Download App
100% Alvira

Chapter 5: •honnête

honnête [jujur]

...

Ternyata logika itu penting, menuruti hati hanya membuat kita terlihat bodoh.

-Alvino Leon-

[...]

Seperti hari-hari biasa. Datar. Tidak ada perubahan sama sekali dengan sikap Irra kepada Alvino. Sebenarnya kejadian seperti kemarin sempat ter-ulang lagi di saat itu juga Alvino sering berbicara kepada Irra untuk menceritakan tentang mimpinya. Tapi ia di tolak mentah, ia bukanlah orang yang memaksa orang lain untuk bercerita kepadanya.

Jika Irra mau menceritakan depresinya mungkin ia bisa membantunya. Mungkin aku tidak tahu. Sebenarnya aku takut depresinya Irra semakin parah.

"Raaa cerita ya sama gue kalo udah siap hm?"

"Hm."

Oh iya! Aku lupa memberi tahu kalian bahwa posisi kita ini sedang berpelukan. Karena tadi Irra depresi jadi aku memeluknya. Mungkin sekarang hobi pertama aku memeluk Irra di saat ia depresi atau kesusahan.

"Lo janji ya kalau depresi jangan main sabet tu tangan."

"Iya iya."

"Kalo bisa panggil gue aja jangan main sabet tangan."

"Iya Alv."

"Ok."

"Jadi gini Alv...."

"Hm?"

"Setiap hari di mimpi gue itu, gue jadi pembunuh."

"Hmm terus?"

"Anehnya itu ada bebrapa kali gue ngeliat orang cewek mukanya hampir mirip sama gue tapi agak lebih tua mukanya dan... ada tulisan aneh yang dia kasih ke gue lewat kertas."

"Hm.."

"Tapi dia ngasihnya diem-diem dan gue nggak bisa baca tulisan itu."

"Mau gue bantu cari tau? Masih inget tulisannya?"

"Hmn iya boleh. Masih."

"Coba tulisin di kertas ini."

"Ok."

••- -• - ••- -•- _ •• •-• •-• ,

•- •—• •- _ -•- •- — ••- _ •• -• •- - _ •- -•-?

•- •—• •- _ -•- •- — ••- _ •—• • •-• -• •- _ — • -• -•• • -• •- •-• _ -•-• • •-• •• - •- _ -•- •- -•- •- -•- _ -•— •- -• -•• ••- -• —• — ••-_ — • -• •• -• —• —• •- •-••?

Begitulah tulisannya. Ada yang tahu apakah artinya?

Alvino bingung ia tahu ini apa tapi ia kurang jago dengan hal ini. Ia langsung menelfon temannya Luis dan El.

"Gua manggil temen yang tau beginian boleh kan?"

"Emm asal nggak bocor aja."

"Ok."

***

"Ada apa bro!" Ucap El sambil membuka helmnya. Di lain sisi Luis juga sedang turun dari motornya.

"Boleh minta tolong?"

"Boleh lah! Eh btw ini rumah sapa ya?"

"Rumahnya gue."

"Eh lo Ra? Kok? Lo? Alv lo utang penjelasan sama gue."

"Hahaha iya iya."

"Mau minta tolong apa?"

"Ini Luis lu bisa nggak mecahin ni kode?"

"Kenapa?"

"Ini muncul di mimpinya Irra dan dia tuh ngeliat sosok cewek mirip dia tapi lebih tua dan ngasih kertas bertuliskan ini."

"Oh."

"Gue tugasnya apa nih?"

"Lo bisa liat ada hantu yang ngegentayangin dia ga?"

"Bisa tuh ada sebelah lo Ra."

"Hah?"

"Gue udah nemu tulisannya maksudnya apa."

"Apa Luis?"

"Gue bacain ya."

Untuk Irra,

Apa kamu ingat aku?

Apa kamu pernah mendengar cerita kakak kandungmu meninggal?

"Kakak kandung?"

"Katanya kamu punya kakak kandung."

"Emm ah! Waktu itu pas gue masih kecil ibu gue pernah cerita kalo gue punya kakak kandung cewek tapi sudah tiada, gua lupa namanya siapa."

"El lo bisa nanya atau ngomong ke kakaknya kan?"

"Emm mungkin."

"Hai kak! Aku temennya Irra, kakak kenapa ngasih surat ini? Sebelumnya nama kakak siapa? Em nama aku sih El!"

...

"Oh kakak ngasih suratnya untuk ngobrol dengan Irra. Kakak sering ada di sebelah Irra ya kayaknya kakak adalah kakak yang perhatian."

...

"Sebenernya kak, kakak ngapain di mimpi Irra?"

...

"HAH?!"

"Ra! Lo kalo mimpi selalu jadi pembunuh? Lo harus lawan! Kakak lo bilang lo di kuasain sama iblis di mimpi lo!"

"Hah? Ke-kenapa ka-kak nggak nyuruh aku berenti?"

"Kakak pernah mencobanya sekali tapi itu nggak membantu karena badan kakak Ra, badan kakak nembus!"

"Hah?"

Bruk.

"Ra! Ra! Bangun Ra! Ra bangun Ra!"

***

"Ehmm ini dimana?"

"Eh Ra lo udah bangun? Ini di kamar lo."

"Em tadi gue ngedenger ada bisikan di mimpi."

"Apa Ra kasih tau ke kita."

"Katanya gue harus bunuh kakak gue."

"Hah?"

"Katanya kakak gue lebih tepatnya kakak gue yang El liat itu bukan kakak gue yang sebenarnya."

"Jadi itu siapa?"

"Gue belum tahu kayaknya ini harus di pecahin masalahnya bukan masalah yang bisa di pecahin hari ini juga."

"Iya pokoknya Ra kita bertiga bakal bantu lo."

"Jangan kasih tau temen-temen gue ya?"

"Ok."

Sekarang di dalam rumah Irra hanya ada Irra dan Alvino. Luis dan El sudah pulang, Alvino juga sudah menjelaskan apa yang terjadi diantara dia dan Irra. Kedua sahabatnya itu mengerti lalu mereka pamit pulang.

Boleh nggak sih tidur bareng cowok menurut kalian?

Lebih tepatnya cowok yang seumuran dan hanya sekedar teman?

Tidur doang loh....

Nggak sampe ngapa-ngapain.

Pikiran kalian kemana aja hayo?

Kalau menurut kalian nggak boleh. Tapi Irra sama Alv lagi tidur bareng. Author harus apain mereka? Diemin aja kali ya? Adem abis liatnya mereka pelukan gitu.... Menurut kalian mereka diapain? Alvnya di pukul aja kali ya? Atau di bunuh?

Jangan salah paham loh ya Alv itu nemenin Irra sampai tidurnya tenang dan dia bakal pindah ke sebelah tempat tidur Irra. Sekarang Alv lagi tidur di bawah yang kayak kasur kecil sebelah kasur Irra gitu. So swit wkwkwk salah nulis thor yang ada juga so sweet.

***

Irra sudah bangun dari tidurnya untuk bersiap-siap pergi ke sekolah. Sekarang Ia sudah rapi seperti biasanya hanya ia yang ke sekolah masih dengan sesuai peraturan sedangkan teman dan satu murid sekolahnya sudah banyak sekali yang melanggar peraturan.

Menurut Irra menuruti peraturan dan bersikap rajin itu adalah awal dari sebuah kesuksessan. Tapi apa buktinya semua yang diomongkan oleh Irra hanyalah ungkapan dan tidak membuahkan hasil yang sesuai ekspetasi. Karena dilihat dari sisi mana-pun ia belum terlalu sukses sedangkan Alvino yang kerjaannya membolos dan melanggar peraturan dapat sukses dengan ringan.

"Huft- Irra lo harus semangat!"

Motto yang selalu diucapkan Irra sebelum pergi sekolah. Ia mengucapkan motto tersebut agar membuat ia semangat menjalani hidup ini. Beda dengan Dira yang mottonya 'tahun ini otak Dira harus naik!',

beda lagi dengan Neva 'Neva harus punya pacar cogan!' entah apa manfaatnya,

sedangkan Maya 'Maya harus cantik depan pacar!' Aneh-aneh memang_-

Saat Irra membuka pintu ia kaget ada Alvino di depan kamarnya sambil tersenyum manis. Dengan spontan Alvino langsung menarik tangan Irra. Irra yang diperlakukan seperti itu hanya bisa mengikuti arah Alvino membawanya kemana. Ternyata Alvino membawa Irra ke meja makan dan menarikkan satu kursi untuk Irra.

Di meja makan sudah tersedia berbagai macam makanan bahkan di sana terdapat bunga yang bagus. Irra bingung seingatnya beribu-ribu tahun ia tinggal dirumahnya ini tidak ada tuh di meja makan terdapat bunga. Bahkan bunganya cantik.

Setelah makan dengan ditemani oleh kesunyian mereka berdua-pun pergi sekolah. Bedanya mereka berangkat bersama karena Alvino yang sudah memaksanya. Mereka berangkat menggunakan mobil Alvino.

***

^sekolah

Well... ya seperti biasa Irra jika di sekolah pendiam. Rutinitas bisa dibilang. Kerjaannya hanya baca, dengerin musik, tidur, makan, minum, baca, tidur, dengerin musik, belajar, tidur... terus saja seperti itu sampai ia lulus atau bahkan sampai kerang ajaib ilang dari dunia spongebob dan line.

Sampai-sampai ada salah satu murid yang sering memerhatikannya. Bahkan perlakuan Irra dikelas ia sudah hafal. Siapa lagi kalau bukan seorang cowok yang tinggal satu rumah dengan Irra. Ya! Alvino, anak itu dari dulu sering sekali memerhatikan Irra kata El sih kayak orang gila.

Memang.

Dia sudah gila.

Sangat gila.

Sampai-sampai ia berani mengajak Irra hangout.

Sungguh dia gila.

Author saja heran.

Apa lagi El. Bahkan jika menurut logika El, Alvino pasti akan di tolak mentah. And.... Yap! Sesuai logika El si Alvino bakal di tolak mentah. Tapi.... ada yang aneh setelah perdebatan Alvino dan Irra jadinya mereka pergi bareng.

Aneh banget.

Banget banget banget aneh.

Sangaaaaaaatttttttt aneh.

Bahkan El dan Luis saja sampai bingung. Pake pelet apa seorang Irra ikut pergi ke mall bersama Alvino.

"WOI ALV LO PAKE PELET APA BISA DAPETIN IRRA DENGAN SANGAAAAAAAAATTTTT CEPATTTT!"

"Pake pelet ke ba-co-tan!"

"Napa lo yang jawab lulu!"

"Bukan Lulu tapi Luis."

"Ya udah iis ngapain lo yang jawab."

"Bukan Iis tapi Luis."

"BODO AMATSSSSSSSSSSS LELAH AKU TUH!"

"Ga ada yang nanya."

"Fffffff-"

"El!"

"Ya apa!- ehhhhh Dirong... ada apa rong?"

"Ada thuyhul di kepala lo!"

"Njir!"

***

Ok skip gaje banget.

Maapkan author😞

Eh? Eh eh cuman segini? Ngegantung banget ga sih?

Gimana cerita mereka berdua?

Mari kita lanjutkan ceritanyaaaa

***

Behind the scene...

Author:

Seperti hari-hari biasa. Datar. Tidak ada perubahan sama sekali dengan sikap Irra kepada Alvino. Sebenarnya kejadian seperti kemarin sempat ter-ulang lagi di saat itu juga Alvino sering berbicara kepada Irra untuk menceritakan tentang mimpinya. Tapi ia di tolak mentah, ia bukanlah orang yang memaksa orang lain untuk bercerita kepadanya.

Jika Irra mau menceritakan depresinya mungkin ia bisa membantunya. Mungkin aku tidak tahu. Sebenarnya aku takut depresinya Irra semakin parah.

"Aduh thor jangan banyak bacot bisa?! Langsung aja ke dialog banyak banget yang harus dibaca."

"Gandeng sia maneh Ino!"*

*berisik kamu Ino!-ya intinya gt kalau yang ga tau bahasa sunda disini dikasih tau artinya oceh.

;;;

••- -• - ••- -•- _ •• •-• •-• ,

•- •—• •- _ -•- •- — ••- _ •• -• •- - _ •- -•-?

•- •—• •- _ -•- •- — ••- _ •—• • •-• -• •- _ — • -• -•• • -• •- •-• _ -•-• • •-• •• - •- _ -•- •- -•- •- -•- _ -•— •- -• -•• ••- -• —• — ••-_ — • -• •• -• —• —• •- •-••?

//aduh ini apa coba otak gw ga cukup memasukkan titik dan strip disatukan kasihanilah otakku ya allah//-alvino

"Ini sih gampang!"-Luis

"Gampang endas* mu!"-Alvino

*endas tuhhh apa yah kalo ada yg tau cara jelasinnya boleh komen ya takut ada yang ga ngerti.

;;;

Setelah makan dengan ditemani oleh kesunyian mereka berdua-pun pergi sekolah. Bedanya mereka berangkat bersama karena Alvino yang sudah memaksanya. Mereka berangkat menggunakan mobil Alvino.

"Kok ga ada dialog gue sama Irra pas di mobil sih??? Atau seenggaknya ngasih tau kita lagi ngapain gituuuuu di mobil."-Alvino

"Berisik."-Irra

"Author tidak adil disaat gw ngeliatin Irra seperti orang gila malah diumbar di cerita ini ehhhh yang gw-nya bagus malah di skip."-Alvino

"Meh menarik."*-El

*biar menarik

"Tapi kan gu-"-Alvino

"OKE SEGINI DULU YA CERITANYA UNTUK YANG UDAH BACA SAMPE SINI MAKASIHHHHHHHHHHHHH BANGET SALAM SAYANG DARI SEMUA YANG ADA DI CERITA INI TERMASUK SEKOLAH, TUMBUHAN, RUMAH, DAN SEMUA BENDA MATI DAN HIDUP YANG TIDAK SENGAJA MASUK KE CERITA INI. MAKASIHHHHH BAYYYY SELAMAT MENUNGGU CERITA SELANJUTNYA YUHUUUUU!!!"-El,Luis,Author.

[...]


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C5
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login