Download App

Chapter 101: Devil kesayangan nona Durga.

Bani melangkah pelan dalam delusi yg terlanjur dia buat sendiri dan berakhir tersakiti seperti saat ini.

Kencana dalam wajah gusar tak karuan menyambutnya penuh harap.

"Bani, bagaimana? Apa kau berhasil? Hah?ayo katakan?"Kencana harap cemas, gadis itu menggoyang goyang lengan fartner nya itu.

Namun Bani memurung tampak jelas di wajahnya rasa sakit itu, dia memeluk sang rekan kemudian.

"Tidak Cay, kita gagal, aku kalah, aku pecundang, bagaimana aku bisa bertahan dan terus berjuang sedang kan wanita yg aku perjuang kan sendiri yg memintaku untuk merelakannya, dia memaksaku agar ikhlas dan menerima kenyataan, Cay maaf"lirih nya dalam dekapan sang fartner.

Mereka merenggangkan pelukannya dan saling bertukar kepedihan, Bani membantu menyeka air mata gadis itu yg tumpah tanpa ia sadari.

"Jadi aku gagal Bani? Mempertaruhkan harga diri ku demi ini, ujung ujungnya aku gagal?"Kencana melangkah mundur dan sedikit huyung.

"Enough Cay, cintai dirimu, kamu sendiri mulai saat ini, berhenti melukai perasaan mu itu, kau tak pantas seperti ini Cay, please."Bani mengusap pelan tengkuk sang rekan, dan beranjak menuju kamar nya, dia tidak tau lagi harus berbuat apa semua telah sirna darinya.

Kencana terpaku diam meremas hati yg tersayat, mata indah itu di liputi kekecewaan dan ada amarah disana.

Kemudian gadis itu berlari keluar rumah, di tengah malam yg buta ini, mengendarai sendiri mobilnya dg kecepatan tinggi.

**

Mobil Kencana terhenti tepat di depan rumah besar tuan tanah, dia turun lalu membanting keras pintu mobilnya, seperti nya gadis ini sedang di kuasai emosi.

Kencana menerobos begitu saja rumah besar itu, tampa mengetuknya padahal ini sudah larut, entah kenapa tiba2 kediaman tuan tanah pintu utamanya lupa terkunci malam ini, entah sengaja membiarkan gadis itu masuk?

"Sudah ku duga, kau pasti akan kesini? Hmm Cana?"Seseorang berucap halus di ruang tengah rumah itu, dg duduk angkuh memangku tangan ke dada.

"Kau setan"pekik gadis itu bersungut sungut.

Dia menghampiri seseorang itu dan mendorong keras dada pria itu, lalu mencekiknya dg ganas, mata kencana membulat sempurna di kuasai murka tak ada tara, seperti kerasukan gadis itu terus mencekik dg keras mantan tunangannya tersebut.

"Hngggg....Hnnng...Cah...Can...Le...Pas nggghkk"Al kewalahan mengahadapi cengkraman tangan gadis itu di lehernya, hingga bernafas pun sangat sulit.

Dia berusaha menarik kedua tangan itu, namun Kencana benar benar seperti wanita kerasukan tak terkendali.

"Apa? Hah? kau ingin aku melepasmu, Devil? Hm ummph umph gak akan, kau harus mati, mati bersama ku, haha rasakan kegilaan ku ini Devil terkutuk, kau akan mati haha uggh..."Oceh Kencana dg gigi gerutuk geram.

"Can...Ngggh..Nggh..Can, please...Ki..Ta Bi..Cara..Baik baik ok!"Al berusaha terus berusaha melepas kedua telapak tangan yg tertangkup kuat di lehernya.

"Devil sepertimu tak bisa bicara dg baik, kau lebih pantas mati haha"Kencana memburu desahan emosi jelas terdengar dari suara nya.

"No Can...Ngh..Ngh.."Al berusaha terus mencari titik lemah gadis itu agar bisa terlepas darinya, meski terdesak dia terus berfikir.

Akhirnya muncul ide menggelitikin kedua keti sang gadis, dia tau Kencana paling tidak bisa di sentuh di bagian ketiak bahkan gadis itu bisa saja tak berkutik kala ketiak nya tersentuh.

"Aakh, sial kau curang brengsek"upat gadis itu kemudian, akhirnya dia melepas cengkraman ganas nya.

Al tersenyum menyungging meski nafas nya sesak.

"Heh..Bukankah wajar Survive dari kelemahanmu, dari pada aku mati konyol karna kegilaan mu ini, kau tau kan besok aku menikah haha.."Oceh nya dg nada angkuh.

"So, do you think you won now?"Bentak Kencana lagi.

"Yeah of course, aku bahagia pakai sangat Cana, kau pengecut berani nya main belakang, kau membuat rencana licik demi memisahkan aku dg cintaku haha..Kau memang gadis bodoh Cana..Cana...Hm"

"What? Me? Pengecut? Heh, dengar pria yg ku sayang dg sangat, kau tau tentang memelihara anak Harimau? Kau bersusah payah merawatnya kau beri kasih sayang selayaknya bagian dari hidupmu, namun setelah dewasa dan dia punya taring kuat untuk menerkam mangsa sendiri, dia meninggalkan mu bahkan menerkammu hingga dada mu tercabik cabik, kebayangkan sakitnya? Dan kau sama dg Harimau itu, Devil kesayanganku cih"

"Hm, berarti aku licik itu maksud mu? Kau menganggap ku memanfaatkanmu, your heart, your love, heh it's not my fault, tapi yah anggap saja aku bersalah, yg terpenting sekarang aku menang dan kau kalah haha"oceh tuan tanah muda dg angkuhnya. Gadis itu tersenyum miring kemudian.

"Kau bahagia? Iya? Haha Al...Al bahagia atas belas kasih orang lain saja kau bangga? Kau bilang aku bodoh? No justru kau adalah kebodohan yg paling hakiki you know"sarkas Kencana seraya tersenyum seringai.

"Apa maksudmu?"Al mengerinyit kemudian hilang ke angkuhan di wajah nya.

"Jadi kau belum mengetahui nya? Kalau sebenarnya kau hidup atas belas kasihan orang lain, atas kebaikan hati orang lain?Cinta yg kau anggap kemenangan saat ini itu justru kekalahan terbesarmu Al"tegas Kencana menatap tajam pria itu.

"Apa yg kau katakan? Jaga sikap mu Cana?"jawab Al berapi.

"What? Aku jaga sikap? Kau tidak memiliki kaca di rumah besar mu ini? Atau justru kau malu melihat pantulan wajah busuk mu itu?Ha?"

"Cana..."Al mengangkat tangannya kali ini ke arah gadis itu.

Namun Cana tak getir dia semakin kuat dan mempertajam tatapannya.

"Kau mau memukulku? Wanita yg kau jadikan pionmu sekian tahun lamanya, apa kau lupa? Atau kau takut mengingatnya? Jika aku mau aku bisa menuntut mu, peraturan desa kau paham kan?Memutuskan sepihak pertunanganmu itu di anggap dosa besar, dan kau bisa di usir dari desa ini, apa yg kau banggakan hingga berani bersikap melanggar aturan? Kau kaya? Jangan kau salah menerka, jika aku mau jangan kan hartamu harga dirimu itu bisa aku musnahkan, kau dengar hah? Devil kesayanganku hm"tekanan gadis ini sungguh membuat emosi pria itu semakin mencuak.

"Dengar Can, aku bisa saja melupakan jika kau adalah wanita, sebelum kewarasan ku tentang mu musnah, kau jelaskan apa maksudmu aku hidup dari belas kasihan orang lain?"

"Dengar Devil kesayanganku, jika kau masih hidup hingga saat ini, itu karena mulianya hati seorang laki laki yg telah kau renggut kekasihnya, dia tidak seperti dirimu yg egois

dan suka ber imaji palsu"Kencana memperhalus nada nya.

"Bani? Apa maksud mu? Apa hubungannya aku dan dia?"

"Pasti kau belum lupa, tentang dokter yg merawatmu, dia bukan utusan desa seberang, tapi pria itu mengirimnya jauh jauh ke desa ini hanya demi kesembuhan dirimu, dia berbesar hati mengikhlaskan cinta nya demi keselamatan dirimu, wanita yg kau campakkan dulu yg kau sia siakan, dia mengobati luka hati gadis itu luka yg kau berikan padanya, dan saat gadis itu memilihnya justru kau merebutnya kembali, dan sekarang kau pikir kau telah Menang dari nya? Haha....Bodoh kau tuan tanah muda, Anjing saja masih punya otak tapi kau tidak"tegas keras Kencana.

Membungkam mulut besar seorang tuan tanah muda, mengguncang keras hati dan pikirannya, menguras habis ke angkuhan dari wajahnya, dia termangu saat ini, kenyataan yg ada begitu pahit, kebenaran yg lebih baik tak pernah di dengarnya.

"Why? Devil kesayanganku? Kau terkejut?Kau syok? Berbahagialah, Coz besok adalah hari pernikahanmu bukannya hari kematianmu, jadi ber suka citalah dan jangan sampai kau gantung diri malam ini, oh yeah kau kan terbiasa bersikap menarik perhatian dan meminta belas kasihan haha"ocehan manja Kencana menambah tabir ke pedihan pria itu, lantas dia kembali menatap tajam wanita itu namun Kencana hanya tersenyum miring.

"Ok! aku pulang dulu, cukup basa basi ku disini, itu saja bye tunanganku, ops salah mantan tunanganku, aku menerima setulus hati kau memutuskan pertunangan kita, semoga kau bahagia hm"Kencana menepuk pelan tengkuk pria yg terdiam karna semua ocehan nya ini.

Dia berlalu pergi tanpa rasa bersalah ataupun tangis, gadis ini sudah cukup menguras air matanya selama ini, tidak lagi dia akan kuat sekuat baja setelah ini.

Tak kalah sampai di depan pintu langkah gadis itu pun terhenti memandang jemarinya masih melingkar cincin yg sekian tahun lamanya melingkar tanpa rona disana, dia kemudian dg kasar melepasnya dan melemparnya ke arah tuan tanah muda yg tertunduk terpaku.

Sedikit tersentak saat permata itu berdengking miris di kakinya, dia kemudian memungutnya, di tatapnya lagi wanita itu sendu, lantas gadis itu pergi untuk selamanya dan tak lagi menoleh kebelakang.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C101
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login