Download App

Chapter 2: Bab 2

"Aku tak perlu kamu kasihani." Ucap nya, namun aku sudah tau ini bakal terjadi, karena aku sudah pernah merasakan ini semua, dimana saat ayah, dan ibu pergi meninggalkan ku untuk selama-lamanya.

"Jika kamu tau aku harap kamu tak membicarakan kepada orang lain."

"Lagian tak ada yang peduli pada diri ku."

Aku masih diam saja pada waktu itu, aku waktu itu mengingat kembali apa yang pernah terjadi dalam hidup ku, di tinggalkan oleh orang tua di saat masih berumur 12 tahun, dan hidup penuh kesendirian, aku jalani itu semua, aku tau dari kata yang ia ucapkan itu bahwa tak ada yang peduli, karena aku merasakan itu dimana tak ada yang peduli pada diri ku saat itu, aku hidup sebatang kara dengan bekerja untuk memenuhi hidup dan sekolah ku.

"Jangan berkata seperti itu, masih ada yang peduli pada anda, aku mendengar lewat telepon saat ibu berbicara pada ayah anda. Bukankah artinya ayah anda masih peduli?"

Aku segera pergi dari tempat itu, namun... Lagi-lagi ia mencegahku dan kali ini ia tiba-tiba memeluk tubuh ku, dan menangis di depan ku, berteriak entah apa teriakan itu didengar oleh yang lain nya. Namun aku tau sekarang ini ia sedang melepaskan beban yang ia pikul, aku tau itu. "sudah?" tanya ku dan menyapu air mata nya. Tapi ia masih saja menangis kecil, kini aku yang memeluk diri nya, mengusap rambut yang sebatas bahu itu. Entah dari mana semua ini, kami seperti mempunyai kecocokan satu sama lain nya. Aku mencoba menenangkan dirinya, sampai Bell berbunyi.

Hari ini kami tak belajar, ya karena ini awal semester. Namun kami tak di izinkan berkeliaran di luar kelas. Aku merasa bosan, dan memikirkan tentang kejadian tadi, saat aku memikirkan itu dada ku terasa sakit dan jantung berdetak lebih cepat. Aku terus saja memikirkan ibu guru Asia yang sedang menangis dalam pelukan ku. Membayangkan betapa berat hidup yang ia jalani, aku ingin berbicara lagi dengannya maksudku berbicara berdua saja, bertukar cerita tentang kehidupan yang kami jalani.

Akhirnya sekolah usai, aku dengan cepat mengemasi barang-barang ku. "bisa berbicara sebentar?" ucap nya dengan menoleh kesana-kemari.

"E... A... Gimana ya... bilang-nya? Tapi apa ini benar?"

Aku tak tau apa yang ingin ia kata kan, saat itu aku merasa gugup saat berduaan dengan-Nya di tempat ini, dengan halus ia menggenggam kedua tangan ku, wajahnya menunduk, dengan agak gagap ia berbicara sangat pelan, hingga aku tak dapat mendengar perkataan nya itu.

Lalu aku meminta ia untuk mengulangi nya lagi, "AKU CINTA PADA MU SAAT PANDANGAN PERTAMA!" teriak nya yang tentu saja membuat ku sontak kaget, lama aku berpikir dan hanya mematung seluruh tubuhku menjadi dingin dan berkeringat, apakah yang kurasa kan tadi sebenarnya adalah rasa cinta, bukankah berarti aku juga cinta pada sosok yang ada didepanku sosok seorang guru?

"Ta, tapi aku adalah seorang murid, bukankah ini tabuh?"

Ucapku kepadanya dan langsung saja wajah nya menjadi muram dan perlahan tangan ku ia lepaskan dari genggamannya. Aku rasa ia sekarang merasa tersakiti dari perkataan ku tadi. Lalu, "maaf aku hanya sedikit keget karena aku berpikir ini terlalu cepat, dan sebenarnya aku juga merasakan hal yang sama, aku juga cinta pada ibu guru."


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login