Download App

Chapter 2: 2. Menolak Keras

Singgah cerita...

Saat itu Rallin menangis di kamar karena kesal kepada Ayah dan Ibu nya. Dia merasa orang tua nya selalu mengekang nya, semua yang dia lakukan selalu salah di mata Ayah dan Ibu nya.

Rallin : "Buat apa piala ini aku pajang? Gak ada gunanya!!! (ujarnya sambil melempar piala juara umumnya sampai pecah terpisah) Di mata mereka aku selalu aja salah! semua yang aku lakukan salah! Gak ada bangga bangga nya banget sih punya anak pinter, nyebelin!!"

Keesokan harinya...

Rallin : "Ayah, ayo pergi"

Ayah : "Mau kemana?"

Rallin : "Sekarang kan waktunya aku daftar ke sekolah impian aku Yah, aku kan udah pernah ngomong sama Ayah"

Ayah : "Sekolah impian? emangnya kalo kamu sekolah disana kamu bakal berubah?"

Rallin : "Maksud Ayah apa sih?"

Ayah : "Ayah gak akan ngijinin kamu sekolah disana!!"

Bagai di sambar petir, badan Rallin langsung lemas mendengar perkataan Ayahnya. Hari itu adalah hari yang di tunggu tunggu oleh Rallin, tetapi semuanya hilang begitu saja, dia tidak mendapat kan izin dari ayahnya untuk sekolah di sekolah impian nya.

Rallin : "Ayah gak bisa lakuin ini sama aku! kenapa ayah tega larang aku di sekolah impian aku?"

Tiba tiba Ibu datang dan menjawab Rallin.

Ibu : "Kamu gak akan berubah kalo kamu tetap di biarkan sekolah di sekolah impian kamu, waktu SMP juga kamu janji mau jadi anak yang baik kan kalo sekolah di sekolah impian kamu? tapi nyatanya mana, kamu malah makin bandel!!"

Rallin : "Bu, pokoknya aku mau sekolah disana! aku gak mau sekolah kalo aku gak sekolah di sekolah impian aku!!"

Ayah : "Mulai minggu depan, kamu akan sekolah di sekolah pilihan ayah dan Ibu titik!!!" ucapnya lalu pergi bersama Ibu.

Rallin : "Buuu... Ayaaahh!! kalian jahaaaat!! kalian tega sama aku! (teriak nya sambil menangis) Aku menolak keras dengan semua keputusan ayah dan Ibu! aku gak mau sekolah di sekolah pilihan mereka!!!"

Saat itu Rallin langsung pergi dari rumah dan pergi ke rumah Rena. Sesampainya di rumah Rena...

Rallin : "Reeen... buka pintunya!" teriaknya

Rena : "Rallin? kamu kenapa?"

Rallin : "Heu.. heu.. heu" tangis Rallin

Rena : "Kamu kenapa Lin? ayo masuk dan cerita sama aku"

Rena dan Rallin pun masuk lalu langsung ke kamar Rena untuk bercerita.

Rallin : "Ren... "

Rena : "Iya Lin kamu kenapa? ayo cerita"

Rallin : "Aku gak sekolah ke sekolah impian kita"

Rena : "Apa? t.. tapi kenapa?"

Rallin : "Ayah dan Ibu gak ngizinin aku Ren, katanya takut kalo aku bakal lebih bandel dari sekarang"

Rena : "Ya ampun Lin, kamu yang sabar ya.. terus kamu mau sekolah dimana?"

Rallin : "Aku juga gak tahu, dan pokoknya aku gak mau tahu"

Rena : "Terus... kita pisah?"

Rallin : "Pokoknya aku menolak keras keputusan orang tua aku Ren!"

Rena : "Kok orang tua kamu gitu banget sih Lin? harusnya mereka dukung semua keinginan kamu, kaya orang tua aku, mereka selalu dukung kemauan aku kok"

Rallin : "Aku gak tahu salah apa sama mereka, sampe segitunya banget"

Rena : "Kamu yang sabar ya, coba kamu ngomong lagi sama mereka, siapa tahu mereka mau dengerin kamu"

Rallin : "Aku tahu Ayah dan Ibu kaya gimana, mereka gak mungkin mau dengerin aku, kalo aku gak sekolah di sekolah impian, pokoknya aku gak mau sekolah tahu gak"

Rena : "Coba kamu tanya mereka, kamu mau di sekolahin dimana?"

Rallin : "Males banget deh Ren"

Rena : "Biar kamu tahu kamu mau sekolahin dimana, siapa tahu di sekolah yang lebih bagus"

Rallin : "Tahu ah pusing, malam ini aku nginep disini ya Ren, aku males pulang"

Rena : "Ya udah kamu disini aja"

Rallin : "Si montok (Nina) telpon dong suruh kesini, sepi banget dia gak ada tahu gak"

Rena : "Haha iya bentar aku telpon dulu"

"TUUUTTT... TUUUUTTT"

Rena : "Yaaah kayanya dia udah molor Lin, gak di angkat"

Rallin : "Haduuuhhh jam segini udah molor aja tuh anak"

Rena : "Maskeran dulu yuk"

Rallin : "Ya udah yuk"

Keesokan harinya...

Ayah dan Ibu sangat cemas karena Rallin belum pulang pulang juga.

Ibu : "Ya ampun Pa, Rallin kemana ya?"

Ayah : "Papa juga gak tahu Ma"

Ibu : "Sebenarnya mama berat menyekolahkan dia ke asrama Pa"

Ayah : "Ya Papa juga sama sama berat Mah, tapi mau gimana lagi, ini demi kebaikan dia"

Ibu : "Pasti rumah ini sepi banget tanpa Rallin"

Ayah : "Ssstt, sudah... jangan sedih, demi Rallin kita harus sanggup sehari hari di rumah tanpa dia"

Ibu : "Papa bener, Mama harus siap hidup tanpa dia, tapi kita akan sering jenguk dia ya Pah?"

Ayah mengangguk dan tersenyum lalu memeluk Ibu.

***

Rallin : "Ren, semoga keterima ya di sekolah baru nya" ujarnya lemas

Rena : "Harusnya sekarang kita daftar bareng Lin"

Rallin : "Aku juga pengennya gitu, tapi mau gimana lagi, kamu semangat ya sama Nina, mungkin emang udah jalannya harus kaya gini"

Rena : "Ya ampun Lin aku sedih banget tahu gak, gak nyangka kita bakal pisah setelah lulus smp"

Rallin : "Awas ya jangan sombong kamu kalo udah sekolah disana"

Rena : "Nggak lah, aku gak kaya gitu"

Rallin : "Ya udah kalo gitu aku pulang ya, itu gojeknya udah dateng"

Rena : "Oke hati hati ya?"

Rallin : "Iya, bye.. "

Rena : "Bye... "


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login