Download App

Chapter 48: Won Tewas

Musik yang dimainkan di Bar Jam tidak membuat Max teralihkan dari berbagai fakta yang ditemukannya. Misteri kematian Bibi semakin terasa sebagai ancaman.

"Ada apa sih? muka ditekuk begitu?" Jam kembali setelah tadi pamit sebentar membuatkan minuman untuk pelanggan. Pekerja penuh waktunya cukup kewalahan di jam-jam penting. "Kalau kurang tidur, naik saja dan tidur di sana," perintah Jam. Sesaat kemudian, dia melontarkan kata-kata setengah bertanya, "Kita butuh karyawan baru. Kita buka lowongan bagaimana?"

Max mengibaskan pergelangan tangannya.

"Kuanggap kamu setuju," kata Jam.

Pada saat itu, Max mengangkat teleponnya. Tiba-tiba saja dia ingat, sudah beberapa hari tidak mengaktifkan handphonenya.

"Oh, pantas saja kau sulit kuhubungi, hanphone di matikan?" Jam tak percaya dengan sikap Max. "Kau benar-benar, berusaha keras menjauhkanku darinya?"

"Tidak, bukan begitu. Aku hanya benar-benar lupa mengaktifkannya setelah ku re-charge."


CREATORS' THOUGHTS
Mutaya Mutaya

Agak merinding nggak sih?

Saya merinding di bagian akhir.

Silahkan kirim kritik dan saran, untuk perkembangan alur cerita.

Thank you ~

Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C48
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login