, tapi apa yang dia lihat membuatnya terkejut. Dia melihat seorang laki-laki berkumis tipis dan seorang perempuan bersanggul di depan wajahnya. Raut kedua orang itu terlihat khawatir. Seorang tabib dan seorang perempuan juga ada di kamar itu. Dia berada di sebuah kamar yang terlihat berbeda dengan zaman modern. 

Qian mengerjapkan matanya, berharap yang dilihatnya hanya sebuah mimpi. Di mana aku? pikir Qian. Bukankah aku tadi ada di rooftop? Kedua orang yang ada di dekatnya tersenyum.

 "Qian-er, apakah kau baik-baik saja?" tanya perempuan itu. 

Qian sedikit menjauh. 

 "Di mana aku?" tanya Qian.

 "Kau ada di rumah," jawab perempuan itu. 

"Rumah siapa?"

"Rumah kita. Apa kau tak ingat apa yang sudah terjadi?" tanya perempuan itu sambil memegang tangan Qian.

"Siapa Anda?" tanya Qian.

"Aku ayahmu, Tuan Ye. Apakah kau sudah lupa dengan kami?" tanya Tuan Ye. "Tabib, apa yang terjadi dengannya?" lanjut Tuan Ye. Sang Tabib mengerutkan alisnya.

Pikiran Qian berputar. Siapa Tuan Ye? Kenapa aku bisa berakhir di sini? tanyanya dalam hati sambil masih kebingungan melihat kondisinya. Dia memakai hanfu putih, dan sekelilingnya terlihat aneh. Qian menyubit pipinya. Dia mengaduh, dan yakin bahwa yang dilihatnya bukan mimpi.

Lelaki yang bernama Tuan Ye terlihat khawatir dengan kondisi Qian yang ketakutan dan kebingungan. Qian turun dari tempat tidur lalu berlari keluar. Qian terperengah melihat pemandangan yang ada di hadapannya. Dia benar-benar berada di masa lalu, rumah itu terlihat kuno dan beberapa pelayan yang lalu lalang juga menggunakan baju kuno. Sampai akhirnya rasa bingung itu makin menjadi ketika Tuan dan Nyonya Ye tergopoh menghampirinya,.

 "Anakku, apakah kamu baik-baik saja?" tanya Tuan Ye.

"Siapa aku? Di mana aku?" tanya Qian pada orang-orang itu. "Apa yang terjadi?" tanyanya dalam hati masih belum bisa memahami kondisinya yang aneh.

Orang-orang di sekelilingnya merasa khawatir kalau saja Qian hilang ingatan. 

 "Kau anakku, Ye Qian. Kau berada di rumah, Apakah kau tak ingat apa pun?" tanya perempuan itu.

Qian merasakan sakit di kepalanya yang terbebat kain. Ada darah di kain itu, berarti memang terjadi sesuatu pada gadis yang bernama Qian ini. Sekarang dia sadar, Qian modern terjebak dalam tubuh gadis yang bernama Qian di masa kuno. Qian limbung dan hampir terjatuh, tapi laki-laki yang ada di dekatnya langsung membantu menahan tubuhnya agar tak terjatuh. Dipapahnya Qian masuk ke kamar dan berbaring di tempat tidur.

 "Panggilkan tabib," perintah Tuan Ye.

Tak lama kemudian tabib datang memeriksa kondisi Qian. Tabib menyarankan untuk istirahat dan minum obat sampai luka di kepala Qian sembuh. Benturan di kepalanya penyebab Qian hilang ingatan. Tabib itu berharap Qian kembali ingatannya seiring berjalannya waktu. Tabib pun pergi.

***

Qian membuka matanya. Di kamar hanya ada gadis pelayan yang sedang tertidur menelungkupkan kepala di meja. Kerongkongannya terasa kering.

 "Aku haus, minta minum," ujar Qian membangunkan gadis itu. 

Gadis itu bangun dan segera mengambilkan minum untuknya.

 "Nona, apa yang Anda rasakan? Apakah Anda baik-baik saja?" tanya gadis itu.

Qian menganggukkan kepala setelah minum air. 

 "Siapa kamu?" tanya Qian penasaran.

 "Saya pelayan Anda Nona. Anda bahkan tak ingat nama saya? Nama saya Xiaoqing. Anda tak ingat ayah Anda sendiri? Aduuuh, Nona, benturan di kepala Anda benar-benar parah, bahkan sampai tak ingat apa pun," ujar perempuan yang bernama Xiaoqing itu merasa khawatir dan sedih atas hal yang menimpa nona mudanya.

 "Apa yang terjadi pada diriku, sampai aku seperti ini?" tanya Qian

 "Anda nekat naik kuda ke tebing di bukit sana. Kuda Anda pulang sendiri, sehingga kami khawatir terjadi sesuatu pada Anda. Setelah pencarian, kami menemukan Anda sudah jatuh ke jurang dengan kepala berdarah. Ayah dan ibu Anda begitu khawatir dengan kondisi Anda. Syukur Anda masih hidup,"jelas Xiaoqing dengan raut wajah lega.

Qian hanya diam terbengong tak percaya dengan apa yang dia dengar. Apakah gadis yang bernama Qian ini sebenarnya sudah mati? Bagaimana jiwaku bisa terbawa ke sini? Lalu apa yang terjadi dengan diriku di masa depan?" pikir Qian. 

 Qian ingat, dia menangis lalu keluar gedung tempat Jiangyi melakukan prosesi pernikahan. Hari itu dia menyendiri di atas sebuah gedung karena patah hati. Jiangyi kekasihnya meninggalkannya. Laki-laki itu lebih memilih menikah dengan Sun Hua gadis pilihan keluarga Jiang. Qian ingat ketika dia terjatuh dari gedung karena tiba-tiba ada seorang perempuan misterius menarik tangannya.

 Qian anak angkat keluarga Jiang. Dua saudara angkatnya Jiangyi dan Jiangyu sama-sama mencintainya. Walau pada akhirnya Qian melabuhkan cintanya pada sosok Jiangyi pewaris utama Grup Jiang. Kisah cintanya ditentang oleh ayah angkatnya dengan alasan fakta kematian kedua orang tua Qian adalah karena ulah tak bertanggung jawab Paman Jiang, adik Tuan Jiang. Pabrik obat milik Grup Jiang meledak dan menimbulkan banyak korban demi mendapatkan uang asuransi. Jiangyi mengadakan re-investigasi terhadap kasus itu ketika sudah menjabat sebagai CEO. Fakta dan kondisi ini menjadikan Qian menjauh dari Jiangyi. Sampai akhirnya Qian mengalah. Jiangyi menikah dengan anak gadis keluarga Jiang, karena itu jalan satu-satunya untuk menyelamatkan perusahaan. Demi kebahagiaan dan membalas budi kepada keluarga Jiang yang sudah membesarkannya.

 Qian tak bisa berkata apa-apa. Dia tak tahu apa pun tentang kehidupan di sini. Di zaman ini, pasti tak sama dengan di masa depan. 

Tak ada HP, tak ada listrik, tak ada mobil haduuuh bagaimana aku bisa bertahan hidup? pikiran Qian kalut. 

Qian turun dari tempat tidurnya, lalu berjalan menuju sebuah kaca yang terbuat dari logam mengkilat. Dia memandangi wajah yang terpantul di cermin logam. 

Ya Tuhan! Qian hampir saja berteriak kaget, tapi dia tahan. 

Disentuhnya wajahnya. 

 Wajah ini, mirip dengan wajahku, pikir Qian. 

Wajah Qian kuno mirip wajah Qian modern. Dia tak habis pikir. Disentuhnya wajahnya, tangannya, badannya. Semua mirip.

Siapa Qian? Mengapa dia memiliki wajah yang sama denganku? Bahkan aku sekarang ada di dalam tubuhnya, pikir Qian, Ajaib! Pekiknya.

"Nona, istirahat saja. Wajah Anda masih pucat," ucap Xiaoqing sambil memapah Qian kembali ke tempat tidur.

Qian patuh dan kembali ke tempat tidurnya. Matanya tak bisa terpejam, pikirannya masih melayang ke mana-mana. Takut, khawatir, terkejut bercampur menjadi satu. Apa yang bisa dia lakukan agar bisa kembali ke masa depan? Dia tak punya ide sama sekali. Apakah perlu aku terjun dari tebing tempat Qian jatuh agar jiwaku kembali?Aiisy terlalu spekulatif, iya kalau aku mati, kalau tak terjadi apa-apa malah kepalaku akan dibebat lagi seperti ini. Kalau aku harus bertahan di sini, apakah aku mampu? pikiran Qian berkelindan. 

 Baiklah, lebih baik aku bertahan sebagai Qian, pikir Qian lagi berusaha untuk lebih positif. 

Yaaak, Qian, kau sekarang adalah Qian, ucap Qian dalam hati menyemangati dirinya sendiri. Tak terasa matanya semakin berat dan dia tertidur kembali.


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login