Risa sudah tidak bisa menunggu saja, dia tak bisa hanya berdiam diri dan menunggu waktu berjalan yang terasa begitu lambat dan mencekam, tidak ada waktu lagi. Wanita itu berlari dengan seluruh tenaganya, dia mencari cari kamar yang ditunjuk oleh asisten Mong.
Hoon sedang menunggu di luar ruangan yang dibatasi dengan dinding kaca. Dia menyandarkan punggung dengan tangannya yang terluka dan terlilit perban putih, pria itu menarik celana bahan yang ia kenakan, sekedar mencari posisi nyaman untuk bersandar pada tembok dan menyandarkan punggung.
Kelopak matanya panas, air mata dan suara tercekat tak bisa lagi ia sembunyikan, wajahnya yang tampak lusuh dan hilang cahaya, sendu, mendung. Kesedihan, iba.. cemas dan ketakutan membaur di wajahnya.