Download App

Chapter 8: Bertemu Dengan Seseorang

Bella segera membantu orang tua itu yang hampir saja terjatuh, ia memapah dengan sangat hati-hati. Setelah orang itu duduk, Bella pun segera memberi air mineral dalam botol yang selalu ia simpan di dalam tasnya agar orang yang terlihat pucat itu tidak dehidrasi. Maklum, orang itu sudah tua, dan terlihat sedang sakit. Dan Bella sebagai perempuan tidak tega melihat laki-laki tua itu sendirian, bahkan kalau diperhatikan, usia laki-laki tua itu tidak jauh dari usia ayahnya Bella.

"Tuan, baik-baik saja kan? Sepertinya, Anda terlihat sedang sakit, saya antarkan ke rumah sakit ya," kata Bella yang terlihat panik dan cemas. Bela tidak menyangka karena laki-laki tua itu tidak ditemani oleh anak ataupun istrinya. Sehingga membuat Bella merasa iba terhadapnya.

"Tidak perlu, Nak. Saya baik-baik saja, uhuk-uhuk. Terima kasih, sudah mau bantu saya, kalau boleh tau, kamu ini siapa Nak?" kata laki-laki tua itu. Baru juga bertemu, rasanya laki-laki tua itu terlihat sangat nyaman berada disampingnya Bella.

"Nama saya Bella, Tuan," ujar Bella sembari menatap laki-laki tua itu. "Dan, Tuan ini siapa? Kenapa bisa ada di sini? Keluarga tuan kemana? Kok cuma sendirian?"

Pertanyaan Bella membuat laki-laki tua itu menarik napas dalam-dalam. "Ceritanya panjang, dan saya tidak bisa menjelaskannya di sini, yang penting kamu harus tahu kalau namaku adalah Jun Aksa. Dan kamu tidak perlu memanggilku dengan sebutan tuan. Tapi panggil saja aku paman Jun.

"Baiklah paman Jun. Oh iya, aku tadi beli beberapa kue kesukaanku. Rasanya enak dan pasti paman Jun menyukainya," ucap Bella sembari membuka salah satu kantong belanjaannya. Ia sengaja mengalihkan pembicaraan nya karena paman Jun terlihat sedang lapar.

"Ini semua belanjaan kamu?" tanya pak Jun mengernyitkan dahinya.

"Ehehe, iya paman. Aku sedang happy, jadi aku belanja apapun yang aku suka," kata Bella sumringah. "Nih, cobain kue ini deh. Pasti paman ketagihan kalau sudah mencicipinya."

"Baiklah, karena kamu maksa, jadi paman akan mencicipinya," kata pak Jun yang mulai mengambil kue brownies yang diberikan Bella.

"Hem, enak!" kata pak Jun dengan sumringah.

"Iya dong, ini kue kesukaan aku paman. Jadi aku beli sebanyak yang aku mau. Hehehe buat stok di rumah," kata Bella tersenyum manis. "Tapi, jika aku sudah melahirkan, aku akan buat kue ini dengan versi seleraku."

"Baguslah, biar kamu tidak bolak-balik ke toko kuenya. Oh iya, ngomong-ngomong, rumah kamu di mana? Nanti bisa tidak bawa barang sampai sebanyak ini ke rumah?" kata pak Jun yang masih menikmati kue dari Bella.

"Gampang paman. Tinggal panggil taksi, lalu suruh si supirnya bawain belanjaan ini ke dalam mobilnya. Jadi, aku tinggal duduk manis aja hehehe," tukas Bella.

"Ah, benar juga. Pasti jam segini suami kamu sibuk kerja ya? Makanya kamu belanjanya sendirian," tukas pak Jun yang terus saja mencicipi kue pemberian dari Bella.

Mendengar hal itu, Bella pun hanya tersenyum tanpa melirik sedikit pun ke arah Pak Jun. Ia hanya fokus pada makanan kesukaannya, sehingga lama-kelamaan kue itu habis tidak tersisa. Bella pun menawarkan kue yang baru lagi kepada pak Jun. Akan tetapi, pria tua itu langsung menolaknya karena dirinya sudah merasa kenyang.

"Bell, mendingan kamu pulang saja. Barangkali pihak keluarga mencarimu," perintah pak Jun dengan serius. "Lagi pula paman sudah agak baikkan dan sudah mau pulang juga."

"Baiklah paman, aku juga harus segera pulang. Tapi paman yakin, kondisinya sudah agak baikkan? Kalau masih belum, ayo aku antarkan saja ke rumah sakit biar aku tidak khawatir," kata Bella yang masih terlihat cemas dengan kondisinya paman Jun.

"Tidak usah, paman sudah—"

Belum juga paman Jun selesai bicara, tiba-tiba saja ada dua orang laki-laki yang menghampirinya. Perawakannya sangat proporsional dan terlihat seperti seorang bodyguard. Paman Jun yang melihatnya pun merasa kaget dan tidak ingin statusnya terbongkar karena kedua orang itu.

"Ya ampun, kenapa mereka datang disaat seperti ini," kata paman Jun dalam hatinya.

"Tuan, ternyata anda ada di—"

Dengan cepat paman Jun memotong pembicaraan laki-laki itu.

"Ya ampun, anakku!" kata paman Jun sembari melangkah ke arah kedua laki-laki itu.

Otomatis kedua laki-laki itu sangat keheranan. Karena baru kali ini, paman Jun memanggilnya dengan sebutan anak. Padahal paman Jun biasa memanggil mereka dengan sebutan nama saja. Entah apa yang sedang dipikirkan paman Jun saat itu, sehingga membuat kedua bodyguardnya merasa kebingungan.

"Bell, kenalkan ini anak-anakku. Me-mereka Rui dan Dahyun," kata paman Jun dengan gugup.

"Oh iya, aku Bella. Senang bertemu dengan kalian," kata Bella sumringah. Ia tidak merasa heran sedikit pun karena dia tidak begitu mempermasalahkan status orang lain.

"I-iya. Senang juga bertemu dengan kamu nona," kata Dahyun terbata-bata.

Rui dan Dahyun saling melirik satu sama lainnya. Mereka semakin bingung dengan situasi dan keadaannya. Dan mereka juga tidak tahu harus bagaimana lagi setelah paman Jun memperkenalkan mereka sebagai anaknya kepada seorang wanita yang sedang hamil tua.

Mereka terlihat canggung saat mengobrol dengan Bella. Tapi tidak untuk Bella, ia sama sekali tidak merasakan kecanggungan ataupun kecurigaan kepada mereka bertiga. Banyak yang mereka bicarakan, termasuk pekerjaan suami Bella. Namun, dihadapan orang lain, Bella tetap memuji-muji suaminya walau kenyataannya tidak seperti itu.

Dan disinilah paman Jun yakin dengan apa yang sudah ia ketahui mengenai orang yang telah membantunya. Dan entah kenapa, paman Jun langsung simpati terhadap orang yang baru saja dikenalnya. Ia merasa ada yang berbeda dari sosok wanita yang sedang hamil itu. Akan tetapi, paman Jun tidak terlalu memahaminya karena ia sudah yakin bahwa Bella lah satu-satunya orang yang sangat peduli dengan keadaan.

Berhubung waktu sudah semakin sore, mereka pun saling berpamitan. Paman Jun berjanji jika suatu saat bertemu dengan Bella lagi, maka ia akan mengundang Bella untuk bertamu ke rumahnya. Bella pun menyetujuinya.

Setelah mobil taksi ia dapatkan, Bella pun langsung pamit untuk pulang lebih dulu kepada mereka bertiga. Berhubung masih penasaran dengan keberadaannya Bella, kini paman Jun dan kedua bodyguardnya mengikuti jejak Bella agar ia tahu dimana letak rumah wanita itu.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya Bella telah sampai di depan rumahnya. Dan paman Jun pun akhirnya mengetahui dimana Bella tinggal.

"Oh, rupanya dia tinggal disini," kata paman Jun sembari menatap rumah Bella dari kejauhan.

"Memang nya ada apa dengan wanita itu, Tuan?" tanya Dahyun penasaran.

"Nanti kalian juga akan tahu sendiri. Yang pasti aku punya rencana untuk melakukan sesuatu kepada cucuku!" ucap paman Jun terkekeh-kekeh.

Bersambung ...


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C8
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login