Download App

Chapter 7: Bab 6. : Tersapa Rasa.

Mengingat kejadian itu, seketika Dita pun bangun dari rebahan dikasur nya dan membuka laci dibawah meja belajar nya.

Dita meraih sesuatu dalam laci itu, sebuah payung lipat biru tosca kini digenggaman nya. payung milik Rio yang masih saja tersimpan rapih dilaci meja belajar nya Dita.

Belum sempat Dita mengembalikan nya, pernah beberapa saat Dita membawa selalu payung itu didalam tas nya. untuk berjaga jaga jika tanpa sengaja papasan kembali dengan siempu nya payung itu. untuk mengembalikan nya.

Namun ketika dita mencari nya semakin tak bertemu dengan nya, begitupun sebalik nya saat dita tak mencarinya dan lupa membawa payung itu, dia muncul dengan sendirinya didepan Dita.

Dita pun awal nya tak tahu pemilik payung itu bernama Rio. hanya saja dita mengingat jelas wajah Rio.

Setelah Dita tahu bahwa pemilik payung itu bernama Rio. se'angkatan dengan nya.

Entah kenapa semenjak kejadian payung itu, tiap Dita berpapasan dengan Rio. seolah Rio terkadang menghindari nya.

Padahal Dita hanya ingin menyapa nya juga mengembalikan payung milik nya.

Hingga hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan.. bahkan tahun pun berganti.

Kisah balada hujan itu pun mungkin saja sudah terlupakan oleh Rio.

Namun bagi Dita tak pernah sekalipun ia melupakan nya,

Sudah dua tahun Dita diam diam memperhatikan Rio.

Entahlah.. semenjak itu, Dita tak pernah bisa melupakan Rio.

Mungkin memang benar Rio dikagumi banyak cewek disekolah nya, dan salah satunya termasuk Dita.

Ketika cewek cewek lainnya berlomba lomba sibuk mencari perhatian Rio.

Dita mengagumi Rio dengan caranya, justru Dita tak pernah sama sekali menunjuk kan nya.

Dita hanya mampu menyimpan nya sendirian, memendam nya dalam hati.

Bahkan Galih dan Beby pun tak pernah tahu soal ini.

Mungkin juga salah satu alasan Dita menolak kak Iyan dan kak Dion adalah Rio.

Harus Dita akui pesona Rio memang berbeda, tanpa Rio meminta dengan mudah nya Dita sudah jatuh hati.

Dita hanya menjadi Secret Admirer saja.

Bagi Dita, bisa melihat Rio dari jauh saja sudah membuat nya tersenyum. Dita tak berharap dapat mengenal Rio lebih jauh.

Rio tahu keberadaan Dita disekolah pun sudah lebih dari cukup bagi nya. Meski Rio hanya sebatas tahu nama nya saja.

Sudah terlalu lama payung ini disimpan pikir Dita, lebih baik aku kembalikan lagi saja pada Rio. Hmm.. apakah Rio masih ingat atau sudah lupa ya? semua itu sudah dua tahun yang lalu.

" guma Dita pada diri nya sendiri "

Tiba tiba.. terdengar suara dari luar memanggil nama Dita dan mengetuk pintu kamar nya..

Dita langsung menyimpan payung biru tosca itu kembali pada tempat nya didalam laci.

" Ditaa... " suara yang tak asing lagi bagi nya,

masuk lih..!! teriak Dita dari kamar.

Galih pun membuka pintu kamar Dita dan masuk kekamar Dita dengan membawa dua potong cokelat cake dinampan dan dua kaleng coke.

Galih meletakannya dinakas dekat meja belajar Dita.

" wih.. cokelat cake ucap Dita dengan kembangan senyum manis nya "

karena Dita sudah hapal betul dengan cokelat cake itu.

Cokelat cake buatan bunda Galih favorit Dita.

Tadi ada arisan keluarga dirumah, bunda bikin lebih nih keinget anak gadis nya sahut Galih dengan tawa..

nyokap lu bilang bawa keatas langsung aja, setelah cokelat cake nya tadi dipotong mama Dita dan sisa nya dimasukan kedalam kulkas.

Seketika Ditapun langsung meraih sepotong cake itu dari piring kecil yang beralaskan nampan itu.

Dan meraih ponsel diatas tempat tidur nya, memberikan nya pada Galih..

Lih biasa, dengan diiringi senyuman nya. Tanpa memberi tahu pun Galih sudah paham bahwa Dita ingin dipoto terlebih dulu.

Dasar tukang selfie ucap Galih dengan tertawa.

Yee.. gua minta dipoto buat gua send ke whatssup bunda, mau bilang makasih cokelat cake nya.heuheu.

Galih pun tersenyum sambil mengacak ngacak rambut Dita.

Ih.. Galih gua baru aja habis mandi, habis keramas, rambut gua berantakan nih diacak acak lu..huhu. sambil mencubit gemash Galih didepan nya. mereka berduapun tertawa bersama.

Buruan potoin lih, pinta Dita.. dengan merapihkan rambut nya kembali disisir jari jemarinya. Yang kini sudah berpose memegang cokelat cake beralaskan piring kecil ditangan nya. Juga senyuman manis yang selalu Galih lihat tergambar jelas diwajah Dita.

Cekrek, cekrek, cekrek.. Galih memoto Dita.

dan memperlihatkan hasil nya pada Dita. Bagus nih lih dengan menunjukan poto kedua, Ditapun segera mengirim chat whatssup dan poto pada bunda nya Galih. Berterima kasih atas cokelat cake nya.

Gantian Galih kini yang meraih ponsel dalam saku celananya, sekarang kita selfie bareng sahut Galih.

Hayukk.. jawab Dita semangat, yang memang kedua nya gemar sekali mengabadikan moment bersama.

Mereka berduapun wefie bersama dengan memegang cokelat cake ditangannya. Dari pose sweet face hingga duck face.

Selesai poto,

Dita mengambil alih ponsel Galih dan melihat lihat hasil wefie poto bersama. Wah.. bagus bagus lih, share it ya lih. ok siap ucap Galih. Dita pun langsung men'share it poto poto mereka pada ponsel nya. Galih pun bersuara, send juga poto lu barusan ke gua ya ta. asiyappp lih.

Setelah itu Dita segera melahap cokelat cake tanpa suara ditemani Galih bersama nya.

Kedua nya menyantap cokelat cake bersama sama.

Hampir aja gua lupa, ucap Dita pada Galih, Dita yang baru saja dari dapur lantai bawah rumah nya menyimpan nampan cokelat cake yang sudah ludes termakan mereka.

Galih yang sedang menonton drakor diruang keluarga lantai atas rumah Dita. Entah dimulai dari kapan?, terkadang Galih suka menemani Dita menonton serial drakor favorit Dita. hingga tanpa sengaja Galih sudah hapal betul jadwal tayang drakor favorit Dita. Bahkan aktor aktris favorit Dita sekalipun.

Lupa kenapa ta? tanya Galih.

Gua ada tugas logaritma lih, bantuin ya.

Tanpa menunggu persetujuan Galih, Dita kembali menuju kamar tidurnya dan mengambil beberapa buku juga tugas logaritma ditangan nya.

Nih lih unjuk Dita pada Galih menyerahkan buku matematika berjilid tebal ditangan nya.

Galih meraih buku itu dan memperhatikan nya, ini sih dikelas gua udah kemarin tugas nya.

Wah bagus dong lih, boleh pinjam buku tugas matematika lu nggak lih? gua mau nyontek aja ya? dengan senyum licik menggoda..hehe.

No..no.. ucap Galih.

" Gua bantuin lu ngerjain tugas ini, gua ajarin cara yang mudah tapi lu kerjain sendiri dengan hasil upaya lu sendiri. paham?! "

Ya.. Galih pelit ah.. hmm. gerutu Dita lagi lagi dengan sikap so imut nya.

Bukan nya pelit Dita. Gimana kalau kita sama sama belajar! gua bantu lu ajari cara nya sampai lu bisa, tahu cara kerja nya. Jadi nggak bergantung sama orang lain. oke! sahut Galih.

Dasar Galih, kalau ada cara yang mudah kenapa harus ribet sih? kan dikelas lu tugas logaritma udah, nah gua kan bisa nyontek dari tugas lu.Jadi nggak cape cape ngerjain.hehe.

iya nggak dengan senyuman menggoda kembali pada Galih.heuheu.

Galih menyentil pelan kening Dita,

Gimana negara kita mau maju kalau semua orang nya model begini pemikiran nya mirip lu ta. kita tuh harus tahu setiap proses yang terjadi agar kita bisa belajar karena nya. paham! demi kebaikan lu juga kan. nanti yang menguasai cara nya lu juga kan bukan gua. seru Galih.

Udah sini gua ajarin, Galih menarik lengan Dita menyuruh duduk disebelah nya.

Itulah Galih yang bijaksana dan selalu menjadi salah satu orang yang paling peduli pada Dita.

Mereka berdua pun belajar matematika bersama, Galih dengan sabar membantu Dita juga memberi tahukan cara cara mengerjakan tugas nya.

Serius banget kalian berdua ucap suara yang baru saja menaiki tangga, Galih pun menoleh.. dan ternyata itu bang David.

" Hai bang " baru pulang ngampus bang ? iya nih lih biasa habis rivisi tugas.

Lagi ngerjain apaan kalian nih? ini bang tugas gua biasa, sahut Dita. Galih bantuin gua.

Belajar yang benar makanya dek, jangan pacaran pacaran mulu. Hadeh, pacaran gimana? cowok aja gua nggak punya bang. jawab Dita. tahu sendiri gua kemana mana sama orang disebelah gua " sambil nunjuk Galih " teman terbaik poko nya mau bantuin gua, emang nya lu bang..huhu dengan nada bercanda Dita.

Iya.. iya teman dek, teman hidup. ya nggak lih? lirik bang David pada Galih. Galih tersenyum menanggapi nya.

Heuheu.. bang David terus aja godain kita dari dulu pasti bilang nya gitu.. Jangan dengerin lih. ucap Dita menimpali perkataan abang nya.

Bang david pun tersenyum karena nya, Yaudah.. yaudah.. gua nggak mau ganggu kalian, lanjut deh kalian.. gua kedalam dulu ya, sahut bang David sambil menuju kamar nya.

Dan. . didalam relung terdalam kedua nya ada detakan yang berdebar terasa indah. entah apa itu? hanya kedua nya tak pernah saling menyadari.

🌹🌹🌹


CREATORS' THOUGHTS
Tita_Nurlaila Tita_Nurlaila

Hallo readers tersayang..

terimakasih sudah membaca

" Galih dan Dita, Bukan Galih dan Ratna "

jangan lupa support terus author ya,

karena support dari kalian semua adalah moodboster bagi author.

follow juga ig author ya

@titawiradisastra

Mari kita berteman :)

dan jangan lupa mampir ya di BLOG author

https://titawiradisastra.blogspot.com

Jangan lupa tinggalkan jejak nya ya!

#PleaseDontPLATGIARIZE

#BeOriginal

#MyKarya.

Love you Readers :)

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C7
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login