Download App
Bangsawan  Miskin Bangsawan  Miskin original

Bangsawan Miskin

Author: Risma_Sari_

© WebNovel

Chapter 1: Bab 1 Transmigrasi di Hari Pernikahan

Sebuah pesta yang sederhana dengan tema outdoor. Jika biasanya pernikahan seidentik dengan suasana cerah dan penuh kebahagiaan, pernikahan yang di gelar oleh salah satu keluarga bangsawan ini justru diliputi suasana suram dan menyesakkan.

Para tamu undangan yang tak lain kerabat dari mempelai wanita, menatap kedua pengantin dengan pandangan yang mengintimidasi dan penuh cemoohan.

Namun, meski suasana yang penuh aura negatif begitu menekan, pengantin pria tetap terlihat tenang berdiri di depan altar pernikahan menunggu mempelai wanita datang.

Saat mempelai pria menunggu di bawah tekanan di luar, mempelai wanita justru sedang kebingungan sambil menatap pantulan dirinya di cermin.

Beberapa saat yang lalu, Aileen terbangun di tubuh seorang wanita yang berpakaian seperti pengantin, dengan gaun putih dan buket bunga berwarna merah. Hingga akhirnya ia berdiri mematung di depan cermin, menatap wajah asing yang begitu cantik, yang ternyata adalah dirinya saat ini.

Aileen cepat menyadari jika dirinya telah merasuki tubuh lain, dan dengan cepat mencoba beradaptasi.

Saat sedang mencoba menenangkan dirinya, sebuah suara memanggilnya di susul pintu yang terbuka menampilkan seorang pria paruh baya dengan ekspresi yang terlihat keji.

"Cepat bersiap." ucap pria itu dengan suaranya yang berat penuh karisma.

Aileen spontan meneguk air ludahnya, tubuhnya dengan kaku mengikuti langkah pria itu.

-----

"Mempelai wanita telah datang." ucap seorang utusan dewa yang berdiri di pintu masuk taman.

Segera setelah pengumuman dari utusan dewa itu, para tamu undangan menatap ke arah pintu masuk taman, disana Marquees Lotser bersama Aileen Lotser berjalan menuju altar. Saat berjalan Aileen sempat melirik para tamu undangan, ia tiba-tiba merasakan sebuah kejanggalan.

'Kenapa suasana disini begitu mencekam, seperti bukan pesta pernikahan tapi lebih terasa seperti upacara kematian?!' Aileen memekik histeris dalam hatinya.

Kehebohan dalam batinnya itukali t pun tergambar jelas pada raut wajah Aileen, yang kini menampilkan sebuah senyum kaku dan canggung.

'Astaga naga! Sebenarnya tubuh siapa yang aku rasuki! Ini membuatku frustasi!'

Saat tengah sibuk dengan suara hatinya, Aileen tak menyadari jika kini ia telah sampai di depan altar. Bahkan saat sang pastor membacakan sumpah pernikahan, Aileen hanya menjawab iya dengan pandangan kosong.

Hingga akhirnya sang pastor mempersilahkan untuk melakukan ciuman, sebagai tanda telah sahnya mereka sebagai suami istri.

"Silahkan untuk berciuman." ucap sang pastor sambil tersenyum kecil.

"Hah? Eh?" gumam Aileen sambil menatap bingung pastor.

Namun, sebuah suara yang terdengar berat dari arah sampingnya membuat Aileen menoleh.

"Permisi." ucap pengantin pria sambil merangkul pinggang Aileen dan membuatnya mendekat satu sama lain.

Aileen yang menoleh ke arah pria itu langsung merasakan jantungnya berdegup kencang, matanya menatap pria yang kini menjadi suaminya dengan pandangan yang berbinar-binar. Hingga kecupan lembut pada dahinya kembali menyadarkan Aileen.

Dengan raut wajah merah menahan malu Aileen menghindari tatapan suaminya, sedangkan pria itu yang melihat Aileen menunduk dengan wajah merah memalingkan wajahnya dengan ekspresi sedih.

------

'Ada banyak sekali pertanyaan yang menumpuk di kepalaku.' keluh Aileen dalam hati sambil tangannya memijit kepalanya yang terasa sakit.

Selain suasana pesta pernikahan yang janggal, Aileen pun langsung di suruh angkat kaki pergi ke wilayah Count Blooming. Padahal hari masih sore dan pesta dansa diadakan malam hari, tapi tokoh utama pesta malah di suruh pergi.

"Astaga! Hummp!" pekik Aileen tiba-tiba sambil menutup mulutnya dengan tangan.

Aileen menggedor-gedor pintu kereta dengan panik, ia sudah tidak bisa menahan rasa mual diperutnya.

"Pak, berhenti dulu." ucap Count Blooming saat mendengar suara gedoran dari dalam kereta kuda.

Dan sesaat kereta kuda berhenti, Aileen langsung berlari keluar. Ia bahkan hampir menabrak Count Bloom, sebelum akhirnya berlutut di samping semak-semak dan muntah.

"Uhk, huwek!" suara muntahan Aileen entah mengapa terdengar begitu menyakitkan hingga membuat pak kusir menatap miris padanya.

"Nona? Apa silahkan minum dulu." ucap Count Bloom sambil menyodorkan botol minum.

Aileen duduk menyandar di bawah pohon dengan lemas, ia bahkan tidak menyadari jika sedari tadi Count Bloom terus menatapnya.

"Maaf, harusnya saya membiarkan nona Istirahat dulu di penginapan, alih-alih langsung membawa anda ke wilayah." ucap Count Bloom dengan rasa bersalah.

"Ahaha, saya tidak apa-apa. Justru saya sangat senang karena anda langsung membawa saya pulang." ujar Aileen sambil tersenyum ceria.

'Dasar Marques sialan! Bisa-bisanya memberikan kereta kuda tua yang hampir rusak ini untuk perjalanan jauh, sudah kuduga ada yang tidak beres!' batin Aileen dengan kesal.

"Lalu, daripada saya. Anda pasti jauh lebih lelah, anda tiba kemarin di mansion dan sekarang langsung pulang. Kenapa anda tidak naik kereta kuda saja bersama saya? dan malah memaksakan diri naik kuda sendiri seperti ini?" tanya Aileen mencoba mencari tau salah satu sumber rasa penasarannya berdasarkan dari ingatan pemilik asli tubuh ini.

Aileen menatap lekat wajah pria yang kini menjadi suaminya, Count Theodore Blooming, dan menanti jawaban yang begitu mengganjal dalam hatinya.

Namun, jawaban yang terlontar jadi Count Bloom tak menjawab satupun dari rasa penasarannya tentang situasi aneh itu.

"Tidak perlu Nona, saya sudah terbiasa menunggangi kuda." ujar Count Bloom sambil tersenyum kecil.

"Lalu jika kondisi anda sudah membaik, apa kita boleh melanjutkan perjalanan?"

Aileen termenung untuk sesaat, pikirannya begitu ruwet. Lalu dengan satu helaan nafas yang penuh kegundahan, Aileen menyambut uluran tangan dari Count Bloom yang membantunya berdiri.

Dalam bayang-bayang sinar jingga senja itu, kereta kuda tua yang di tumpangi Aileen kembali berderak semakin menjauh dari wilayah Marques Lotser.

-----

"Nona, silahkan anda istirahat di kereta. Jika anda butuh sesuatu anda boleh memanggil saya, atau apa anda kedinginan, jika masih dingin saya bisa menambahkan kain untuk menutupi kereta kudanya." ucap Count Bloom.

"Baik terimakasih Count, dan ini sudah cukup."

Aileen tersenyum saat Count Bloom berpamitan dan menutup pintu kereta kuda, malam ini mereka bertiga, Aileen, Count Bloom dan kusir memutuskan berkemah. Jarak dari Wilayah Marquez Lotser ke wilayah Count Bloom, memakan waktu 1 bulan dengan kereta kuda.

Namun, karena Aileen ternyata bertransmigrasi ke dunia fantasi jarak 1 bulan itu bisa di singkat, dengan sihir gate dan hanya memakan waktu 3 hari untuk sampai di wilayah Blooming.

Menurut perkiraan mereka akan sampai di gate besok siang, dan Aileen menghitung masih harus berkemah 2 malam lagi. Ia menghela nafas panjang, dan menggerutu karena perjalanan yang pasti akan melelahkan itu.

Akan tetapi, saat membayangkan perjalanan panjang yg merepotkan itu, Aileen tiba-tiba mengingat Count Blooming yang juga pasti mengalami perjalanan panjang itu lebih dulu.

Dan kini Aileen mengerutkan kening, saat ia baru sadar jika Count hanya sendiri.

"Count Blooming datang sendirian tanpa keluarga? Aku baru sadar tidak menyapa ibu dan ayah mertua! Apa pernikahan di dunia Rofan seperti ini ya?" gumam Aileen sambil jarinya mengetuk-ngetuk dagunya.

Suasana malam yang hening membuat pikiran Aileen melayang kemana-mana, hingga bayangan siang tadi saat upacara pernikahan kembali melintas dalam benaknya.

Tiba-tiba wajahnya memerah dengan mata melotot, tangannya sigap menutupi dahinya.

"Astaga! Karena terlalu banyak hal terjadi, aku sampai lupa jika aku telah menikah! Seorang pria mencium dahiku? Astaga!" pekik Aileen dengan bahagia.

Namun, berbanding terbalik dengan Aileen. Count Blooming menatap kosong api unggun yang menyala-nyala, rasa bersalah karena ingatan tentang ekspresi Aileen saat ia mencium dahinya saat upacara pernikahan membuatnya sedikit sedih.

"Memang seharusnya aku tidak menuruti tawaran Marquez, terlepas dari kondisiku yang sulit. Lady Lotser pasti merasa tidak akan nyaman dengan wilayah Blooming." gumam Count Theodore sambil menghela nafas panjang.


CREATORS' THOUGHTS
Risma_Sari_ Risma_Sari_

Terima kasih untuk yang sudah membaca ceritaku.✨✨

Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C1
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login