Download App

Chapter 2: Bab 2 : Pagi yang bising

Aku merasa kelopak mata ku sangat berat saat aku dengan susah payah mencoba membukanya, tapi pada akhirnya aku hanya bisa membuka setengahnya.

Namun itu sudah cukup untuk melakukan survei ke sekelilingku. Saat kejelasan kembali ke kepalaku aku mendengar suara dalam ruangan itu.

"Sejak kemarin Bocchan tidak bangun dan kau mengatakan itu normal?! Kita harus segera membawanya ke gereja untuk memeriksanya!"

Seorang pria setengah berpenampilan rapi mencoba dengan keras untuk menurunkan dan mengendalikan suaranya. Matanya sedikit merah saat dia melotot pada orang di depannya dengan sedikit urat di dahinya.

"Apakah kau tahu apa yang akan dikatakan orang saat aku membawa Brayln muda ke gereja?"

Orang yang menjawabnya adalah seorang pria tua yang mengenakan setelan yang terlihat mahal dan memiliki tampang arogan di wajahnya, tapi saat ini dia memiliki ekspresi muram saat dia berkata dengan nada berat.

"Karena itu aku berkata untuk membawanya sendiri!"

"Jangan bodoh, kau hanya akan memperburuk itu."

"Lord Bruwes! Apa kau ingin terjadi sesuatu pada Boccan!"

"Jaga perkataanmu Viscont."

Aku sedikit mengerutkan kening ku saat mendengar kedua suara itu. Tentu saja aku mengenal kedua suara itu, orang tua dengan nada arogan itu adalah bajingan yang menjadi pengasuhku saat ini, Duke Robat Bruwes. Walaupun dia adalah seorang Duke statusnya agak sedikit rendah karena Keluarga Bruwes sedang menurun saat ini.

Dan suara yang lain adalah salah satu pengikut orang tuaku, Viscont Rory Marwin. Orang ini salah satu yang membuatku bisa hidup dengan tenang saat ini. Kuh~ aku tidak tahu berapa banyak kebaikan yang kuterima darinya.

Mengabaikan kedua orang itu, aku menyadari bahwa aku sudah berada di dalam keranjang bayi. Mataku melesat untuk memeriksa ruangan itu. Karena lilin telah mati ini mungkin bukan malam tapi ruangan itu sedikit redup yang menandakan bahwa sekarang masih sangat pagi.

Saat aku berpikir seperti aku melihat dua pelayan berada di sudut ruangan itu. Salah satunya adalah perawat basah ku dan yang lain adalah salah satu pelayan yang sering merawatku.

Pelayan basah itu terlihat sedikit gelisah saat dia menunggu di sudut ruangan dengan tenang, tapi pelayan di sampingnya terlihat sangat pucat, kedua tangannya bergetar dengan lembut, tapi wajahnya tidak berubah sedikit pun.

Saat aku melihat itu perasaan sedih membengkak di dadaku.

Pada saat itu pelayan itu tiba - tiba melirik ke arahku, mata kami tiba - tiba saling bertemu. Dia langsung melebarkan sedikit kedua matanya.

"Ah!"

Mendengar teriakan tiba - tiba dari pelayan membuat kedua pria di ruangan itu menghentikan debat mereka, kemudian melihat ke arah pelayan.

"Tuan muda telah sadar!"

Mendengar perkataan pelayan itu membuat keduanya terkejut dan buru - buru melihat ke arahku.

"Bocchan! Akhirnya kau sadar!"

"Humph! Karena Brayln muda telah sadar, sebaiknya kalian memanggil kembali tabib dan aku akan pergi karena masih banyak yang harus aku lakukan."

Tidak ada satupun yang membalas perkataan bajingan itu.

Saat bajingan itu keluar dari ruang, kedua pelayan di sudut ruangan buru - buru mendekati ke keranjang bayi.

"Amy cepat memanggil tuan Gerallt kembali untuk memeriksa Bocchan. Malia, Bocchan telah tidak sadarkan diri selama sehari, cepat memberinya sesuatu. Dan aku juga akan pergi, tapi aku akan segera kembali setelah aku menyelesaikan urusanku."

Ketiga orang itu membuat ekspresi senang dan lega saat melihat kerah ku.

Setelah itu Viscont Rory dengan buru - buru keluar ruangan di ikuti oleh Amy. Yang tersisa di ruangan adalah aku dan perawat basahku.

Malia kemudian membuka kancing bajunya untuk memberiku asih..... seperti yang diharapkan itu besar, tapi anehnya aku tidak merasakan apapun, apakah itu karena aku masih bayi?

Lupakan itu saat ini aku sangat lapar.

Saat aku merasa puas, aku akhirnya melepaskan gunung lembut itu. Entah mengapa setelah perutku terisi rasa kantuk kembali menyerang membuatku tertidur kembali.

Saat aku sadar kembali tidak ada satupun orang di ruangan itu, aku tidak tahu berapa lama waktu berlalu, tapi sekarang adalah waktu yang sangat bagus untuk melanjutkan berlatih.

Dengan pikiran itu, aku bangkit dengan susah payah dari tempat tidur. Karena tubuh yang belum berkembangku sangat sulit untuk berdiri dengan kedua kakiku sendiri, tanpa memegang pagar keranjang bayi ini aku tidak akan bisa berdiri tegak.

Kemudian aku menggunakan tangan dan kakiku untuk mengangkat tubuhku, mencoba melatih kaki dan tangan ku.

Setelah satu menit aku merasa tangan dan kaki seperti akan patah, akan sangat buruk jika aku melanjutkan lebih dari ini. Kemudian aku dengan hati - hati kembali berbaring di keranjang bayi.

Setelah berbaring dengan nyaman. Tidak ada niat untuk berhenti saat ini , tentu saja selanjutnya adalah sihir.

Dengan pengalaman sebelumnya, aku harus berhati - hati untuk tidak kehilangan semua mana seperti sebelumnya, sangat merepotkan untuk keributan seperti itu terjadi lagi.

Setelah sedikit menenangkan pikiranku. Aku kemudian mengumpulkan mana di kedua tanganku seperti sebelumnya. Setelah beberapa saat cahaya mulai terlihat di kedua tanganku, itu terlihat sedikit lebih besar dari yang sebelumnya. Sepertinya setelah mengosongkan semua mana, membuat kapasitas mana dalam tubuhku sedikit bertambah.

Langkah selanjutnya adalah menggunakan mana ini untuk mengaktifkan sihir.

Kali ini aku akan menggunakan pendekatan yang berbeda. Setelah percobaan sebelumnya membuatku sadar aku tidak bisa mengabaikan Sains.

Karena itu aku berpikir menggunakan ilmu pengetahuan yang berasal dari bumi untuk membuat sihir.

Setelah itu aku membayangkan karbon dan oksigen si keliling ku untuk berkumpul dan menggunakan mana untuk menghasilkan reaksi pembakaran.

Tiba - tiba cahaya di tanganku menghilang digantikan oleh api kecil. Aku bisa merasakan sedikit panas di kedua tanganku, membuatku sadar bahwa itu bukan ilusi.

Aku tidak bisa menahan senyum gembira di wajahku. Ini, ini adalah sihir! Aku tidak pernah membayangkan ada saat aku bisa menggunakan sihir sungguhan!

Aku dengan gembira mengendalikan bermain - main dengan api di tanganku sambil hati - hati agar tidak membakar apapun.

Aku mencoba untuk mengubah bentuknya tapi itu sangat sulit dan hampir tidak mungkin. Yang hanya bisa kulakukan adalah memperkecil dan memperbesar, saat ini aku masih belum - benar mengerti mekanismenya, tapi ini pasti kemajuan yang besar.

Tapi sampai sejauh mana aku bisa memperbesarnya?

Dengan pikiran itu aku mencoba memperbesar api itu, saat api itu cukup besar untuk ukuran bola kasti, aku tiba - tiba merasakan energi terkuras dari tubuhku. Dan rasa ngantuk berat kembali melanda.

Sial aku melakukannya lagi.

Tanpa sadar aku telah tertidur.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login