Download App

Chapter 3: Cantik dan gila

Sesampainya aku di Inamart, salah satu karyawan bertanya padaku, "hey, kau baik-baik saja? Gempa tadi lumayan besar loh, kami bersyukur toko ini baik-baik saja."

"Hah?"

Hah? Gempa? Tunggu-tunggu... gempa? Tidak-tidak... tidak mungkin, tapi...

"Hah??! Kau tak tahu???! Jangan bilang kau masih tertidur? Kau sudah gila."

Gempa bumi?!

Benarkah? Aku benar-benar melewatkan sesuatu! Aku tak merasakan getaran sedikit pun, tadi pagi aku benar-benar tertidur pulas, aku bahkan bermimpi indah. Haaa… sialan, tidurku sudah seperti orang mati, hampir saja aku benar-benar mati.

"Sebaiknya kau hati-hati, menurut berita akan ada gempa susulan. Atau mungkin kau bicara ke manager untuk menutup toko ini, dan kau bisa kembali ke rumah."

Sambil memperingatiku, kedua rekan kerjaku pergi pulang dan kami berganti sif.

Aku benar-benar memikirkan perkataannya, apa aku tutup saja toko ini dan kembali pulang? Tapi aku berhutang banyak kepada manager toko ini, ahh… sepertinya aku memang harus bekerja, tak peduli meski akan ada bencana sekalipun.

Aku menarik nafas dalam-dalam dan mengembuskannya secara perlahan, lalu kemudian aku kembali menjalankan kegiatanku di malam hari. Aku menyimpan katana di bawah meja kasir, merapikan barang-barang, melihat laporan dari karyawan sebelumnya. Setelah semua persiapan beres, aku duduk manis di depan meja kasir menunggu pelanggan datang dan membayar barangnya.

Dan malam yang membosankan ini dimulai, menyapa pelanggan, memberi senyuman, menerima pesanan, memberi kembalian, dan mengucapkan 'terimakasih' semua ini benar-benar membosankan. Aku sudah tak kuat lagi, rasanya aku ingin berhenti sekarang juga jika bukan karena pemilik toko ini dan tentunya—uang, aku benar-benar benci pada diriku sendiri karena harus melakukan sesuatu berlebihan hanya karena uang.

Pada akhirnya aku memakan omonganku sendiri.

Sampai waktu luangku datang, kuhabiskan dengan menonton One Piece melalui smarthphone milikku. Aku sangat suka sekali dengan film anime satu ini, ya aku tahu apa yang kalian pikirkan tentangku, tapi jika kau benar-benar memahami ceritanya… kau akan menyukainya.

Satu sampai tiga pelanggan silih berganti keluar masuk dari toko, hingga waktu menunjukan tengah malam, aku meminum air botol kemasan sambil melihat hujan gerimis yang masih mengguyur Kota ini. Sepertinya memang tak akan pernah berhenti, tiga hari? Satu minggu? Satu bulan? Satu tahun? Atau.... selamanya? Mana mungkin.

Semoga saja besok reda, pikirku begitu.

"Ya, semoga saja."

Ha...??? Haaaaa??!!

Tiba-tiba seseorang datang dan berbicara begitu saja kepadaku.

Dia!

Orang itu!! Orang aneh yang kemarin malam berusaha merampok toko ini!

Dia kembali dan dia benar-benar mengejutkanku, dan juga… bagaimana dia bisa mengetahui apa yang aku pikirkan?! Apa dia bisa membaca pikiran? Lupakan itu.

Mengapa dia kembali?! Apa dia mencoba menyerangku lagi??!!

Sialan! Katana! Katana! Katana! Aku harus segera mengambil katana yang berada di bawah meja!

Tangan dan kakiku gemetar saat mencoba mengambil katana yang sudah ku siapkan di bawah meja. Aku benar-benar sudah tak mengerti lagi dengan diriku, mengapa di saat seperti ini aku takut?!

"Hey."

Tiba-tiba dia sudah berada di depanku begitu saja, saat ini wajahnya tepat berada di depan wajahku!! Dan membuatku terkejut! Saking terkejutnya aku terdorong ke belakang mengenai rak yang berada di belakangku, sehingga barang-barang yang berada di dalam rak berjatuhan dan menimpa tubuhku.

Dari bawah aku melihatnya sedang menatapku, untuk sesaat… perasaan takutku hilang seketika setelah aku melihat suatu kebenaran yang saat ini sedang ku lihat dari bawah. Aku benar-benar tak percaya, yang menyerangku kemarin malam adalah seorang wanita, dan parahnya lagi… dia sangat cantik!

Orang itu pun membuka kupluk jas hujannya.

Dia memiliki rambut putih sedikit panjang, rambutnya benar-benar putih, kulitnya pun putih meski terlihat sedikit pucat, matanya merah… lensa? Atau dia albino? Vampire? Orang asing? Aku pikir yang menyerangku adalah seorang pria yang penuh dengan bekas luka di tubuhnya, tapi ternyata dia seorang bidadari yang turun dari syurga.

Tapi aku tak boleh tertipu, aku harus tetap waspada, aku tak boleh lengah, aku tak boleh menilai seseorang dari sampulnya, tapi—dia benar-benar cantik! Sialan, ada apa denganku hari ini! Arghh!!!

Dengan cepat aku mengambil katana dan menodongkannya kepada seorang wanita cantik yang berada di depanku saat ini dan bertanya:

"A… ada perlu apa k…kau… kemari?"

Tunggu, apa yang aku lakukan? Apa yang kulakukan saat ini merupakan hal yang benar? Dia bahkan tak bersenjata, sial! Aku tak boleh ragu, aku yakin, aku sangat yakin sekali jika dia merupakan orang yang mencoba merampokku kemarin malam.

"Tak sopan sekali, aku ini pelangganmu."

Wanita tersebut menjawab pertanyaanku sambil menyilangkan kedua tangannya dengan wajahnya yang… tanpa ekspresi sama sekali.

Untuk sesaat aku terdiam dan sedikit terkejut, apa maksudnya? Apa dia sedang melucu? Tiba-tiba keadaan toko menjadi hening, seluruh pandangan tertuju kepada kami berdua, beberapa pelanggan terlihat cukup panik. Dari wajah mereka mereka, dari ekspresi mereka, aku yakin sekali jika saat ini mereka pasti menganggapku sebagai orang yang sangat amat jahat… sekali.

Sialan... apa-apaan ini, seolah-olah aku yang menjadi penjahat dan gadis ini adalah korban. Ini benar-benar tak adil, sialan! Dengan terpaksa aku menurunkan katana ini dan meminta maaf kepadanya, kemudian aku menyapa gadis tersebut seperti halnya aku menyapa kepada pelanggan lainnya.

Aku benar-benar dipermainkan, gadis yang berada di depanku saat ini bermuka dua dan sok polos! Sial, lihatlah dia… setelah semua yang terjadi dia hanya mondar-mandir berlagak mencari sesuatu di toko ini hampir 30 menit lebih dan tak membeli satupun barang. Bahkan sampai pelanggan terakhir keluar dari toko dia masih belum menentukan pilihannya.

Untuk sesaat aku berpikir kembali tentangnya, apa mungkin dia hanya seorang gadis biasa? Atau mungkin dia orang yang berbeda dari kemarin malam?? Tapi jas hujan yang dia pakai sangatlah mirip, dan aku yakin sekali jika gadis itu adalah orang yang sama!

Tak lama kemudian gadis itu mendekati meja kasir.

"Kau…."

"...Ya... yaa?"

Kali ini sorotan matanya lebih tajam lagi, dia terus menatapku, melototiku tanpa tujuan yang jelas! Dia benar-benar aneh, apa dia seorang psikopat?

"Ahh! Kau yang kemarin! Yang menyerangku dengan tongkat baseball itu!"

"Hah?"

Tak disangka dia baru saja mengenaliku, dan tunggu... apa?!! Aku yang menyerangnya?! Bukankah dia yang pertama menodongku dengan katana ini? Apa dia pura-pura polos atau benar-benar polos? Tapi sepertinya… memang benar jika aku yang menyerangnya duluan, tapi aku perlu melakukannya, jika tidak dia akan merampok toko ini, meski semuanya berakhir begitu saja tanpa sebab.

Dan juga waktu itu tubuhku bergerak dengan sendirinya, aku tak bersalah… ya!

Aku tak bersalah, dia jelas bersalah karena membawa benda tajam ke dalam toko, tapi—jika dipikir-pikir apa yang aku lakukan tadi lebih parah darinya.

"Tolong pedangnya... coba kulihat."

Dia menjulurkan tangan kanannya dengan maksud untuk meminjam katana yang kupegang, tapi aku tak memberinya begitu saja, aku tak ingin hal buruk terjadi. Aku khawatir dia akan mengambilnya lalu menyerangku, aku harus tetap waspada, aku mengambil sedikit langkah ke belakang sembari mengangkat katana ini dengan hati-hati.

Lalu dia menatapku lagi, kenapa? Apa dia kesal? Apa dia kesal?!! Kenapa dia tak menunjukan ekspresi itu?! Apa dia memang tak bsia berekspresi atau dengan sengaja berwajah datar agar aku tertipu? Lalu aku akan merasa kasihan dan memberi pedangnya begitu saja? Entahlah, aku terlalu banyak berpikir.

Dan juga kenapa dia terus menatapku? Kami bahkan saling menatap satu sama lain dengan waktu yang cukup lama.

Tiba-tiba jantungku berdetup kencang, sialan! Ada apa dengannya!?

Di… dia.... dia benar-benar sangat cantik! Sialan, aku tak boleh tergoda, aku tak boleh lengah sedikitpun! Kenapa aku begitu lemah di hadapan wanita sepertinya?! Sial, sial, sial, sial!! Kuatkanlah wahai diriku!! Kuatkanlah! Tegar! Aku tahu kau sudah lama tak memiliki pasangan, tapi tolonglah… tahanlah! Arghhh!!

"Ohh benar, kau yang kemarin! Mirip sekali."

Lagi-lagi… gadis itu benar-benar baru mengingatku, entah kenapa aku sangat kesal sekali kepadanya.

"Maaf sebelumnya, tapi-."

BRAGGG!!

Gadis itu tiba-tiba menggebrakan kedua tanganya ke meja kasir! Ada apa dengannya?! Apa dia senang melihatku terkejut??! Dia bahkan memotong perkataanku begitu saja, aku tak tahu apa yang sebenarnya dia lakukan di toko ini.

"Beri aku kursi."

Benarkah aku takut dan gelisah kepadanya? Dia terlihat seperti gadis normal biasa. Setelah aku memberinya kursi, dia duduk di hadapanku.

…Dan dia benar-benar cantik! Dia lebih manis dari yang ku kira! Tidak! Tidak tidak tidak…! Sialan, lagi-lagi aku tergoda.

Gadis itu pun menarik napas dalam-dalam dan membuka mulutnya lalu berkata:

"Tangan."

"Tangan?"

Tangan? Apa maksudnya jabat tangan?

Dia memegang tanganku, tangannya sangat lembut dan dingin, aku tak percaya jika tangan lembutnya ini yang telah membelah tongkat baseballku menjadi dua.

Lalu tiba-tiba aku merasa sesuatu yang menyengat tangganku!

"Arghh!"

Sial!! Dia baru saja mengerjaiku?....Lagi??

"Ternyata memang benar."

"Hah?"

"Namaku Fay, dan aku berasal dari sisi bumi yang lainya."

"....?"

Suasana menjadi hening seketika.

"O-oh… begitu?"

HAAAHHHH???!!

Yang benar saja!!???

Aku tak tahu apa yang harus aku katakan, dia benar-benar gila!


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login