Download App

Chapter 22: SEBUAH PERINGATAN

Serefina memutar matanya setelah mendengar pernyataan Kace baru saja. "Menurutku itu lucu." Dia mengkritik Kace dengan nada tidak senang.

"Kau mempercayainya dengan mudah." Serefina menyeduh dua cangkir kopi dan memberikannya satu untuk Kace.

"Tidak seperti itu." Dia mengambil cangkir itu dan menyapukan jarinya ke tepi cangkir tersebut. "Tapi, aku tahu dia tidak berbohong." Ketika dia berbicara tentang masa lalunya. Dia tidak menyuarakan bagian terakhir.

Kace memiliki caranya sendiri untuk mengetahui saat orang berbohong di hadapannya.

"Kapan kau akan menyelesaikan urusanmu itu? Sudah berabad- abad sejak perang. " Serefina menggerutu saat dia duduk di sofa di sampingnya. "Aku tidak mengerti dirimu lagi."

Kace tertawa kecil saat dia mengedipkan mata. "Jangan khawatir, kau bukan satu- satunya."

Yang Kace maksud adalah; bahkan dirinya pun tidak mengerti akan dirinya sendiri, jadi bagaimana orang lain dapat memahaminya dengan mudah?

"Aku mendengar suaramu tadi malam." Serefina meniup kopi panasnya perlahan.

Pernyataan itu kedengarannya tidak berbahaya, tetapi berhasil melepaskan topeng tenang Kace dari sikap santai yang biasanya dia perlihatkan.

Hanya segelintir orang yang tahu tentang hal ini dan, sayangnya, Serefina adalah salah satu dari 'orang- orang itu'.

'Suara', bukanlah kata yang tepat untuk digunakan untuk apa yang didengar sang penyihir tadi malam, suara ratapan yang didengarnya begitu keras, tajam dan pendek, dan hal tersebut benar- benar membangunkan Serefina dari tidurnya.

Dari ketiga Donovan, perang besar telah merugikan Kace lebih dari yang dialami saudara- saudaranya yang lain.

Kerugian secara psikis…

Sedikit banyak, Serefina tahu apa alasannya, tapi dia perlu memastikannya agar bisa seratus persen yakin tentang teori yang dia buat sendiri itu.

"Kau tidak bisa melangkah maju di masa depan jika dosa dari masa lalu terus membebanimu." Penyihir itu berkomentar dengan santai, tapi ada makna yang dalam, yang tersirat di balik kata- katanya yang sederhana.

Kace menutup mulutnya dan tidak memiliki apapun untuk dikatakan, dan selama sepuluh menit berikutnya ruangan ini dipenuhi dengan keheningan di antara mereka sampai terdengar langkah- langkah ringan di koridor.

"Pagi." Lana mengusap matanya yang mengantuk saat suaranya terdengar seperti menggerutu, seolah hari telah datang lebih awal dan membuatnya kesal karena dia membutuhkan waktu untuk tidur lebih banyak.

Tak satu pun dari Lycan dan penyihir yang menjawab pada sapaannya, tapi gadis kecil itu tidak mempermasalahkannya sedikit pun saat dia mulai berkeliaran di dapur dan membuat sarapan untuk mereka bertiga.

Pada kenyataannya, tidak ada yang bisa dia temukan kecuali sekotak oatmeal yang cukup untuk mereka santap.

Tidak butuh waktu yang lama bagi Lana untuk menyiapkan semua itu, sesaat kemudian, tiga mangkuk oatmeal disajikan di depan mata mereka. Lana duduk di depan Kace, di dapur, kursi bar dan menikmati sarapannya, tidak peduli dengan tatapan yang dia terima dari dua orang di depannya.

"Yah, menurutku kau sudah sedikit berguna sekarang." Serefina menyendok oatmeal di hadapannya dan menyuapkan ke mulutnya, tapi terlebih dahulu dia membaui makanan tersebut, mewaspadai ada sesuatu yang tidak beres dalam makanan yang Lana buat.

"Aku sudah bilang padamu bahwa kalianlah yang akan rugi jika kau tidak membawaku bersamamu."" Serefina memutar matanya secara dramatis setelah mendengar pernyataan ini. "Kau tidak punya apa-apa di sana, kupikir kau harus pergi membeli beberapa bahan makanan." Lana menyendok sesuap oatmeal sebelum melanjutkan berbicara. "Beri aku uang dan aku akan mengisi lemari esmu, lalu kau tidak perlu khawatir tentang makanan."

"Aku pikir aku akan menurunkan Kau ke kawanan terdekat dalam perjalananku pergi dari sini." Kace bergumam di depan oatmeal- nya.

Saat Lana mendengar hal itu, dia menjatuhkan sendoknya dan menatap Kace dengan mata lebar. "Kenapa?!" Pertanyaannya keluar lebih keras dari yang diinginkannya. "Aku telah berjanji setia padamu."

Kace melambaikan tangannya, menepis pernyataan itu. "Aku tidak menerima itu, apakah Kau tidak tahu bagaimana suatu kesetiaan terbentuk? Aku bukan seorang Alpha dan aku tidak memiliki kawanan, dan yang paling penting; aku juga tidak bermaksud untuk memilikinya. "

Lana mengernyitkan hidung dengan jijik saat dia membalas kata- kata Kace. "Kau pernah memberitahuku tentang itu sebelumnya dan meskipun aku tidak percaya bahwa salah satu Donovan ada di depanku sekarang, makan semangkuk oatmeal yang aku buat, aku tetap akan berjanji setia padamu." Dia berkata dengan tekad.

Kali ini Kace yang menjatuhkan sendoknya dan hampir tersedak, cara Lana berbicara tentangnya seolah- olah dia adalah makhluk luar biasa yang cocok untuk diidolakan. Ada yang salah dalam cara gadis ini menerima penolakan.

Gadis ini memiliki lidah yang tajam seperti Serefina dan juga begitu lugas dengan kata- kata yang dia ucapkan.

"Kau menyelamatkanku. Itu alasan yang cukup bagiku untuk mengikutimu." Lana melanjutkan sarapannya, tidak menyisakan ruang untuk berdebat dengan keputusannya itu.

"Wow." Serefina membelalakkan matanya, geli dengan sikap gadis itu dan caranya menangani percakapan dengan Kace. "Kurasa aku sedikit menyukainya sekarang."

Serefina selalu menyukai perilaku seperti ini; berani, tidak takut, dan tegas. Sama seperti dia.

Kace mengerang. "Kau menyukainya hanya karena dia berhasil membuatku kesal."

"Tidak, sebenarnya jika dia berjanji untuk mengurus semua yang tidak sempat aku tangani, aku akan mempertimbangkan untuk menerimanya sebagai tangan kananku." Serefina mengangkat bahunya. "Apalagi jika aku selalu mendapatkan sarapan setiap pagi."

Lana memelototi penyihir itu, tapi itu tidak menghentikan senyum sombong yang terukir di bibirnya.

"Aku tidak mengikuti perintahmu." Lana menggeram.

"Sungguh gadis kecil yang keras kepala..." Serefina mendecakkan lidahnya, tapi tidak ada nada permusuhan dalam nada suaranya. "Aku yakin Kau akan mengubah pernyataan itu dalam waktu dekat."

"Aku tidak akan menguji pernyataan itu jika aku jadi Kau." Kace mengangkat mangkuknya dan menghabiskan oatmealnya sekaligus sebelum dia berdiri dan berjalan keluar dari dapur. "Aku akan memeriksa Hope."

Bayi itu seharusnya sudah bangun pada jam ini.

Lana memiringkan kepalanya dan menatap Kace yang bergerak menjauh dan menghilang di balik koridor menuju kamar Hope dan dirinya. "Mengapa dia begitu tertarik pada bayi itu?"

Ini adalah sesuatu yang Lana tidak bisa mengerti dan sebagai darah muda dari shifter, rasa ingin tahunya menguasai dirinya. Namun, peringatan dari Serefina datang.

"Jangan mencoba mencari tahu tentang itu jika dia tidak menjelaskan apapun kepadamu." Serefina juga menghabiskan oatmeal dalam mangkuknya dan berdiri. "Dia memiliki kepribadian yang sulit ditebak dan tidak mudah ditangani, tapi aku akan meyakinkanmu bahwa dia akan membunuhmu tanpa banyak keraguan saat dia melihatmu sebagai ancaman bagi bayi tersebut."

Tentu saja, keselamatan bayi itu begitu penting bagi Kace…

Jauh lebih penting daripada dirinya sendiri…


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C22
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login