Download App

Chapter 32: Penjelasan Azka

"Saya cewek tadi itu cuman mantan sahabat aku dulu dia sangat tombay, sekarang dia jadi seperti itu kyaknya bukan dirinya banget sikapnya bahka berubah 180 derajat, aku tadi cuman Kaget aja bagaiman seseorang yang mempunyai phobia terhadap Pantai dan cinta mati pada kaka ku kenapa jadi berubah seperti itu apakah mungkin dia terlalu frustasi atas kematian kakak. Percayalah pada ku..." Kata Azka menjelaskan alasannya mengapa tadi hanya diam seperti orang bodoh dan bahkan sampai mengabaikan istri cantik.

"Azka jahat ... bahkan Azka lupain Zya hanya karna wanita itu, bahka azka biarin cewek itu peluk Azka hisk....hisk..hisk....," kata Zya sambil menangis.

"Azka cuman kaget Zya sayang, Azka gak akan mungkin lupain Zya yang merupakan Satu-satunya wanita yang Azka cinta ini..... udah ya nangis nya...., Zya gak percaya ya Ama Azka?" kata Azka sambil mengecup kening istrinya .

"Zya percaya ama Azka tapi Zya gak suka liat Azka di peluk cewek lain rasanya tu sakit banget di sini, rasanya seakan sesak remuk." kata Zya yang menunjuk bagian tubuhnya yang merupakan letak jantung.

"Maaf sayang maaf... maaf....., dan terimakasih karna telah percaya pada ku. Aku janji gak akan melakukan hal bodoh seperti tadi lagi." kata Azka, sambil menciumi pucuk kepala Zya disela-sela kata maaf nya dan mengeratkan pelukannya pada Zya saat berjanji pada istri mungil nan cantik nya itu.

Dilain tempat ternyata Ririn mengikuti Azka dan melihat Azka berpelukan dengan gadis mungil yang dia pikir keponakan Azka.

"Sialan aku udah kehilangan kehidupan karna abangnya, seenggaknya aku harus bisa dapatin adek untuk balas dendam." kata Ririn memandang kesal kearah pasangan yang sedang berpelukan ditepi pantai itu.

"Liat aja, apapun caranya aku pasti akan memisahkan kalian. Hemm..... kalian harus tau gimana rasanya sakit kehilangan Orang uang kalian suka..., kalian juga harus tau rasanya berjuang sendiri dalam suatu hubungan yang tidak tentu...." kata Ririn samabil tersenyum licik memandang pasangan yang baru berbaikan karena kesalah pahaman itu yang tentunya Azka dan Zya.

Dari jauh ternyata Nacy sudah melihat gerak-gerik wanita aneh yang mengikuti secara sembunyi-sembunyi Azka saat menemui Zya, bahkan nacy berhasil rekam kata-kata yang dilontarkan oleh Ririn Tanpa diketahui oleh Ririn.

Karna merasa jengah dan iri Ririn pun meninggalkan pasangan itu, di iringi sumpah serapah dan hujatan yang ditujukan pada untuk pasangan itu.

Setelah Zya dan Azka menyudahi kesalah pahaman itu. merekapun melanjutkan makan malam romantis mereka dan kemudian pulang ke penginapan untuk beristirahat untuk besok akan jalan-jalan disekitar pantai ini lalu pulang di sore harinya karna Zya akan kembali berkuliah dan Azka kembali berkerja dikantor sebagai CEO.

Saat Azka dan Zya ingin memasuki penginapan mereka tiba-tiba Nacy datang dary tempat penginapan disamping penginapan Azka dan Zya Karna ingin memberikan rekamannya yang telah direkamnya tadi. Roy dan Kelvin berjaga sedang harusnya Nacy istirahat karna mereka bekerja bergantian setiap 3 jam sekali.

"Selamat malam Tuan dan Nyonya, maaf saya hanya ingin memberikan tahu tentang seseorang wanita yang mengikuti tuan secara mencurigakan tadi." kata Nacy kemudian langsung memberikan Rekaman itu Pada Azka.

"Siapa wanita itu, bagaimana ciri-ciri nya?" tanya Azka mencurigai seseorang.

"Wanita itu menggunakan pakaian serba mereh, dan hamba telah merekamnya dan mengirimkan ke WA anda." kata Nacy.

"Baik aku akan memeriksanya nanti, kalian berdua tetap berjaga dan waspada, dan Nacy kamu bisa kembali." kata Azka dengan tegas.

"Baik tuan." jawab Roy, Kelvin dan Nacy. Semuanya akan terlihat formal jika hal ini berkaitan dengan masalah pekerjaan atau keselamatan Zya. Azka hanya takut gadis mungilnya ini terluka kembali seperti waktu itu.

"Ka.... yuk masuk, ngantuk ni....,"kata Zya yang merasa rasa kantuknya sudah menyerang bahkan Zya pun tidak mendengar jelas tentang pembicaraan Azka dan Nacy tadi.

"Yuk..... aku mau Isaan dulu ya sayang." kata Azka, menyuruh Zya tidur terlebih dahulu. Karna walau bagaimanapun Azka dalam keadaan terdesak Azka selalu berusaha menjalanka Sholat 5 waktu.

Zya pun hanya mengangguk dan merebahkan dirinya kekasur kemudian setelah itu hilang sudah kesadaran nya.

"Ya Allah sesungguhnya hamba ini mahluk yang lemah, makan kuat kanlah hamba. Wahai Tuhan ku yang maha menguasai hati tolong buatlah hati istri hamba dapat menerima dengan iklas ketika ingatannya telah kembali nanti, Ya Allah Izinkan lah hamba untuk egois kali ini Tolong Jangan biarka Istri hamba membeci hamba, jaga lah dia sesungguhnya hamba Teramat sangat mencintainya dan dialah yang membuat hamba merasa yakin dekat dan yakin bawa Engkau adalah Tuhan yang maha mengetahui segalanya. Hanya dengannya lah hamba merasa Surga lebih dekat.... amiin....." doa Azka setelah sholat Isa.

Azka kemudian tidur disampingnya istrinya yang sudah terlelap, sambil memeluk istrinya itu seperti barang yang sangat rapuh dan jika Azka melakukan kesalah sedikit saja maka akan hancur. Dengan perlahan tapi pasti Azka memindahkan kepala istrikanya untuk beebantalkan lengannya. karna na terlihat istrinya kurang nyaman dengan tidur mengenakan hijab Azka membantu melepaskan hijab Isti itu. Setelah itu Azka ikut terlelap setelah mengecup Kening istrinya dan membaca do'a sebelum tidur.

"Ka.... Azka, bangun.... ini udah subuh sana Sholat subuh." kata Zya mengguncang tubuh suamiya itu agar terbangun tapi Azka malah justru mengeratkan pelukannya pada istri mungilnya ini.

"Azka...sayang bangun Sholat, Aku mau jalan-jalan kepantai pagi ini mau liahat matahari terbit, kalo kamu gak mau aku jalan-jalan sendiri aja kan lumanya nanti bisa sambil liat bule.... yang tampan." kata Zya dengan sengaja melihat reaksi suamiya itu.

Azka langsung bangun dan menatap Zya dengan tatapan yang sulit diartikan, Kemudian kekamar mandi untuk Mandi dan sholat subuh. Sementara Azka sholat Zya pun pergi mandi sehingga mereka selesai berbarengan.

"Mau kemana?" kata Azka dengan sedikit mimicinggkan kan mata melihat penampilan istri yang sudah terlihat cantik tapi menggunakan celana Levis panjang itu membuat bagian kaki Zya berbentuk.

"Mau lihat matahari terbit lah." kata Zya dengan semangat.

"Ganti jangan pakai Levis." kata Azka dengan tegas mana mau dia berbagi keindahan tubuh istrinya itu bersama lelaki lain.

"Apa sih k kan gak ketat ini." kata Zya yang protes.

"Ganti atau gak boleh kemana-mana." kata Azka dengan tegas.

"Hufffft.... iya deh ganti." kata Zya dengan muka cemberut, memudian mengambil celana trening longgar memasuki kamar mandi.

"Nah kan cantik, ayo kita liat mata hari terbit sekarang." kata Azka tersenyum melihat istrinya telah mengenakan pakaian yang tidak mengundang buaya lapar".

Setelah itu mereka duduk di pinggir pantai, lebih tepatnya Azka. Zya sambil berlari-lari.....

Tiba-tiba ada 2 laki-laki bule yang mendekat zya. Sepertinya merekanya berdua sedang jalan santai disekitar pantai ini.

"Hello sweet. What is you name?"

"Hay . I am Zya." kata Zya yang kikuk.

Azka yang melihat hal itu pun langsung bergegas mendekati Istri dan merangkulnya, dan menatap kedua pria asing itu dengan pandangan tidak suka. Tapi entah mengapa salah satu dari mereka sepertinya malah mengagumi Azka.

"Apakah kalian adek kakak?" tanya pria bule yang melihat Azka dengan kagum. dan ternyata pria bule ini lumayan Pasih berbahasa Indonesia.

"Bukan kami pasangan suami-istri, Tolong katakan pada temanmu itu jangan memandang istriku dengan tatapan lapar seperti itu." kata Azka dengan tegas.

Raut muka lelaki bule itu langsung redup, seperti kecewa begitu juga pria bule disampingnya.

Azka yang melihat itu tidak ambil pusing dan meninggalkan mereka dengan membawa Zya ketempat lain, tempat yang Lebih nyaman untuk melihat matahari terbit.

"Gadis yang mungil dan manis, dia sepertinya seorang muslim. Aku tertarik padanya." kata pria tinggi itu yang menyapa Zya tadi sambil tersenyum kearah teman laki-laki disampingnya.

"Pria itu juga tampan, aku rasa dia akan cocok dengan ku dia karismatik, tampan, eksotis dan sedikit angkuh." kata lelaki yang sebelumnya mengajukan pertanyaan pada Azka tadi.

"Pria itu bukan gay seperti kamu..., jangan berpikir kamu akan mudah mendapatkannya Lex." Kata pria bule yang tinggi itu sambil menatap kepergian Azka dan Zya.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C32
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login