Download App

Chapter 2: Hilang keperawanan

Ciuman yang diberikan oleh Tommy sangat lembut dan halus, aku merasa diperlakukan dengan hormat sebagai wanita olehnya. Aku terbuai dan larut dalam indahnya ciuman pertamaku dengan laki- laki, rasanya nikmat dan seperti melayang di awan, bibirnya yang lembut terasa manis seperti permen lolipop.

Setelah berapa lama kami larut dalam panasnya birahi kami, tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang menonjol dan keras menyodok- nyodok daerah selangkanganku dari dalam celana bokser milik Tommy.

"Apa itu keras- keras menyodokku Tom?" tanyaku yang masih polos dan perawaran serta belum pernah pacaran dan berhubungan badan sebelumnya.

"Kamu penasaran ingin tahu itu apa?" tanya Tommy menjawab pertanyaanku dengan memberikan pertanyaan kepadaku.

"Iya.. Aku penasaran.." ujarku kepadanya.

"Kamu yakin? Ini sesuatu yang akan membuatmu kecanduan dan merasakan surga dunia, tapi sekali kamu tahu kamu akan sulit lepas darinya" ujarnya memperingatkanku.

"Aku yakin.. Boleh aku lihat apa yang ada didalam celanamu? Kenapa bisa menonjol?" ujarku kembali.

"Boleh, silahkan kalau kamu mau bukalah celanaku dan lihat dan bahkan sentuhlah sendiri bila kamu memang penasaran" ujarnya menawarkan aku membuka celananya melihat dan bila perlu menyentuhnya kalau itu memang mauku.

"Oke.." ujarku singkat kepadanya.

Aku lalu memelorotkan celana boksernya dan mencuatlah sebuah benda panjang seperti tongkat dengan ujungnya mirip kepala jamur yang lucu dan besar ditengah- tengah antara kedua selangkangannya yang membuatku ingin menyentuhnya.

"Aku sentuh ya.. Lucu kok kaya jamur ujungnya" ujarku sembari mulai memegang dan mengelusnya dengan lembut.

"Oughhhh.." erang Tommy tiba- tiba.

"Kenapa Tom?" tanyaku terkejut saat mendengar Tommy mengerang.

"Ngga apa-apa Nona muda.. Hanya merasakan nikmat dan enak karena sentuhanmu.." ujarnya kepadaku.

"Dibeginikan enak dan nikmat" ujarku sembari mengurut benda yang mirip sosis keras namun kenyal itu ke atas dan ke bawah dengan tangan kananku.

"Eunggh.. Sssh.. Aaakh.. Iya.. Ssshh.. Enak Nirmala" erang dan desahnya dan menyebut namaku langsung bukan nona muda seperti biasa.

Melihatnya mendesah dan mengerang keenakan dengan mukanya yang menurutku lucu itu aku semakin cepat mengurut- urut tongkat besar diselangkangannya namun kenyal mirip sosis dengan ujungnya mirip kepala jamur besar.

Entah apa yang merasuki Tommy hingga ia yang awalnya hanya diam menikmati sosis besarnya aku mainkan, tiba- tiba beberapa menit kemudian ia dengan nekad menyingkap gaun tidur tipis transparanku dan menyusu payudara kiriku dan meremas-remas payudara kananku tiba-tiba.

"Tomm.. Apa yang kamu lakukan? Ougghhh" aku awalnya hendak melarangnya namun saat bibirnya menyusu ke payudaraku ada perasaan geli dan nikmat yang menjalar ditubuhku seketika.

Akhirnya aku memutuskan untuk menikmati saja permainan bibir dan mulut Tommy kepada payudaraku, menyedot, menghisap, menjilati, menciumi dan menggigiti puting dan payudaraku seperti kesetanan sedangkan tangan kananku tetap mengurut- urut sosis yang ada diselangkangannya.

"Eunggh.. Sssh.. Aaakh.. Geli.. Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Ooouch Oughhh.. Aaaahhhh.. Enak Aaaahhhh.. Aaahhhh.." racau, desah dan erangku sembari kedua mataku merem melek saat Tommy mulai intensif memainkan kedua payudaraku.

Pucuk putingku sudah mengeras dan sudah memerah pekat keduanya akibat hisapan Tommy yang rakus. Tommy pun banyak meninggalkan banyak jejak di seluruh bagian payudaraku yang mulus bersih dan baru kali ini terjamah oleh laki-laki manapun hingga saat ini.

"Aaahh.. Aaahhhh.. Aaaahhhh.." Aku yang sudah dibawah kotrol Tommy melenguh dan terbenam dalam permainan baru yang baru pertama kurasakan diatas ranjangku. Ranjangku yang biasanya dingin sekarang berubah menjadi panas akibat aktivitas yang baru kali ini dicicipi bersama laki- laki pada tubuhku yang suci belum terjamah, yang akhirnya dinikmati oleh seorang laki- laki beruntung yang tak lain dan bukan adalah pengawalku. Pengawalku, Tommy, yang selalu melindungi aku dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi tinggi bahkan rela bertaruh nyawa seperti kejadian traumatis yang sangat membekas di hati dan pikiranku 4 bulan lalu.

Tommy beralih menuju perut, menciumi setiap senti tubuh mulus dan putih tubuhku. Tanpa kusadari tujuan akhir dari bibir Tommy adalah lubang sensitif miliki yang belum terjamah oleh laki- laki manapun. Aku yang sudah sangat dikuasai oleh nafsu birahi untuk pertama kalinya dan sedang terlena oleh nikmat permainan baru antara dua insan berbeda kelamin membiarkan saja apa yang dilakukan oleh Tommy.

Slurrrpp.. Slurrrp.. Tommy menjilati dan menciumi bibir kemaluanku saat sudah sampai dibawah sana. Aku yang baru pertama kali merasakan organ intim, yang selama ini masih terjaga kesuciannya, diciumi oleh laki- laki untuk pertama kalinya kini melotot dan melenguh nikmat.

"Aauuuoohhh.. Tomm.. Apa yang kamu lakukan? Kenapa nikmat sekali.. Nnggh.. Sssh.. Aaakh.. Tapi kotor Tommm.. Apa kamu ga jijikkkkk??? Ssssh.. Aaakh.." Aku meremas rambut Tommy menenggelamkan lebih dalam, walau disisi lain aku malu dan takut Tommy merasa jijik dengan orgam intimku, namun disisi lain aku ingin merasakan lebih dan lebih lagi..

Diberikan kenikmatan surgawi yang baru aku rasakan untuk pertama kalinya ku melenguh, mendesah, mengerang penuh kenikmatan hingga suaranya menggema diseisi ruangan tempatku dan Tommy memadu asmara.

"Tooommm.. Aaaargghhhh.." Aku merasakan sensasi seperti hendak mau kencing dan tiba- tiba merasa kedutan yang berlangsung begitu intens tanpa bisa aku cegah selama hampir 30 detik yang disusul semua badanku terasa lemas dan rileks.

Tommy membiarkan aku menikmati suatu sensasi baru yang membuatku merasa terbang ke atas langit ke tujuh, suatu kenikmatan yang baru akan aku ketahui beberapa minggu setelah kejadian hari adalah puncak kenikmatan hubungan intim atau klimaks.

Setelah melihatku kembali ke kondisi normal, tubuhku didudukan lalu gaun tidurku yang sebelumnya disingkap ke atas oleh Tommy lalu dilepaskan dari tubuhku. Kini kami berdua sama- sama telanjang, aku yang sadar kalau aku telanjang didepannya secara refleks langsung menutupi kedua payudaraku dengan tangan kiriku dan kelaminku dengan yang tangan kananku, serta mukaku memerah karena malu

"Kamu cantik Nirmala.. Perempuan yang sempurna.. Tubuhmu begitu indah seperti lukisan dari maestro lukis termasyur di dunia.. Mengapa kau harus tutupi tubuhmu yang indah itu?" tanya sembari tersenyum lembut dan membelai rambutku dengan penuh kasih.

"Aku malu.." ujarku jujur.

"Tak usah malu sayangku.. Kita sama- sama bebas dari belenggu kain yang bisa mengkungkung kita, tubuhmu yang indah izinkanlah aku menikmati bentuknya sekali lagi.. Bolehkah kamu buka tanganmu yang menutupi indah tubuhmu itu?" tanyanya dengan sabar dan penuh kelembutan seorang pria.

Aku mengangguk, dan mulai membiarkan tubuhku yang menurutnya indah terpampang polos didepannya. Ia mendekatiku lalu kami bercumbu kembali sembari duduk diatas kasur, tangan kirinya menggesek- gesek halus liang sensitifku dengan pelan dan halus. Gesekannya membuatku melenguh hingga sekali lagi aku dibawah kontrolnya dan menjatuhkan diri ke ranjang.

"Kamu sudah basah ya? Kamu nafsu ya?" ujarnya kepadaku disela- sela percumbuan kami.

Aku hanya mengangguk dan menikmati semua kecupan dan rangsangan jari- jarinya ke bibir liang peranakanku. Dia mengkungkungku dan mengesekan batang besar seperti sosis miliknya dibibir dari kue apemku, rasanya geli dan nikmat. Aku melenguh dan mendesah menikmati ia menggesek- gesek sosis besarnya di bibir kemaluanku.

"Boleh aku masukan penisku ke dalam vaginamu sayang?" tanyanya kepadaku yang langsung aku jawab dengan anggukan karena aku sudah benar- benar dikuasai oleh nafsu birahi dan melupakan semua nalar dan logikaku.

Pelan- pelan Tommy mendorong sosis besar miliknya, yang rupanya bernama penis, untuk masuk kedalam liang peranakanku. Namun ia seperti agak kesulitan menjebol gawangku yang sempit dan mungkin juga dikarenakan aku masih perawan.

"Toooommmmyyy.. Perriiiihhh.. Aaaargh" aku merintih ketika seperempat rudal kebanggaan Tommy memasuki vaginaku yang masih sempit.

"Tahan ya sayang.. Sakit dikit setelah masuk ke dalam akan terasa nikmat dan membuatmu bahagia seakan- akan terbang ke surga" ujarnya kepadaku.

Ia mulai menarik keluar sedikit lalu memasukan sedikit lebih dalam rudal tempurnya ke dalam kue apemku perlahan- perlahan. Ia terus melakukan itu hingga tidak terasa hampir tiga perempat kelaminnya sudah mengisi penuh liang peranakanku bahkan hingga menekan pintu rahimku.

Setelah pertahananku jebol, ia mendiamkan tongkat kenikmatannya bersarang di dalam liang sensitifku. Setelah ia melihatku dia merintih kesakitan, ia mulai pelan- pelan bergerak naik turun memaju mundurkan kelaminnya menggesek liang peranakanku.

"Eunggh.. Sssh.. Aaakh.. Sayang kenapa nikmat sekali.. Aaahhh.. Lebih nikmat daripada saat kamu menciumi kemaluanku.. Ssss.. Mmmmm... Aaaaahhh.. Aaahhhh.." ujarku sembari mendesah dan mengerang menikmati persetubuhan untuk pertama kalinya.

Suara lenguhan dan rintihan nikmat itu keluar dari mulut kami berdua yang hanyut dalam kenikmatan surga duniawi. Peluh nikmat bercucuran dari tubuh kami membanjiri ranjang yang kami pakai untuk merengkuh kenikmatan surga duniawi.

Pergumulan kami sepertinya hampir mencapai puncak, rintihan dan erangan bersahut- sahutan menimbulkan melodi indah memenuhi kamar tidur yang menjadi saksi bisu perbuatan kami.

"Sayang.. Aku mau keluar.. Mau aku keluarin didalam atau diluar sayang? Tanya Tommy disela- sela aktivitasnya menggenjot liangku yang sempit dan nikmat.

"Terserah sayang.. Aku juga kerasa mau pipis kaya tadi.." ujarku yang entah kenapa memanggil dirinya sayang, yang akh sendiri ragu mungkin aku begitu karena sebenarnya sudah jatuh cinta kepada Tommy sejak ia menangkap peluru untukku atau karena terbawa suasana pergumulan kami.

"Ahhh.. Sayang sudah diujung, siap- siap sayangku" Tommy memompa lebih dalam hingga akhirnya kami mencapai klimaks bersamaan.

"Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Aaahhhhh.. Sssh.. Aaakh.. Terus.. Geli sayang.. Lebih dalam.. Aaaahhhh.. Aaahhhh.. Nikmaatttt!! Aaaahhhh.. Aaahhhh!! Yah sayang.. Aaahhhhh.. Aku keluar!! Haaaah.. Haaaahh.. !!" aku meracau saat aku mencapai klimaks kedua kalinya.

"Aaaahhh.. Ooooohhh.. Yeeessss... Fuck honey, Nikmat sekali vaginamu sayang" Tommy juga meracau menandakan betapa nikmatnya pelepasan itu.

Tubuh Tommy ambruk, cairan kenikmatan berceceran kebawah bercampur sedikit darah segar yang menandakan aku sudah kehilangan keperawananku. Aku dan Tommy terengah- tengah. Lalu Tommy mencium keningku dengan tersenyum.

"Terimakasih sayang.. Kamu membuat malamku indah dan penuh kebahagiaan.. I love you sayang.. Kamu mau kan menjadi kekasihku?" ujarnya yang aku jawab dengan anggukan dan senyuman.

"I love you too Tommy.. Sekarang kita resmi berpacaran. Aku sudah menyerahkan milikku yang paling berharga, berjanjilah untuk selalu setia dan menyayangiku hingga akhir hidupmu sayang.." ujarku memintanya berjanji.

"Pasti Nirmala sayangku.. Aku janji akan selalu setia dan sayang kepadamu, bahkan aku rela mati demimu.." ujarnya mengungkapkan janjinya.

Setelah itu kami berciuman dan berpelukan hingga kami tertidur lelap karena kelelahan.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login