Download App

Chapter 85: Epilog 43 : Apa yang Kau Kenal, Apa yang Tak Kuketahui (2)

"Skenario?"

Selain Yang Hebat dan Kim Dokja, pesan skenario muncul di depan mereka. Isinya adalah sesuatu yang dapat diterima, tetapi mengapa kompensasinya sepertinya tidak benar?

"Apa maksudnya bebas dari dunia makrokosmos?" Lee Jihye menyuarakan keluhannya.

Time Controller menjawab dengan santai, "Apa kalian ingat skenario pertama? Mungkin, hanya beberapa yang tahu tentang kata-kata yang diucapkan Dokkaebi pada saat itu. Dan akan kuberitahu. Sejak skenario pertama dimulai, dunia kalian terhubung dengan dunia makrokosmos dan ketika skenario akhir selesai, seharusnya dunia kalian tidak terhubung lagi."

Dia berhenti sejenak lalu melanjutkan, kali ini nadanya berubah kaku. "Sayangnya, karena keegoisanku untuk kembali, dunia kalian terpaksa terhubung lagi tanpa keseimbangan. Itu akan menyebabkan kiamat yang lebih buruk daripada skenario star stream. Oleh sebab itu, aku menyusun ulang rencana sebelum mendapatkan semua kenangan yang sengaja kusegel. Ada beberapa cacat dalam rencana tersebut. Aku yakin kalian tahu itu."

Mereka tidak menyela, mereka ingin mendengar ceritanya lebih banyak untuk mengetahui apa yang sebenarnya 'dia' pikirkan. Kekacauan berputar jauh dari tempat mereka sedikit tenang dan apapun yang dikurung itu tampaknya kelelahan atau mungkin sedang mencoba hal aneh.

Time Controller menciptakan sesuatu dari kekosongan, itu adalah arloji saku kuno yang setengah rusak, jarumnya masih bergerak, tetapi kondisi arloji tersebut tampak menyedihkan. Di belakang arloji ada guratan nama 'Yoo Jonghyuk' dan dia melemparkan arloji itu ke arah Yoo Jonghyuk kecil di sisi Kim Dokja kecil.

Yoo Jonghyuk menangkapnya lalu mengerutkan keningnya.

Time Controller memberikan pengantar singkat tentang benda itu. "Kau bisa meminjam kekuatannya. Lagipula, dia sudah mengurus bagian awal."

Saat mengatakan kalimat terakhir, Time Controller menatap bola cahaya keemasan yang hampir tak terlihat di langit. Bola cahaya itu membesar dalam ukuran seperti matahari ketika dilihat dari bumi.

Dia berkata pada bola cahaya itu yang melayang menghampirinya dengan sangat cepat. "Tidak apa-apa, kau tidak perlu berlebihan."

      —Bagaimanapun, aku ingin menghajarnya lebih banyak. Berani sekali dia menginvasi Rumahmu!!

Time Controller terkekeh lalu menatap mereka yang ternganga karena bola cahaya itu.

"Han Sooyoung," panggilnya. Baginya God of Stories tetaplah Han Sooyoung, seorang penulis. Ini bagian terpenting dari rencananya.

God of Stories tidak bodoh. Dia menolak sebelum 'dia' memintanya melakukan itu. "Aku hanya penulis palsu, bukankah kau tahu itu? Semua otoritasku berkat Tower of Nightmares. Aku tidak bisa mengubah apapun, meskipun aku seorang penulis."

Time Controller menggeleng pelan. Baru kemudian mereka menyadari ada yang tidak beres dengan sikap lembut dan perhatian yang langka darinya.

"Kau lupa satu hal. Kau seorang penulis, kau bukan hanya mengubah cerita, tapi juga menciptakan cerita."

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Time Controller menepuk bahu Yang Hebat, mengiriminya pesan tertentu yang hanya bisa yang terakhir dengarkan.

God of Stories membeku di tempatnya, sekilas kilatan tekad muncul di matanya yang sudah keruh akibat segala macam bom kejutan.

Time Controller melanjutkan langkah terakhir sebelum pergi. Dia memanipulasi Probabilitas sehingga God of Stories dan Yoo Jonghyuk mendapatkan bentuk dewasa mereka dengan satu jentikan jari. Namun, Kim Dokja kecil akan tetap dalam wujud kecilnya karena Time Controller menugaskannya untuk hal lain.

Tubuh kecil sempurna untuk mengendalikan sistem di the Real Paradise. Oleh sebab itu, Yang Hebat sangat menyukai bentuk kecilnya.

Time Controller tiba-tiba mengenang Kyrgios Rodgraim, bagaimanapun dia masih menganggap Kyrgios sebagai gurunya. Untuk sesaat tanpa yang lain menyadari, ekspresi di wajah Hades yang menjadi wadah Time Controller berubah signifikan, kemarahan dan ketidakpedulian melintas secepat hancurnya penghalang ikan dan karakter di tengah taman.

Pada saat itu, Yoo Jonghyuk yang belum sempat berbicara dengan Time Controller berseru, "Apa yang kau rencanakan? Ke mana kau akan pergi?!"

Sayangnya, sudah terlambat. Time Controller telah pergi dari wadah sementara, sama persis ketika kemampuan Omniscient Reader's Viewpoints diaktifkan dan dinonaktifkan. Yang Hebat menatap Kim Dokja kecil dengan tatapan pemahaman.

Kemampuan tersebut hanya dimiliki oleh dua pecahan jiwa dari ribuan pecahan jiwa Time Controller. Mengapa begitu? Yang Hebat menebak dengan tepat tujuan akhir Reader. Awalnya itu seharusnya kemampuan yang dibuat sebagai pengamat, namun Time Controller mengubahnya lebih banyak sehingga terpecah menjadi dua bagian.

Dia sengaja menaruh bagian lain dari kemampuan Omniscient Reader's Viewpoints ke pecahan jiwa terakhir, Kim Dokja kecil yang tersimpan dalam dunia cerita kenangan palsu.

Mata Yang Hebat berkaca-kaca, tak tahu lagi apa yang bisa dia lakukan demi menghentikan Reader. Dia sudah diberi izin, namun itu tak berguna untuk menarik Reader kembali. Sebagai pecahan jiwa terbesar yang mendapatkan keistimewaan mengetahui apa yang tersembunyi dari keberadaan Reader, Yang Hebat akhirnya angkat suara.

"Reader telah menjadi simbol … dia ada bersama kita … Setelah kalian menyelesaikan skenario ini, kalian akan terbebas darinya—"

String!

Srak!

Darah merah jatuh mengotori rumput hijau subur yang indah, Yang Hebat menahan pedang hitam iblis—yang istimewa karena masih ada—dengan telapak tangan kanannya. Dia sama sekali tidak terkejut. Ini perkembangan yang masuk akal. Kenapa lagi mereka, para karakter yang telah terbebas dari perannya datang jauh-jauh ke sini dan berjuang sekeras ini hanya untuk berakhir sia-sia?

"Reader ingin memperbaiki skenarionya dan kembali menjadi simbol," lanjut Yang Hebat mengabaikan dorongan pedang yang semakin menusuk. Yoo Jonghyuk memiliki tatapan gila di matanya.

—Hei, bodoh. Jika aku melanjutkan regresi, akankah aku bisa bertemu denganmu?

—Aku berharap kau bahagia di manapun kau berada.

—4. Demon King of Salvation.

—"Aku akan memberikan semua yang kau inginkan, segala informasi yang penting agar kau bisa menyelesaikan skenario."

—"Aku memang ingin melihat akhir dunia bersama mereka, tapi di sinilah tempatku."

—"Tidakkah kau bertanya-tanya mengapa aku kembali, Yoo Jonghyuk?"

Banjir memori membuatnya gila, memori terakhir adalah saat pembicaraannya dengan Kim Dokja bodoh itu ketika si bodoh itu terbangun dengan tubuh kecilnya. Yoo Jonghyuk mengabaikan kata-katanya karena yang terpenting adalah dia ada di sana dan takkan pergi, dunia skenario sialan sudah selesai.

Akan tetapi, Yoo Jonghyuk untuk pertama kalinya tidak memikirkan kembali pembicaraan aneh itu seolah ingatannya ditahan dan dia dibiarkan berkelana untuk mencari jawaban untuk pertanyaan yang dia tak tahu apa itu.

Bahkan Plotter tidak menghalangi Yoo Jonghyuk, Plotter dan grubnya tampak seperti memahami tujuan keberadaan mereka, hanya mainan. Namun, bukan mainan konstelasi melainkan pembaca.

Yoo Jonghyuk mengaktifkan hampir semua kemampuan yang dia miliki sekarang, termasuk mata sage. Meskipun percuma, dia tetap menggunakannya untuk melihat bagaimana mantan The Most Ancient Dream bereaksi dan memberikan penjelasan yang dia inginkan.

"Dia benar-benar tidak bisa dimengerti. Kita sama sekali takkan tahu apapun tentangnya." God of Stories yang mendapat tubuh dewasanya memeriksa gaun hitam dan manik penyimpanan cerita di lehernya.

Ketika tubuhnya mengecil di dunia cerita, segala benda yang dia miliki lenyap dan sekarang telah kembali. Dia melihat bahwa hadiah dari Time Controller yang pernah menjadi Penjelajah yang Tertinggal dan sebelum itu adalah si Nomor 3 yang misterius sudah hilang. Tepatnya hancur.

Hal tak terduga terjadi, bola cahaya keemasan yang mereka lupakan melemparkan pedang hitam itu terbang dan bola cahaya melayang di depan Yang Hebat, tampak jelas melindungi Yang Hebat.

Yoo Jonghyuk yang kehilangan akal meraih bola cahaya. Pada saat berikutnya, arloji saku yang diberikan Time Controller padanya merespon tindakannya pada bola cahaya.

Yoo Jonghyuk tak bisa menyentuhnya. Bola cahaya itu melayang dengan bangga dan penuh kesombongan seolah sudah mengharapkan hal itu.

Transmisi suara yang familiar bergema di kepala Yoo Jonghyuk.

      • Baiklah, bagaimana jika kita mengubah kesepakatan, Yoo Jonghyuk?

Mata coklat Yoo Jonghyuk membesar. Dia tahu dari mana suara itu berasal.

     • Aku tahu dia akan sangat bodoh. Bodoh. Bodoh. Hahaha, tidak menyadari bahwa aku selalu di sisinya.

     • Bunuh semua karakter yang bersamamu, Yoo Jonghyuk.

Arloji itu mulai mengendalikan pikiran Yoo Jonghyuk. Yang terakhir menatap bola cahaya tak percaya. Suara itu berasal dari bola cahaya tersebut yang melindungi Yang Hebat.

      • Ah, sebelum itu. Kau harus membereskan infiltrator itu.

Bam!!!!

Semua ikan dan karakter yang menahan sesuatu tak bisa bertahan lagi. Akhirnya, penampilan infiltrator terlihat.

'Musuh di balik layar', sosok berambut merah dengan topeng perak yang retak. Topeng itu hancur dan menampakkan wajah yang sama sekali tidak dikenal. Sosok itu memandang lurus melewati semua halangan menuju tepat ke bola cahaya.

"Dewa Tersegel, akhirnya....," serunya dengan kebahagiaan yang jelas terdengar dari suaranya yang nyaring.

***


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C85
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login