Download App

Chapter 21: 21. Pentas Seni Valentine 3

Yuhuu

Lanjutan dari part 20 guys...

____

Tok

Tok

Tok

"Sayang bangun! Axe nyariin Kamu itu, katanya udah janjian mau jalan? Kok malah tidur lagi sih?" Suara Noor di depan pintu, membuat nyawa Aya yang masih tersebar berkumpul tiba-tiba.

"Liburankuu! Sialan kuyuk satu itu ngancurin rencana sleep all day orang aja, lagian kapan janjian coba? Shit!" Dumel Aya sambil siap-siap kilat setelah membaca pesan yang baru saja dikirim Axe, tentu saja isinya adalah pemberitahuan kalau Dia sudah memberitahu Ibunya tentang rencana jalan-jalan mereka yang pastinya cuma rencana sepihak Axel.

Aya bersenandung ria saat berjalan menuju ruang tamu, mengingat rencana balas dendam yang dia pikirkan saat bersiap-siap tadi membuat semua kekesalannya hilang.

"Siang Mama!" Sapa Aya mencium pipi Mamanya setelah sampai di ruang tamu.

"Siang Sayaang! Aduuuh anak gadis Mama cantik banget!" Puji Noor melihat anaknya itu.

"Anak siapa dulu doongg?" Tanya Max yang baru pulang dari kantor.

Aya yang mendengar sahutan Papanya itu pun tertawa spontan dan meledek Papanya, "Iii Papa pe denya selangit nih, hahaa," tawa Aya.

"Emang ganteng kok Papa, ya kan Ma?" Tanya Max meminta pembelaan Istrinya.

"Iya deh iyaa, Papa tumben udah balik jam segini?" Jawab dan Tanya Noor.

"Mau ambil berkas tadi salah bawa! Hehee," kata Max dan nyengir saat melihat Aya memutar matanya meledek, memang sudah kebiasaannya untuk teledor dan melupakan beberapa hal yang kadang-kadang membuatnya mendapat putaran mata dari Aya.

"Oh, mau kemana sayang?" Tanyanya yang baru menyadari kalau ada Axe juga di ruang tamu.

"Mau jalan Pa, hehee," cengir Aya.

"Loh, mau jalan kok nggak bawa tas??"

"Axe udah janji mau neraktir Aku jajan seharian ini, yakan Beb?" Tanya Aya melihat Axe dengan senyum manis yang meminta pemukulan.

"Iya Om!" Jawab Axe dengan senyum manis yang bisa membuat ciwi-ciwi auto mimisan kalau melihatnya, kecuali Aya tentunya.

....

Setelah selesai mendengarkan wejangan yang membuat panas kuping dari Max, yang panjang kali lebarnya sudah seperti ngasih wejangan di hari anaknya kawin (eh, nikah kali ya?), mereka berdua akhirnya meninggalkan Pradipta Mansion.

Axe mengemudikan mobil sportnya sambil sesekali menolehkan kepalanya melihat gadis yang sedang duduk di sampingnya, melihat dia yang begitu sibuk dengan benda pipih nan canggih di tangannya tak ayal membuat sebersit keisengan muncul dalam otak usilnya.

"Honey, gimana kalau habis jalan-jalan kita langsung pulang ke rumahku aja?" Tanyanya yang membuat Aya langsung menolehkan kepalanya.

Mendengar pertanyaan Axe tentu saja membuat Aya bingung, perasaan mereka enggak sedekat itu untuk sampai mengunjungi rumahnya segala, saat dia menoleh dan melihat sinar usil di mata Axe, dia menaikkan sebelah alisnya seolah mempertanyakan maksud dari ucapannya.

"Tadikan Papa udah ngasih wejangan sama kita, tinggal Akad, duh, ampun Honey ampun," ringis Axe yang mendapat cubitan di pinggangnya karena keusilannya.

"Masih mau nikah?" ancam Aya dengan mengeraskan cubitannya.

"Udah Yang cubitnya, Aku lagi nyetir nih," kata Axe dengan mata melasnya.

"Masih ingat kalo lagi nyetir? Setir yang bener! Usil mulu," omel Aya dengan tampang garangnya.

"Oh, Kamu mau ke mana dulu Yang?" Tanya Axe.

"Terserah!"

"Allahu! dari pada mengucapkan satu kata dengan seribu makna yang hanya dimengerti kaum cewe itu, mending Kamu cium Aku aja gimana Yang?" Tanya Axe yang langsung mendapat pelototan dari Aya.

"Kan lo yang ngajak keluar! Ya terserah lo lah mau ngapain, atau lo anterin gw pulang aja gimana?" Tanya Aya yang tentu saja tidak akan disetujui Axe.

Krucuk..

(Gitu bukan bunyi perut lapar?)

"Axe lapaar!" Rengek Aya yang perutnya mengeluarkan bunyi yang tentu saja didengar Axe juga, dilihat dari dia yang membelokkan mobilnya menuju salah satu kafe terdekat mereka.

Jika Axe tau kalau kafe yang dia temukan secara acak ini akan menjadi awal dari sebuah bencana yang akan menimpa Aya di kemudian hari, dia pasti tidak akan pernah memilih kafe ini hari ini, tapi tentu saja itu untuk nanti, sekarang kita selesaikan yang ini dulu, hehehee.

"Kamu mau makan apa Honey?" Axe menyodorkan buku menu pada Aya.

"Uumm, Nasi ayam betutu, sama es teh manis aja!"

"Samain ya mbak!"

"Iya mas, mohon tunggu sebentar ya!" Kata pelayan dengan ramah dan senyum seribu wattnya.

Setelah pesanan datang! Mereka langsung menyantap makan siang dalam diam. Lebih tepatnya, Axe diam setelah mendapat pelototan maut dari Aya.

Entah hanya perasaannya saja atau tidak, Aya merasa kalau dari tadi dia dilihatin terus sama seseorang yang membuatnya merasa sangat tidak nyaman, Dia buru-buru menghabiskan makanannya dan langsung keluar setelah Axe membayar pesanan mereka.

"Sekarang kita mau ke mana lagi Honey? Kamu bebas mau bersenang-senang ke mana aja hari ini, buat menebus waktu 2 Minggu yang dihabiskan untuk latihan."

Aya yang sedang memikirkan kejadian di kafe tadi tidak mendengar perkataan Axe, perasaan ditatap dengan kebencian itu membuatnya merasa takut sekaligus heran, bagai mana tidak? Dia yang merasa sama sekali nggak pernah punya masalah sama seseorang, tiba-tiba ditatap dari belakang dengan tatapan yang membuat bulu kuduk berdiri, rasanya seperti yang menatapnya itu adalah seorang psycho.

"Honey!"

"Aws! Gila lo ya?!"

Melihat Aya terus melamun sampai tidak menghiraukannya. Axe akhirnya mencubit pipi mulus Aya hingga kemerahan, yang berhasil membuat Aya tersadar dari lamunannya.

"Kamu melamun Yang, dari tadi Aku panggil nggak ada respon!"

"Ish!"

"Yawdah, sekarang mau ke mana?" Tanya Axe untuk mengalihkan perhatian Aya yang sedang kesal.

"Ke Spa aja!"

"Okay Honey!"

Setelah mendapat jawaban, Axe segera melajukan mobilnya menuju Spa milik Mommynya.

"Selamat siang Tuan muda! Wow Anda membawa Gadis yang sangat cantik, Apakah dia pacarmu?"

Seorang Wanita dengan wajah bule, yang berpakaian sexy menyambut kedatangan mereka dan berbicara dengan sangat akrab.

"Selamat Siang Lisa, Sie ist meine freundin! Aku membawanya untuk massage, kau harus merawatnya secara pribadi, pastikan tubuh dan fikirannya relax, oke!" Axe memperkenalkan Aya dalam bahasa Jerman untuk menghindari pemukulan brutal, hahaa(Fix garing).

"Okay Honey! Kau tidak sekalian mau pijat plus-plus?" Tanya Lisa dengan gaya menggodanya yang membuat bulu kuduk Axe berdiri.

Melihat silau usil di mata Lisa membuat Axe mengeluarkan smirknya.

"Boleh, kalau begitu Aku akan meminta izin Uncle Jack untuk pijat plus-plus dari pacarnya." Kata Axe yang membuat nyali Lisa untuk mengusili Axe langsung ciut.

"Aaa bercanda Axe bercanda, please!" Kata Lisa dengan tampang memelasnya.

"Hoho tau takut juga eh?"

"Hehe!" Cengir Lisa.

"Ayo Honey! Aku bawa Kamu ke ruang privasiku."

Setelah acara saling mengusili di pintu masuk, Lisa langsung pergi untuk menyiapkan bahan massage terbaik untuk gadis yang mungkin akan menjadi Nyonya muda masa depan Abraham Family.

Setelah membawa Aya untuk jalan-jalan sedikit di area spa, Axe akhirnya membawa Aya ke ruangan pribadi yang disediakan untuknya.

"Yo, Little Abraham! Kamu tunggu di luar aja, ngapain ikut masuk? Mau cari kesempatan dalam kesempitan eh?" Gurau Lisa yang melihat Axe ikut masuk ke dalam area pijat.

"Aku tunggu di sofa!"

"Yakin nggak akan ngintip?" Tanya Lisa menaik turunkan alisnya.

Mendengar pertanyaan Lisa membuat Axe mengangkat ketiga jarinya, dengan wajah serius bersumpah dengan sumpah yang membuat Aya dan Lisa tertawa! "Demi Squidword (gitu bukan tulisannya?) yang sampai saat ini tidak diketahui apakah itu gurita atau cumi-cumi, saya tidak akan mengintip secara diam-diam, melihat secara terang-terangan mungkin bisa dipertimbangkan."

Isi sumpah terakhir tentu saja membuat Axe berakhir duduk di luar pintu dengan Aya dan Lisa melanjutkan acara pijat di dalam.

Dengan tidak adanya gangguan dari Axe, Aya menikmati pijatan seluruh tubuh yang membuatnya relax dan sejenak melupakan ketakutannya di kafe tadi, merasa nyaman dibawah perawatan Lisa yang profesional ditambah dengan kelelahan selama 2 Minggu terakhir membuatnya tanpa sadar memejamkan matanya dan tertidur pulas.

Axe yang merasa bosan menunggu di luar langsung segar mendengar suara pintu yang dibuka, berharap untuk melihat Aya keluar dan mereka bisa melanjutkan acara jalan-jalan! Tentu saja! Harapan hanya harapan, Dia dibuat letoy dengan pernyataan Lisa yang mengatakan Aya tertidur selama pijat dan sekarang masih tidur pulas.

Akhirnya, karena bosan! Axe masuk dan tidur di sofa tanpa lupa mengunci pintu kalau-kalau ada yang lancang masuk dan melihat Aya tidur hanya dengan selimut yang menutupinya.

NEXT GUYS.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C21
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login