"Sekilas info, seorang pemuda ditemukan gantung diri dengan sangat mengenaskan di dalam hutan. Korban pertama kali ditemukan oleh seorang petani yang hendak mencari rumput untuk pakan ternaknya. Diduga, korban telah lama meninggal sehingga isi perutnya dikoyak oleh binatang buas. Setelah dilakukan penyelidikan, diketahui bahwa korban merupakan mahasiswa yang telah 3 bulan menghilang." Suara TV terdengar jelas dalam kegelapan.
Tiba-tiba ponsel berbunyi dan seorang pemuda di dalam kegelapan di depan TV mengangkatnya. "hallo…"
"Kita sudah selesai, pemuda itu sudah mati seperti yang dia ucapkan," suara perempuan terdengar di ponsel pemuda itu."Aris, sebaiknya kamu bawa aku pergi dari kota ini, sejauh mungkin. Aku tidak mau mati…!"
"Nita, dia ada disini bersamaku. Jika terjadi sesuatu padaku, aku ingin kamu jangan memberitahukan ini kepada adikku,"Aris tertegun melihat sosok hitam berdiri di samping TV. Matanya merah menyala dalam kegelapan dengan tangan runcing yang siap untuk mencabik. "Selamat tinggal…agghkkkkk...…."
"Hallo, aris..tidak…jawab aku Aris…!!", Nita ketakutan. Tiba-tiba ponsel terputus. Dengan gemetar Nita melihat sekelilingnya dan melihat jendela kamarnya diketuk. Nita memberanikan diri mendekati jendela itu perlahan dan seketika itu juga, wajah wanita dengan mata merah menyala dan gigi runcing menyeringai dia. Wajah itu semakin terlihat jelas dan menggeram. Nita secara spontan berteriak ketakutan dalam kegelapan tempat tidurnya.
###
40 hari berselang sejak kejadian itu. Seorang pemuda bernama Lion dan temannya Kia menghadiri sebuah acara tradisi adat kedukaan di Kampung temannya di Kulawi.
"kamu yakin disini tempatnya??", tanya Lion
"coba kita tanya dulu orang disana," sahut Kia
Kia mendekati orang tua yang sedang menggandeng anaknya menuju ke sebuah rumah dengan tanda bendera putih. "permisi pak, apa benar disana rumah duka Aristea Kristanto?"
"O..iya betul!!bapak dua ini darimana, ya?"tanya orang itu
"kami dari perwakilan perusahaan tempat almarhum bekerja. Kami datang untuk memberikan santunan duka dari rekan-rekan sekerjanya,"jawab Kia
"o..iya pak!!silakan masuk saja pak!!kebetulan saya keluarganya juga,"orang itu menghantar Kia dan Lion.
Setelah berbagai acara adat dan ibadah kedukaan dilalui, Kia dan Lion pun disambut keluarga almarhum untuk berbincang.
"saya selaku orang tua Aristea mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran bapak berdua dan sumbangsi untuk acara kedukaan anak saya,"orang tua berjanggut putih angkat bicara.
"ini hanya sekedarnya saja, pak…mengingat almarhum orangnya baik kepada semua karyawan dan loyal serta dapat diandalkan dalam hal pekerjaan, apa yang kami berikan tidaklah sebanding dengan kinerja almarhum sewaktu bekerja di perusahaan kami," Lion menjabarkan. "saya selaku Manager dan teman saya selaku Supervisor dari perusahaan Retail di Palu, mewakili segenap Direksi dan Karyawan mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya rekan dan sahabat kami."
"ini hanya sekedarnya saja pak! Mohon diterima..!!", Kia menambahkan.
Orang tua berjanggut itu menangis. "terima kasih pak!!saya hanya bisa berharap jika anak saya masih hidup, saya pasti akan menyuruh dia untuk kerja lebih giat lagi. Tapi tidak seharusnya orang tua mengubur anaknya sendiri. Anaklah yang nantinya mengubur orang tuanya. Tapi ini malah sebaliknya…." Seorang gadis disebelahnya pun menangis tersedu sambil memeluk orang tua berjanggut.
"Bapak yang sabar, dia sudah tenang dan senang di alam sana,"Lion menenangkan." kalau begitu kami mau permisi dulu, karena hari sudah sore, kami harus kembali ke palu.
Setelah mengucapkan perpisahan Lion dan Kia pun pulang kembali ke Palu. Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Tiba-tiba, saat di tengah jalan yang sepi, mobil mereka mogok. Tidak ada sinyal, jarak ke desa terdekat 10 km, awan mulai terlihat gelap pertanda akan turun hujan lebat. Mereka mencoba menyalakan mobil dan meminta bantuan kalau ada orang yang lewat, tapi tidak kunjung berhasil.
Jam menunjukkan pukul 8 malam, hujan deras mulai menguyur tanah. Mereka terjebak di jalan di tengah hutan tanpa seorang pun yang lewat.
"ini hari yang sial…,"keluh Kia. "sebaiknya kita menunggu saja orang lewat dan berharap ada bantuan yang datang."
"kalau tahu begini, lebih baik kita pinjam mobil perusahaan,"Lion menambahkan. "kita terjebak di hutan dan baterai ponselku tinggal 10%."
"Manager, dari kemarin sebenarnya aku kepikiran sesuatu,"Kia mengalihkan pembicaraan."satu karyawan kita meninggal di tempat kosnya secara mengenaskan. Perutnya terbelah, isi perutnya terbulai seolah-olah dicabik-cabik oleh binatang buas di ruangan yang tertutup."
"hal seperti itu sebaiknya jangan dibicarakan. Tempat ini sakral, membicarakan hal seperti itu adalah tabu," Lion menasehati.
"anehnya lagi, pacarnya yang bernama Nita menghilang tanpa jejak sampai sekarang. Bukankah dia juga karyawati satu departemen dengan kita, dan mahasiswa PPL yang kita bina pun meninggal 4 bulan yang lalu dengan cara mati yang sama,"Kia meneruskan.
"aku pun memikirkan hal yg sama. Berharap saja itu cuma kebetulan. Aku pun mulai berfikir bahwa ini ada keterkaitannya dengan meninggalnya karyawati kita yang bernama Anggi," Lion ikut meneruskan.
"Anggi yang malang, meninggal sehari sebelum hari pernikahannya. Harusnya saya tidak mengadakan acara syukuran itu yang pada akhirnya berujung dengan maut, apa kau masih memikirkannya?" Kia terdiam. Suasana kembali hening.
"Aku bersyukur pernikahan itu tidak terjadi. Setidaknya, posisimu aman dan tidak digantikan oleh dia," Lion menatap kegelapan dengan tajam.
"yang sabar bosku,"Kia menyeringai. "kita kan tidak ada sangkut pautnya dengan kejadian itu."
###
Ini berawal 6 bulan yang lalu. Saat itu, perusahaan mengadakan acara syukuran atas pelepasan masa lajang karyawati teladan yang dirangkaikan dengan syukuran atas kenaikan jabatan menjadi supervisor karyawati teladan bernama Anggi Lestari.
Dia adalah wanita cantik berambut panjang berkulit putih dan senyum yang menawan. Setiap karyawan yang melihatnya pasti terpikat dan tahun ini dia dijadikan maskot oleh perusahaan. Fotonya terpampang di setiap sudut untuk menarik pelanggan. Berkat kehadirannya, perusahaan mengalami kenaikan income sebesar 5% dari tahun sebelumnya.
"baiklah semua, mari kita bersulang untuk karyawati kita yang besok akan menikah. Meskipun hati saya hancur, tapi mari kita makan dan minum sepuasnya supaya tidak terlalu hancur," teriak Jafar.
"kamu kira cuma kamu yg hancur, saya juga!!," Teo menambahkan
"Lebay…!!," jawab Rina yang duduk disebelah Anggi. Asrina Damayanti adalah teman Anggi semasa kuliah. Mereka bagaikan saudara yang tidak dapat dipisahkan.
Saat ini Rina menjalin hubungan dengan Kia. Karena hal inilah Rina mengusulkan untuk membuat acara. Malamnya, mereka akan langsung menuju ke rumah mempelai wanita untuk melangsungkan acara pernikahan adat. 3 jam sebelum acara adat dimulai, mereka pun bergegas untuk melanjutkan perjalanan ke rumah mempelai wanita.
Mereka terbagi dalam 2 kelompok. Aris, Nita, Kia dan Mahasiswa PPL jalan duluan, sedangkan Anggi, Rina, Jafar dan Teo menyusul kemudian. Mereka melakukan rencana jahat yang matang bersama-sama yaitu demi memberi pelajaran Anggi yang direncanakan jauh hari.
Setiba di tengah jalan yang sepi, Teo yang mengendarai mobil mengambil arah jalan yang berlawanan. Anggi yang saat itu terlelap tidak mengetahuinya bahwa mereka berniat jahat. Jalan yang tidak dilalui banyak orang, sepi dan gelap menjadi saksi atas kejahatan mereka.
Di ujung jalan, Kia dan yang lainnya menunggu dengan persiapan. Saat Anggi terbangun, dia merasakan hal yang aneh."apa kita sudah sampai?," tanyanya.
"Nita, Rina, ikat dia."Kia menyuruh.
"Ada apa ini?,"Anggi ketakutan. Nita memegang tangan Anggi erat dan Rina mengikat tanganya dengan tali yang sudah disiapkan.
"Selamat, Supervisor yang baru…coba tebak siapa yang turun pangkat?,"Kia menatap tajam Anggi. "Supervisor baru seperti dirimu akan sangat merugikan buat kami."
"apa maksudnya ini, Pak?,"Anggi memberontak.
"diam…!!kamu kira kami ini temanmu??,"Nita mencemooh."karyawati baru yang sombong dan sok-sokan merasa bahwa dia yang paling cantik."
"Rina, kamu temanku, kan??lepaskan aku!."Anggi memohon. Rina memalingkan muka seolah-olah tidak melihat semua."Jahat kamu Rina..!Tolooong..!!!"
"Diam…!!tidak ada yang mendengar kamu disini,"ancam Kia. "apa yang kamu lakukan itu sia-sia. Karena kamulah, aku diturunkan menjadi karyawan biasa dan terancam dipindah tugaskan di daerah sulit. Tapi itu tidak masalah, karena aku masih punya senjata rahasia. Teo, Jafar…lakukan tugas kalian,"
"dengan senang hati, bos!," Jafar menyeringai
"asik-asik…!", Teo menambahkan.
Mereka membawa Anggi di semak-semak dan memperkosanya secara bergiliran. Anggi berteriak kesakitan dan meronta-ronta. Aris dan Nita memvideo adegan tersebut. Mereka tertawa terbahak-bahak, Kia dan Rina terdiam melihat kejadian tersebut.
"Anak PPL, lakukan tugasmu kalau kamu mau diterima kerja di tempat kami,"ancam Kia.
"I..iya pak…!!,"sahut mahasiswa PPL. Dia mengambil ponselnya dan menelfon ke keluarga mempelai laki-laki seolah-olah mereka dibegal oleh preman yang bersenjata dan memperkosa Anggi.
"bagus…jangan lupa rencana selanjutnya!kamu adalah aset penting perusahaan,"Kia menyeringai.
"te..terima kasih, pak!,"sahut mahasiswa PPL itu.
Setelah selesai melakukan hal yang bejat itu, mereka meninggalkan Anggi di semak-semak dengan mengancam bahwa jika dia melapor ke polisi, maka video yang telah direkam itu akan disebar luaskan. Anggi hanya bisa menangis dan memakai bajunya kembali. Tanpa pikir panjang, dia menyerang Kia tapi dengan gesit Kia mengelak dan mendorong Anggi hingga terjatuh.
Kia melihat sebuah ranting dan tanpa pikir panjang memukul kepala Anggi hingga terjatuh. Kia pun memukul Anggi berkali-kali di kepalanya hingga tidak bergerak lagi.
"kakak, sudah kakak,"teriak Rina."mati dia nanti…"
"biar saja dia mati…"teriak Kia."wanita busuk, lebih baik dia membusuk di neraka..!!!"
Nita memeriksa Anggi yang sudah tidak bergerak lagi, "Pak, dia sudah meninggal…"
"Apa…!periksa baik-baik…jangan bercanda…!", Kia ketakutan.
Rina menghampiri Anggi dan memeriksa juga."Kak, dia sudah mati, kak!bagaimana ini…". Rina menangis ketakutan.
Semua mulai panik dan saling menyalahkan satu sama lain dan berencana untuk melaporkan ini pada polisi. Teo dan Jafar pun mulai memberontak dan tidak mau ikut-ikutan hal ini. Tanpa pikir panjang juga, Kia melayangkan pukulan keras ke kepala Teo dan Jafar. Seketika itu juga mereka berdua langsung mati.
"kalau masih ada yang mau bernasib sama dengan mereka, sebaiknya kalian diam,"ancam Kia. "woi, anak PPL, ada perubahan rencana. Sebaiknya kamu melakukan yang terbaik kalau mau kerja di perusahaan kami. Kamu mengerti?"
"I..iya, pak!," mahasiswa PPL itu ketakutan.
"nanti ketika keluarga Anggi maupun keluarga pihak laki-laki datang, kamu bersembunyi saja di semak-semak di jalan utama tadi. Bawa mobil dan tabrakkan mobil di tiang listrik dekat jalan kecil ini. Buat seolah-olah kamu adalah Victim dan kamu kasih tahu mereka bahwa Teo dan Jafar sempat melawan tapi akhirnya dibunuh oleh preman,"terang Kia. "Nita, kamu jaga anak PPL ini…nanti kamu kasih tahu saya kalau anak PPL ini keceplosan. Berpura-pura saja sebagai victim."
Semua mulai gelisah dan ketakutan. "nanti aku, Rina dan Aris akan menyusul ketika keluarga Anggi maupun keluarga pihak laki-laki datang dan membantu kalian untuk meyakinkan seolah-olah ini adalah kesialan di jalan," lanjut Kia.
Setelah persiapan matang dilakukan. Keluarga mempelai laki-laki datang bersama keluarga Anggi. 10 menit kemudian, Kia menghampiri tempat itu dan berpura-pura bahwa semua adalah murni kecelakaan.
###
Kembali ke masa sekarang, Kia dan Lion masih terjebak di hutan. Hujan semakin deras dan belum ada seorang pun yang lewat. Tiba-tiba ponsel Kia bergetar. Dia memeriksanya tetap tidak ada sinyal tapi pesan Whatsapp masuk di HP.nya. Kia memeriksa ponselnya dan ternyata itu dari Rina. Dia mendapat pesan rekaman suara. Kia pun membukanya.
"Kak, aku takut kak…", Rina terdengar ketakutan sambil menangis. "Mati lampu disini dan aku mendengar suara Anggi di luar rumah. Papa sama Mama keluar rumah menghadiri undangan pernikahan. Kakak dimana??"
"ada apa?," Lion penasaran.
"bukan apa-apa, kok!," Kia menjawab.
Tiba-tiba ponsel Kia bergetar lagi dan kali ini muncul pesan rekaman suara lewat Whatsapp padahal sinyal tidak ada.
"kakak, cepat kemari, kak! Dia datang…aku takut!!Dia sudah masuk di rumah, kak!,"suara Rina di rekaman terlihat sangat ketakutan."Kak, aku ada di kamar dan dia mengetuk pintu kamarku sekarang."
Ponsel berbunyi lagi dan masuk pesan rekaman lagi. Kia membukanya, "Kak, aku bersembunyi di lemari, dia sudah masuk di kamarku. Aku takut…cepat kemari!!", Rina gelisah.
Tiba-tiba suara Rina terdengar berteriak-teriak dibarengi suara aneh seperti suara geraman binatang dan suara perabotan terjatuh. Rekaman suara berakhir. Kia dan Lion merinding.
Seketika itu juga, terdengar suara ketukan di kaca pintu mobil mereka. Kia dan Lion terkejut. "Pak, ini saya orang tuanya Aris," sebuah suara memanggil.
Kia membuka kaca mobil dan melihat orang tua berjanggut dengan jas hujan datang dengan membawa temannya. "saya dikasih tahu oleh kemenakan saya tadi sore lewat disini kalau ada mobil mogok di tengah hutan. Dia memberitahukan ciri-ciri mobil itu dan ternyata benar itu mobilnya bapak."
Lion dan Kia bersyukur akhirnya ada bantuan datang. Mereka akhirnya kembali ke rumah duka dan memutuskan untuk bermalam dan besok mereka akan di antar sampai ke palu.
"terima kasih pak atas bantuannya, kami tidak tahu lagi apa jadinya kalau kami masih disana semalaman,"Lion bersyukur.
"tidak usah sungkan, panggil saja saya Pak Teguh,"pak Teguh memberitahukan. "kalau disini, anggap saja seperti rumah sendiri…kalau butuh apa-apa, nanti anak saya, Wulan, yang akan membantu bapak-bapak sekalian."
Wulan memberikan selimut kepada Lion dan Kia serta menghidangkan kopi panas untuk meraka menghilangkan rasa dingin karena hujan lebat. Wulan menatap Kia dengan tajam lalu pergi menjauh.
"sekali lagi terima kasih, pak!,"Lion menambahkan.
Malam semakin larut, jam menunjukkan pukul 10 malam, di luar masih ada keluarga yang menghibur dengan menyanyikan lagu penghiburan. Kia yang merasa penasaran karena pesan rekaman di whatsapp langsung menelfon Rina.
"halo, malam kakak!" Rina menyahut. "kakak sudah pulang??kakak dimana sekarang?"
"kamu baik-baik saja?," Kia heran. "soalnya tadi aku dapat pesan rekaman dari kamu tadi yang…"
"pesan apa???aku tidak mengirim pesan,"potong Rina."huumm, jangan-jangan sudah ada yang lain ini. Kakak kemari saja, papa sama mama keluar menghadiri undangan pesta. Disini cuma ada aku sendirian, kakak tidak takut kalau aku kenapa-kenapa?"
"Aku masih di kulawi, di tempat duka, mobil kami mogok dan disini hujan deras,"jelas Kia."kemungkinan besok kami akan pulang ke palu dan langsung memesan mobil derek untuk membawa mobil di bengkel palu."
Lion hanya melihat Kia sibuk dengan ponselnya, dia pun keluar kamar untuk menenangkan diri. Dia bergabung dengan keluarga Aris untuk sekedar berbincang-bincang.
Wulan menghampiri Lion. "bapak percaya tidak kalau saya bisa melihat makhluk tak kasat mata," dia angkat bicara.
"maksudnya hantu gitu,?"Lion bertanya.
"iya…seperti sekarang ini, saya melihat sosok wanita cantik di tiang listrik itu sambil menangis. Dia memakai baju adat, dengan riasan yang berantakan." Wulan menambahkan. "kami menyebutnya Topotina, dia adalah hantu yang meninggal karena melanggar pantangan adat saat akan menikah secara adat. Dan saat ini, dia melihat ke arah bapak."
Lion memperhatikan tiang listrik itu. Disana yang terlihat hanya kegelapan. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, "halo, dengan Manager Lion disini.!"
"selamat malam, pak! Saya dari kepolisian resort Palu, saya mau memberitahukan bahwa karyawati atas nama Agnita Rahayu ditemukan meninggal dunia bersama dengan karyawati Asrina Damayati di Gudang perusahaan yang bapak pimpin. Bisa saya tahu, dimana posisi Bapak sekarang?"
Lion tertegun. Dalam hatinya berkata : "bukannya Rina saat ini sedang menelfon Kia di kamar?". Dengan segera Lion menghampiri Kia di kamar dan mendapati bahwa Dia tidak ada di kamar itu.
Lion pun memberitahukan posisinya kepada Polisi dan pak Teguh serta keluarga yang lain menjadi heran. Setelah menyelesaikan komunikasi dengan pihak kepolisian, Lion pun memberitahukan hal ini kepada pak Teguh. Pak Teguh mengumpulkan semua keluarganya dan Wulan ikut serta. Mereka berkumpul dalam ruang tengah dan membicarakan hal ini. "saya sudah dengar dari Wulan bahwa bapak sedang dihantui oleh Topotina", pak Teguh angkat bicara.
"saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi hal ini diluar kemampuan saya." Lion merasa bersalah karena melihat Karyawan dan Karyawatinya meninggal satu per satu.
"Nita adalah orang yang baik. Saat Aris dan Nita datang kemari terakhir kali, mereka seperti ketakutan dan menyembunyikan sesuatu dari kami," pak teguh menambahkan. "dan Wulan mulai melihat sosok Topotina yang sama yang saat ini memperhatikan bapak tadi di tiang listrik mulai mengikuti Aris dan Nita,"
"Kalau boleh tahu, sosok Topotina itu seperti apa,"Lion penasaran.
"Seorang gadis cantik dengan rambut panjang, memakai gaun pengantin adat," Wulan menjelaskan.
Lion mengeluarkan ponselnya dan membuka galeri foto dan memperlihatkan kepada Wulan. "apakah Topotina itu seperti dia?"
"Iya, dia sosok Topotina yang selama ini aku lihat, siapa dia?,"
Lion kaget dan ketakutan. "Dia adalah Anggi dan sayalah mempelai laki-lakinya."
Semua orang disana terdiam. "saya turut berduka atas apa yang terjadi. Tapi bapak harus ketahui, saat ini Topotina tersebut dipenuhi oleh kuasa kegelapan. Ada dendam dan keinginan untuk membalas atas apa yang terjadi pada dia." Pak teguh memberitahu Lion.
"dia memang meninggal saat hendak dalam perjalanan untuk menghadiri acara adat pernikahan kami. Dari awal keluarganya sudah menentang dia untuk jangan keluar rumah selama proses acara adat. Tapi dia melanggarnya dan dia meninggal di tengah perjalanan karena dibegal oleh preman," jelas Lion. "apa dia ingin membalas dendam kepada preman itu, tapi apa hubungannya dengan semua karyawan saya yang meninggal dan hilangnya Kia disini?"
"semua karena ini!," wulan menunjukkan sebuah video di ponsel. "ponsel ini adalah milik Kak Aris. Tanpa sengaja kami membukanya sehari setelah kematiannya. Ponsel ini ditinggal di kamarnya dan dia membeli Ponsel baru serta melarang kami untuk masuk ke kamarnya."
Lion melihat video pemerkosaan Anggi yang saat itu direkam oleh Nita. Mereka tertawa-tawa dan dengan bengis melampiaskan nafsu bejatnya tanpa belas kasian. Lion hanya terdiam melihat itu. Dia melihat semua karyawannya yang mati satu per satu dibalik kejadian itu.
"jadi selama ini mereka adalah pembunuhnya," Lion gemetar.
"sebaiknya Bapak menyerahkan diri kepada polisi," pak teguh meneruskan. "karena wulan sudah berkomunikasi dengan Topotina itu dan dia berkata bahwa dalang dibalik ini semua adalah bapak sendiri."
"apa?,"Lion tertegun
"benar…!Topotina itu sudah menceritakan semuanya," wulan melanjutkan. "Bapak merencanakan untuk menodai Anggi sebelum acara pernikahan berlangsung sehingga bapak tidak jadi menikahi Anggi dan langsung memecatnya. Dengan demikian jabatan supervisor tetap dijabat oleh bapak Kia. Dia juga menceritakan bahwa bapak dan bapak Kia telah melakukan korupsi besar-besaran di perusahaan itu tanpa diketahui oleh Direktur perusahaan bapak. Dan jika Anggi diangkat menjadi supervisor, bapak tidak bisa melakukan korupsi lagi dan bapak Kia mengancam akan membeberkan kejahatan bapak di depan direktur jika dia turun jabatannya. Tapi sayangnya rencana bapak tidak berjalan sesuai rencana, malah memakan korban"
Tiba-tiba Lion melihat sosok anggi dengan pakaian adat di belakang Wulan dengan tatapan sedih sambil meneteskan airmata darah. Lion melihat itu semua dan ketakutan. Tiba-tiba Wulan dirasuki hantu anggi.
"kakak, menyerahlah kak!," Wulan bersuara serak dengan mata putih semua."Kakak sudah melangkah jauh, aku sudah membunuh semua yang telah menyiksaku. Aku tidak ingin membunuh kakak karena aku masih mencintaimu, kak!menyerahlah kak, serahkan dirimu pada polisi."
Sosok Anggi keluar dari tubuh wulan. Dengan mata merah menyala, wajah yang buruk rupa dan tangan runcing mendekati Lion."tidak… tidak… tidaaaaakkk…..!!!"
Keesokan harinya, polisi datang dan menjemput Lion. Ketika membawa Lion ke Palu, jasad Kia ditemukan di dalam mobil yang mereka tumpangi semalam. Dia meninggal dengan kepala pecah dan tidak berbentuk lagi.
###
Seminggu berlalu sejak kejadian itu, Lion dinyatakan bersalah atas rencana pembunuhan Anggi dan atas korupsi perusahaan sebesar 1 milyar selama 5 tahun bekerja. Kini Lion mendekam di penjara Rumah Sakit Jiwa Palu. Tiap malam dia mengigau dan berteriak-teriak.
Keesokan harinya, perawat menemukan Lion mati dengan gantung diri di kamarnya. Perawat menemukan sepucuk surat tergeletak di atas tempat tidur yang berbunyi :
"Tidak banyak yang tahu apa yang telah terjadi selama ini. Satu hal yang pasti, kisah ini akan menjadi mimpi buruk dalam hidupku. Menyesal pun tidak ada artinya. Di dalam kegelapan, aku masih dapat mendengar tangisan yang menyayat hati, dalam gelap malam, aku masih dapat melihat bayangannya memanggil diriku untuk kembali kepadanya. Dia terus menghantuiku, suaranya, nafasnya dan tatapan matanya begitu dekat dan membuatku jadi semakin gila. Kesalahan yang aku buat mungkin tidak bisa dimaafkan, itu menghantuiku hingga aku tidak sanggup lagi menerima ini semua. Untuk itulah aku menyesal telah melakukan ini semua. Satu-satunya yang bisa aku lakukan adalah memutuskan untuk mengakhiri hidupku sekarang untuk bersama-sama dengan dia dan melangsungkan pernikahan yang tertunda di Akhirat."
TTD
JULION SAPUTRA
Sampai sekarang kematian Lion menjadi misteri, darimana dia mendapatkan tali, padahal ruangan tertutup rapat. Tali hitam yang mengikat lehernya terlihat seperti rambut manusia. CCTV yang merekam kejadian itu memperlihatkan sosok bayangan hitam membimbing dia untuk melakukan bunuh diri.
— New chapter is coming soon — Write a review