Download App

Chapter 2: Ayah Dan Bunda

Sinta bahagia bisa bersama dengan keluarganya, walaupun dengan Bundanya ia jarang berbicara. karena Bundanya juga sellau sibuk. Namun yang membuat Sinta bertanya - Tanya adalah kemana ayahnya juga kakaknya yang lain. selama ini yang ditemuinya hanya Bunda, kak Mawar juga abang Arya. hanpir seminggu dia dirumah , sekalipun dia belum bertemu ayah, kak Cindy juga abang Ario.

Pagi ini Sinta hendak jalan - jalan dengan kak Mawar. ketika dirinya menunggu kak Mawar Bundanya datang Dan duduk didepannya.

"Bunda" Sapa Sinta sambil tersenyum . Bundanya hanya membalas senyum Sinta Dan mengamati Sinta." kamu mau pergi?" Tanya sang mama. Hati Sinta dipenuhi bintang kebahagiaan ketika sang mama peduli dengan dirinya. *iya Bunda, kakak ajak Sinta jalan ke mall" jawab Sinta sumringah. "ohw...baguslah...oiya Sinta, kamu jangan minta belanjaan yang Mahal -. Mahal ya sama kak Mawar" ucap sang mama pedas. sejujurnya Sinta ingin menangis mendengar perkataan sang Bunda, namun dia tetap tersenyum Dan Tak membalas ucapan sang bunda. "kamu juga nanti kalau Ada acara dirumah jangan keluar ya....bikin malu nanti" ucap sang Bunda ketus. lagi - lagi Sinta hanya mengangguk. Tak berapa lama Mawar datang dan langsung mengajak Sinta pergi. namun apa yang terjadi membuatnya terkejut. Sinta membatalkan pergi dengan dirinya.

"kakak, Sinta Tak bisa pergi, Sinta Ada banyak kerjaan" kata Sinta sambil berlalu. " apa yang mama katakan sama Sinta" tuduh Mawar sama sang mama. " mama ndak ngomong apa - apa, dia aja yang tahu diri" kata sang Bunda. "Mama harusnya sadar, Sinta juga anak yang mama lahirkan bahkan mama timang dengan tangan mama sendiri, Mawar tidak mengerti dengan mama Dan papa, kenapa kalian memperlakukannya seperti itu, apa salah Sinta ma"ucap Mawar.

"kamu hanya anak kecil yang Tak perlu banyak bicara" ucap sang mama. Mawar Dan mamanya Tak menyadari ada sepasang Mata yang berlinang airmata karena mendengar pembicaraan mereka.

Sinta segera beranjak ke kebun belakang agar Mawar tidak melihat kalau dia sudah dengar semua pembicaraan kakak Dan Bundanya itu.

'ternyata aku tinggal dengan nenek dan kakek bukan karena mereka kesepian Dan ingin aku temani ternyata karena Ayah dan Bunda tidak ingin aku tinggal disisinya' batin Sinta sedih.

saat Sore menjelang ternyata sang Ayah yangbsejak kedatangannya Tak pernah Ada dirumah kini datang, ternyata sang Ayah baru saja melakukan perjalanan bisnis dan mengajak Santi, kakaknya.

"ma...."ucap sang Ayah ketika sang Bunda memeluknya. Mawar juga Arya bergantian memeluk ayah juga Santi. Namun Sinta hanya melihat dari jauh, Sinta tersenyum melihat keluarganya nampak bahagia. 'ternyata mereka keluarga yang sempurna tanpa aku, sekarang aku mengerti kenapa ayah Dan Bunda Tak mau aku tinggal bersama mereka' batin Sinta sedih sekaligus bahagia.

"Papa, kak Santi....coba tebak, dirumah Kita Ada siapa lagi?" kata Mawar memulai pembicaraan setelah mereka duduk diruang keluarga. "emang siapa?" Tanya Mawar datar. " seseorang yang sangat Mawar rindukan" ucap Mawar lirih.

"Sinta, Sinta....kesini Sin" teriak Arya . Teriakan Arya membuat sang papa juga Santi menoleh ke arah Arya. Namun Tak lama kemudian terdengar langkah kaki yang mendekat. Dan dapat mereka lihat seorang gadis yang manis menghampiri mereka. "Sinta, lihat siapa yang datang" ucap Arya . sesampainya Sinta didekatnya digengamnya tangan adiknya itu. Santi yang melihat wajah adik kecilnya menunduk dengan tangan yang digengam Arya langsung berdiri Dan memeluknya erat. Santi tak kuasa menahan tangis harunya. "adek kecil kakak,,kamu kemana aja dek" ucap Sinta dengan tangis.

kondisi Sinta juga Tak jauh berbeda dari Santi, bahkan Mawar juga Arya menahan tangis mereka. namun terlihat sang mama memalingkan wajahnya melihat putra putrinya .

Tiba - tiba suara berat terdengar. "maaf ya sayang, waktu kamu datang ayah Dan kak Santi sedang di luar Kota" suara Ayah mereka membuat Santi melepas pelukannya. " tidak apa- apa ayah, bagaimana kabar ayah? apa ayah baik?" Tanya Sinta sambil mencium tangan sang Ayah. Dengan segera ayahnya memeluk putri bungsunya erat. " jangan khawatir, Bunda juga kakak - kakak menjaga ayah dengan sangat baik, apa kakek Dan nenek mengantarmu kesini?" Tanya sang Ayah. namun hanya dibalas gelengan dari Sinta. " nenek, juga kakek tidak bisa mengantar, Sinta diantar paman dan Bibi" ucap Sinta.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login