Download App

Chapter 2: Merah tapi bukan tomat

"Untung nggak terlalu parah kotornya." ucap hara sambil mengucek pakaiannya yang terkena noda saat jatuh tadi.

Tak sengaja Hara melihat jam tangannya yang telah menunjukkan jam 08.45 yang mana jam kelas telah dimulai dari 5 menit yang lalu. Dengan cepat Hara langsung mengambil hp di dalam tasnya dan mengecek apa ada pesan dari Sena untuknya. Dan benar saja ketika hp nya di buka ada 2 pesan dari Sena.

"WOYYY DOSENNYA UDAH DATENG. LU CEPETAN JALANNYA, JANGAN SAMBIL LIAT COGAN."

"LU KE PASAR APA GIMANA SI, LAMA BANGET. KALAU KE PASAR NITIP CENDOL DAWET, ANJ*R."

"Cendol dawet pala lu." ucap Hara membalas pesan Sena.

Hara terus mengutak-ngutik hp nya untuk mencari file yang berisikan nama kelas yang akan dia tempati. Setelah dapat file yang ia cari, Hara lantas keluar dari kamar mandi di lantai 5, ya Hara telah sampai di lantai 5 namun ia pergi ke toilet sebentar untuk membersihkan dan berbenah diri terlebih dahulu.

"Lantai 5 ruang D. 23, oke mari kita cari." sambil celingak-celinguk.

"Eh coba liat ruangan itu dulu deh."

Hara menghampiri salah satu ruangan untuk memastikan bahwa jalan yang ia lalui benar dan kelasnya tidak jauh dari ruangan itu. Ia berjalan melihat plang di atas pintu lalu melihat kertas yang tertempel di samping pintu. Kertas itu berisikan nama dan foto mahasiswa yang akan mengisi kelas tersebut. Hara melihat dan menunjuk satu per satu foto yang terpajang itu dan mulai menatap satu foto dengan jari telunjuk yang berhenti di foto tersebut.

"Cakep juga." komentar Hara terhadap foto itu.

"Makasih." jawab seorang cowok di belakangnya.

Hara terkaget dengan jawaban seseorang yang dia sendiri tidak tahu ada orang dibelakangnya dari tadi. Lantas ia juga dibuar salting karena jarak mereka lumayan dekat.

"Lu juga di kelas ini ya?" tanyanya sambil menatap Hara.

"Kagak, gue beda kelas. Lu jangan berdiri dibelakang dong, ngagetin aja. Berdiri disamping!" jawab Hara dengan nada kesal.

"Ya, dari belakang juga kelihatan jelas nggak ganggu juga konsentrasi lu absen cogan. Ya kannn..?" balasnya dengan nada jahil.

"Sotoy lu kampret." umpat Hara sambil berjalan menjauh karena sudah pasti pipinya memerah karena malu dan salting.

"Anj*r kalau tau gini gue tadi beneran ke pasar beli cendol dawet aja dah daripada kejadian kek gini. Malunya ke ubun-ubun." batin Hara.

"Eh tunggu!"

"Apaan lagi kampret?"

"Anj*r nama gue dah lu liat tadi masa' belagak nggak tau nama gue. Nih gue ada tisu buat ngelap luka di siku lu tuh." sambil menyerahkan tisu saku kepada Hara.

Hara kaget karena tidak menyangka ada luka di sikunya dengan cepat Hara melihat keadaan sikunya dan benar saja sikunya mengeluarkan sedikit darah dan sikunya berwarna lebam. Cowok tersebut memberikan tisu di tangan Hara dan langsung berjalan menuju ke kelasnya.

"Eh gue juga punya tisu." seru Hara sambil memegang tisunya.

Cowok tersebut mendengar ucapan Hara dan menoleh kebelakang.

"Pakai tisu gue dijamin sembuh!! Kan dari pemberian orang yang LU SUKAI dijamin sembuhnya dah." Cowok tersebut memasang senyum yang lebar dan tertawa lirih.

"Anj*r gue cuman bilang CAKEP bukan SUKA SAMA LU, KAMPRET!" umpat Hara namun cowok tersebut langsung berjalan cepat masuk ke kelasnya.

"Ah elahhh..., ni hari pertama kenapa dah kek drama banget hidup gue ya."

"Tau ah mending cepet ke kelas daripada nambah lengkap lagi apes gue kena omel dari dosen."

Hara berlari sambil menyeka darah di sikunya. Sampailah Hara di depan pintu kelasnya.

"Mending liat daftar mahasiswa dulu deh. Buat meyakinkan diri bener nggaknya gue ada dikelas ini. Siapa tahu kan pindah kelas tanpa kabar-kabar, malu berlipat-lipat kalau sampai ya."

Ia mulai menelusuri namanya untuk meyakinkan bahwa ia akan menjadi bagian kelas tersebut. Beberapa detik kemudian jari telunjuknya berhenti di salah satu foto.

"Haura Ayesha Batrisyia Annora jurusan Ilmu Komunikasi kelas D. 23" seru Hara dengan lirih.

Dengan penuh semangat Hara mulai berjalan ke depan pintu kelasnya dan membuka pintu.

"Permisi!"

Semua mata tertuju padanya dalam beberapa detik.

"Langsung duduk saja!" ucap seorang perempuan yang masih lumayan muda sedang duduk di depan, yang sudah jelas itu adalah dosen Hara.

Tanpa pikir panjang Hara langsung tertuju pada salah satu kursi kosong yang disampingnya itu adalah kursi Sena. Ya Sena menuruti perkataan Hara untuk mengosongkan kursi disampingnya atau ikannya akan jadi korban. Hara bergegas menuju kursi kosong tersebut tapi dengan beberapa mata masih memperhatikannya.

"Lama banget lu, mana cendol dawet gue?" tanya Sena lirih.

"Gue kepret juga lu, nih pantat sakit malah minta cendol."

"Lah ngapa lu? lu jangan ngesot makanya sakitlah pantat lu" jahil Sena.

"Kampret, gue baru aja kepleset gara-gara nggak liat plang AWAS LICIN!".

"Lah salah lu kagak liat, mata lu jangan merem makanya." ucap Sena.

"Lu ngomong mulu, kasian kagak malah bikin sakit kuping gue. Ikan lu gue bakar idup-idup juga nih." ancam Hara.

"Hehhh... ya jangannn. Tega amat lu sama ikan gue, udah gue besarin dia dari kecil sepenuh hati kek malika juga."

"Ya kalo gitu jangan melihara ikan, melihara kedelai hitam aja. Malika malika." dengan nada sebalnya.

"Ya udah si, sewot aja. Kenapa lu kagak liat plangnya. Plang segede gaban nggak lu liat."

"Tau ah, jangan dibahas bikin kesel aja."

"Dih tadi dibilang kagak kasian, ditanya malah kesel ke gue. Kesambet apa ni bocah satu ya." ucap Sena dengan lirih sampai tidak terdengar ke telinga Hara.

Dengan wajah kesalnya ia terbayang kejadian tadi yang bisa-bisanya dia jumpa dengan 2 cowok kampret semua. Hari pertama masuk kampus yang ekspektasinya bahagia berubah menjadi hari buruknya.

"Baik anak-anak pertemuan kali ini sampai disini saja. Terima kasih atas perhatiannya. Sehat selalu dan sampai jumpa." ucap dosen Hara.

Hara spontan melongo karena baru beberapa menit ia duduk tapi pertemuan pertama sudah selesai.

"Yaa bu. Terima kasih." ucap kompak seluruh mahasiswa.

Dosen berdiri dan berjalan meninggalkan kelas. Semua mahasiswa merapikan tempat duduk dan mulai bergantian berjalan meninggalkan kelas.

"Apa nih, gue udah capek-capek ke kelas buat denger secuil kalimat dosen yang isinya pun nggak menyinggung mata kuliah cuman beberapa informasi presentasi. Gue pikir nanti berakhir jam 10.20, nih gue udah lari ke sini cuman beberapa menit doang nih pertemuannya. Mimpi apa sih gue semalem." ucap Hara pada dirinya.

"Ya penjelasannya di awal tadi beliau bilang untuk pertemuan pertama ya perkenalan terus menyinggung soal pemberian nilai diukur dari apa dan apa gitu doang jadi ya nggak lama, Ra."

"Sial banget dah hari ini gue, seneng kagak malah dapet ngilu plus malu." ucap Hara dengan nada kesal.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login