Download App

Chapter 2: Chapter 2

Zeline meraih ponselnya, berniat mengirimkan pesan pada kakaknya Alex. Alex bukanlah kakak kandung Zeline, karena memang Zeline adalah anak tunggal. Alex adalah sepupu Zeline, namun disaat Alex berumur 9 tahun kedua orang tua Alex mengalami kecelakaan beruntun dan menewaskan mereka seketika, sejak saat itu Alex tinggal bersama keluarganya dan dibesarkan layaknya anak sulung keluarganya. Bahkan Robert lebih mempercayai Alex dari pada Zeline yang notabennya putri semata wayangnya. Itu yang terkadang membuat Zeline merasa kesal dengan Alex, walaupun begitu tak bisa dipungkiri bahwa mereka saling menyayangi.

Zeline yang berniat mengirim sebuah pesan pada Alex akhirnya mengurungkan niatnya. mungkin lebih baik jika dirinya memberi kejutan dengan mendatangi Penthouse kakaknya langsung atau bertemu di kantor esok. Entah akan ia pikirkan nanti.

08.15 AM - Lobi Findley corp

Zeline menghela nafas kasar ketika sampai di lobby kantor, ia merasa makin diperdaya oleh sang Daddy. Zeline nampak melangkah malas menuju resepsionis untuk menyerahkan berkasnya. Zeline merasa kesal, bagaimana tidak, apa yang semalam diucapkan daddy-nya sungguh membuatnya ingin menukar daddy-nya dengan daddy yang baru. Jika itu bisa ia lakukan.

Flashback On

"Selama dalam masa magang, kamu tidak Daddy perbolehkan menggunakan nama belakangmu yang akan memperjelas posisimu. Kamu akan magang tanpa embel-embel anak pemilik perusahaan, sama hanya dengan kakak mu yang mampu meraih posisi saat ini tanpa bantuan daddy. Daddy hanya membantu memperlancar urusannya saja. Daddy tak ingin jika para karyawan menjadi sungkan denganmu. Daddy ingin kamu berbaur dengan para karyawan agar kamu tau bagaimana kinerja para bawahan mu kelak. Berhubung kamu jarang datang ke kantor, jadi tak perlu khawatir akan ada yang mengenalimu, yah.. kecuali teman mu itu" Ucap Robert santai sembari menyesap teh miliknya.

"Dad.." belum sempat Zeline mengajukan protes, Robert lebih dulu memotong perkataan Zeline dengan senyum samar yang menurut Zeline adalah senyum malaikat, iya malaikat maut! Zeline akui ia lebih suka melihat sikap dirinya yang dingin daripada harus melihat senyum malaikat maut daddy-nya yang seakan siap untuk mencabut nyawanya kapan saja. Durhaka memang Ia menyebut senyum daddy-nya adalah hal yang mengerikan, namun tetap saja tak ia elak bahwa dirinya amat sangat menyayangi daddy-nya.

"Satu hal lagi, selama masa magang, semua fasilitas mewah akan daddy tarik, termasuk mobil sport dan juga kartu kredit" tukas Robert sebelum kembali menyesap teh miliknya dan mengawasi perubahan sikap putrinya yang nampak syok.

'What the hell! Oh God help me!!' rutuk Zeline dalam hati.

"Dad... Daddy lagi sakit ya?" tanya Zeline dengan dahi berkerut, lalu secara reflek Zeline menempelkan punggung tangan pada kening daddy-nya.

"Normal, Daddy kerasukan jin ap..... akkhhhh" pekik Zeline spontan ketika jari sexy daddy-nya menyentil dahi Zeline.

Jangan pandang sebelah mata pada Robert, walaupun umurnya sudah 48 tahun dan akan memasuki setengah abad namun siapa sangka jika dirinya berumur setua itu, bahkan penampilan nya bisa di bilang sungguh mempesona. Body yang atletis, tinggi, gagah juga rupawan tak jarang membuat para wanita muda mendekatinya, bahkan rela bila di jadikan simpanan, namun ia tak pernah sedikitpun menanggapi bahkan melirik para wanita itu, karena di hatinya telah terisi penuh oleh cinta istrinya.

Dan perdebatan semalam tetaplah di menangkan oleh Robert yang tetap akan menahan mobil dan juga kartu kredit putrinya. Zeline hanya pasrah menerima keputusan daddy-nya, memohon pada mommy-nya juga akan berujung sama saja, Daddy tak akan merubah keputusannya jika mengangkut tentang Putri semata wayangnya.

Flashback Off

Sebelumnya, 07.00 AM - Penthouse Sun Garden

Jun berlalu meninggalkan penthousenya dengan Ferrari LaFerrari merah miliknya, dengan segera menuju perusahaan yang selama 3 tahun ini menjadi tempatnya bekerja setelah kelulusan S2 nya. Jun Harismon - 26 tahun. Tangan kanan sekaligus sekretaris pribadi CEO Robert Findley. Tak hanya mempunyai posisi yang penting Jun juga salah satu most wanted di kalangan para karyawan bahkan kolega hingga karyawan perusahaan lain. Tampan, Mapan, Sexy, Hot, sifatnya yang dingin terkesan cuek bukan membuat para wanita menjauh, namun malah membuat para wanita makin menggilainya.

"Morning Mr.Jun" sapa para karyawan wanita yang dengan sengaja menunggu kedatangannya kekantor demi menatap wajah rupawannya.

"Mr.Jun semakin hari semakin tampan saja, membuat saya makin terpesona" ucap Misya Laviena salah seorang kepala divisi di Findley corp, salah satu dari para wanita yang mencoba menggapai Jun dengan segala cara yang bahkan membuat Jun muak, sudah tak asing memang jika Jun mendapatkan pujian dan godaan dari para wanita, ia hanya akan membalasnya dengan tatapan tajam tak bersahabat yang justru membuat para wanita semakin histeris karena menurut mereka Jun terlihat semakin Sexy.

'puukk' suara tepukan tangan ringan yang mendarat di pundak Jun.

"Pagi-pagi sudah membuat para wanita histeris!" goda Zack sembari menyamakan langkah kakinya bersama Jun memasuki lift khusus. Jun hanya diam tak merespon ucapan temannya sejak bangku sekolah dasar itu.

"Apa kau tak ingin mencoba mencari pacar Jun? Pekerjaan menjanjikan, Penthouse, Mansion, mobil, harta? bahkan tak perlu di tanyakan lagi. Tampan, keren, berpendidikan, lihatlah para wanita yang rela mengantri panjang untuk sekedar menjadi teman kencan mu atau bahkan sekedar menjadi penghangat ranjangmu" ucap Zack terkekeh mendengar ucapannya sendiri.

'Tiiingggg' suara denting lift terbuka

"Urusi saja pekerjaanmu yang menumpuk" usir Jun sembari mendorong tubuh Zack keluar lift.

"Sial, aku ini masih atasanmu!" maki Zack atas sikap Jun. Jun hanya diam tak menanggapi dan segera menekan tombol Operation Buttons pada dinding lift tanpa memperdulikan umpatan Zack.

Jun melangkahkan kakinya menuju meja kerjanya dan meraih beberapa berkas serta tablet miliknya.

"Morning Mr.Robert" sapa Jun ketika atasannya itu melangkah memasuki ruangan dan mulai duduk di kursi kebesarannya.

"Untuk jadwal hari ini akan ada rapat peluncuran design club' baru pukul 09.00 AM,

makan siang bersama investor dan setelah itu ada kunjungan ke AMRcorp untuk menyelesaikan perjanjian akusisi perusahaan mereka. Dan ini beberapa berkas yang harus anda tanda tangani" sambung Jun sembari kembali mengecek jadwal pada tablet di genggamannya, lalu menyerahkan beberapa lembar dokumen dan mengambilnya setelah Mr.Robert menandatanganinya.

"Kau boleh pergi" Ucap Robert datar, Jun mengangguk dan melangkah meninggalkan ruangan atasannya tersebut dan kembali menuju mejanya untuk mengurus beberapa dokumen yang harus ia susun.

07.45 AM - Message

"Coffe or Coffee? aku butuh stamina sebelum kembali bekerja"

Jun mendengus dan menaikkan sebelah sudut bibirnya melihat pesan singkat dari Zack. "what the difference? I go there"

_____

Hai haiii...~ jika kalian ingin baca lanjutannya yang lebih lengkap, bisa baca ke mangatoon/noveltoon , karena disana author up lebih dulu ~~

jadi sampai bertemu di sana~


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login