Download App

Chapter 2: Prolog

Angin lembut ditepian sungai Zaan di Zaandam dekat desa Zaandijk, provinsi North Holland, Belanda. air sungai Zaan yang begitu tenang setiap kali melihatnya, parit parit dan rerumputan yang terlihat bersih dan rapi disepanjang jalan-jalanannya yang sempit dengan kambing-kambing yang sedang merumput di area sekitar. Beberapa pohon dan tiang lampu klasik juga terlihat menghiasi jalanan sepanjang rumah-rumah kayu disekitarnya. seolah bercampur dengan debaran yang masih cukup keras untuk didengar setelah sekian lama, angin yang berhembus kian kencang karna banyaknya kincir angin disekitar sungai Zaan, awan pun mulai berkumpul menutupi langit cerah biru, yang seketika membuat suasana romantis itu lebur.

Nada lembut penuh rindu itu pun mencuak seketika, sebelum tetesan hujan pertama disungai Zaan jatuh ke tanah.

“Khaffi, menurut kamu kisah cinta siapa yang paling indah didunia?” Tanya suara lembut nan merdu itu.

“Kisah cinta yah? Romeo-Juliet, Napoleon dan Josephine, atau Shah Jahan dan Mumtaz Mahal. Yang membangun sebuah monument Taj Mahal yang sangat indah untuk mengenang Mumtaz Mahal istri Shah Jahan. Mungkinkah mereka?” Jawab Khaffi, sang pemuda pemilik mata binar bercahaya itu.

“Kenapa harus menyematkan ‘mungkin’ untuk sesuatu yang kamu yakini, Khaffi?” Balas sang pemilik suara lembut nan merdu itu, sembari menyematkan tawa kecilnya.

“Muhammad Khaffi Adhjazair, kamu bahkan belum berubah sejak pertama kali aku bertemu dengan mu.” Tambahnya sembari menatap mata Khaffi dengan mesra yang keindahannya seperti air sungai Zaan.

“Syahra Afifah Mariah, kamu juga selalu membuatku bingung tentang pemikiran kamu. Kamu juga bahkan seolah tak pernah berubah sejak pertama kali aku melihatmu.” Jawab Khaffi sembari membalas tatapan sang pemilik suara lembut nan merdu itu, yang tepat berada disampingnya, duduk ditepian sungai Zaan.

Syahra Afifah Mariah sang pemilik hati Khaffi bahkan sampai waktu yang ditentukan Tuhan.

Dengan senyum kecil Syahra pun teringat akan sesuatu hal tentang kenangannya dengan Khaffi 10 tahun yang lalu.

“Khaffi, apa kamu bahkan mengingat kata-kata ku tentang…”

“Tentang negeri Belanda yang mengambil tanah Indonesia untuk menimbun lautan. Menunjukan betapa luar biasanya negeri Belanda dengan menjadikan yang tidak mungkin di dunia ini menjadi mungkin.” Lanjut Khaffi, memotong pertanyaan Syahra.

“Aku masih ingat setiap bait yang pernah kamu katakana padaku, Syahra.” Tambah Khaffi.

Sembari menatap langit seolah ingin menyembunyikan sesuatu, sesuatu yang tak bisa dikatakannya, hingga memalingkan wajah tampannya kelangit biru yang mulai tertutup awan hitam, yang seolah menunggu tetesan hujan pertama jatuh ke sungai Zaan.

Syahra pun hanya menyematkan senyum cerah diwajahnya yang hangat nan bercahaya mendengar pernyataan Khaffi, yang sebelumnya juga menjadi tanda tanya dihatinya beberapa tahun belakangan ini. Hingga, dipertemukan lagi setelah beberapa tahap kehidupan yang mereka lalui.

***


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C2
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login