Download App
82.35% Guru Ganteng

Chapter 14: Bab 14 : New Test!

Dayra asik di dalam kelas sambil mencoret-coret belakang bukunya dengan angka-angka dan beberapa cara yang sudah diajarkan oleh Kai minggu lalu, dan sekarang akan ada tes matematika kembali dan tes itu akan diadakan hari ini setelah istirahat, maka dari itu Dayra sangat senang dan benar-benar antusias sampai dia tidak turun ke kantin untuk mengisi perutnya.

"Makan dulu yuk, nanti laper gimana lo?"

"Nggak, gue di sini aja."

Dayra terus menolak ajakan Gea untuk pergi makan siang, Gea menghela nafas panjang, entah kenapa sahabatnya ini jadi benar-benar rajin dan bahkan sekarang dia sedang mengerjakan soal-soal rumit yang ada di buku paket. Gea sangat senang dengan perubahan sahabatnya itu, tapi dia juga sebal kalau Dayra rela tidak mengisi perutnya demi ulangan ini.

"Nanti kalau lo laper nggak bisa mikir Raaaa, ayo ahhh." Rengek Gea sambil menarik-narik tangan gadis itu, Dayra yang terganggu langsung melihat sahabatnya itu.

"Gue mau ngerjain duluu."

"Nggak! Ayo!"

Gea langsung menarik tangan sahabatnya itu dan mereka berdua melangkah keluar kelas dengan Dayra yang terpaksa mengikuti gadis yang ada di depannya ini.

Mereka langsung pergi menuju kantin, Dayra sudah berkali-kali bilang kalau dia tidak mau pergi makan siang dan lebih memilih untuk setia dengan rumus-rumus matematika yang kemarin dia pelajari bersama Kai.

"Udah seminggu lo pantengin rumus itu terus, otak lo nggak meledak apa?"

Dayra duduk di bangku kantin dengan terpaksa, dia melihat Gea yang sekarang berdiri di hadapannya dan bersedekap dada melihat Dayra seolah-olah Dayra adalah pencuri.

"Gue kan cuma pengen bisa." Jawab Dayra dengan nada pelan, takut kalau Gea akan marah, karena Gea sekarang sudah berekspresi tidak enak seperti ini.

"Gue pesenin makanan, lo jangan kemana-mana, oke!"

Dayra mengangguk dan sekarang Gea sudah pergi dari hadapannya dan mengantri membeli makanan untuk mereka berdua, Dayra terdiam dan kemudian langsung menyalakan ponselnya ketika Gea sudah pergi dari hadapannya.

"Saya denger kamu ada tes matematika lagi hari ini."

Dayra terkejut dan mengangkat kepalanya, melihat Kai yang sudah berdiri di depannya sambil membawa sekotak susu di tangan kanannya. Dayra langsung tersenyum lebar saat melihat Kai, dia mengangguk semangat.

Melihat anggukan semangat itu Kai jadi tersenyum lebar, anak ini pasti sudah sangat siap menghadapi ujian yang akan datang. "Saya harap kamu dapet nilai yang bagus, biar saya ditraktir makan."

Dayra langsung tertawa kecil dan kemudian mengangguk, "Pasti, kalau saya dapet nilai di atas rata-rata, saya bakal traktir bapak." Jawabnya dengan semangat dan Kai tersenyum tulus melihat Dayra yang sudah ada kemajuan.

Kai meletakkan susu yang dia bawa tadi di atas meja, "Supaya kamu semakin semangat ngitungnya, udah saya tambahin mantra supaya kamu bisa ngerjainnya." Kata Kai sebelum akhirnya dia melemparkan senyum manisnya dan pergi dari hadapan Dayra.

Dayra terdiam saat melihat senyuman manis dari Kai yang entah kenapa berpengaruh besar kepada hatinya, ada rasa aneh yang dapat dia rasakan.

"Nih." Karena melamun dia jadi tidak sadar kalau Gea sudah datang dan meletakkan makanan mereka di atas meja.

"Eh udah dateng." Ujar Dayra salah tingkah dan mengambil susu yang diberikan Kai tadi dan menyembunyikannya dari Gea.

"Iya, makan cepetan." Gadis itu duduk di hadapan Dayra dan mulai melahap nasi goreng yang sudah dia beli tadi sedangkan Dayra masih terdiam dan menunduk ke bawah, mengenggam susu stroberi yang diberikan oleh Kai tadi.

***

"Siang semua, sekarang kalian tutup bukunya kita mulai ulangan, materi minggu lalu dan ada beberapa juga materi yang baru saya pelajari kemarin,"

"Ini kesempatan buat kalian yang nilainya jelek, diperbaiki di sini, terutama untuk kamu Dayra."

Pak Andrea melihat Dayra yang sekarang hanya terdiam dan memasang wajah sebal, dia masih dendam dengan kata-kata Pak Andrea waktu itu, kata-katanya masih menyakiti hati Dayra bila diingat.

Dan hari ini, Dayra ingin buktikan semua. Kalau dia juga bisa.

Dayra membuka susu yang tadi diberikan oleh Kai dan meminum susu itu, berharap bahwa mantra yang Kai bilang tadi bisa masuk ke dalam otaknya dan berjalan dengan lancar.

Semua murid sudah menerima lembar soal dengan lembar jawaban, serta satu kertas kosong untuk menjadi coret-coretan. Semua ponsel sudah dikumpulkan dan semua murid sedang mengerjakan soal dengan tenang.

Dayra tersenyum lebar dan kemudian menuliskan beberapa angka dan terus menghitung berusaha menemukan hasil yang pas untuk jawaban yang akan dia dapat.

Dayra tersenyum lebar saat menemukan berapa jawabannya, dengan cepat dia menyalin cara yang dia pakai di coret-coretan ke lembar jawaban yang sudah tersedia. Dia menjadi bangga dengan dirinya sendiri, dia yang dulu tidak tau bagaimana caranya mengerjakan semua soal-soal ini, akhirnya dia tau bagaimana cara kerja mengerjakan semua soal-soal uang ada di hadapannya, dan itu menjadi kebanggan tersendiri untuk Dayra.

***

"Haruskah aku pergi ke Indonesia? Kai terus-terusan menghindari pesanku Jennie! Aku kesel! " Krystal duduk sambil mengigit sedotan merah dengan kesal.

Lagi-lagi pesannya hanya diabaikan oleh Kai, yang katanya calon suaminya. Tapi, Kai tidak pernah memperlakukan Krystal seperti calon istri pada umumnya.

Jennie yang sibuk membuka bungkus sandwich nya hanya mendengarkan segala ocehan Krystal tentang 'calon suaminya'. Dia hanya harus mendengarkan semua keluh kesah gadis itu, karena sampai kapanpun Kai tidak akan pernah mencintainya dan Jennie sudah tau itu.

"Kenapa nggak nyerah aja sih? Aku kan udah bilang, Kai pasti kesal dengan perjodohan ini, daripada kamu yang terus ngerasain sakit, lebih baik selesaiin semua." Ujar Jennie lalu memasukkan sandwich ke dalam mulutnya.

Krystal menghela nafas, jika perasaanya berkata tidak pada Kai maka dia akan melakukan apa yang Jennie sarankan, tapi masalahnya adalah dia sudah terlanjur mencintai Kai.

"Aku nggak bisa."

"Karena cinta Kai?"

Krystal terdiam mendengar ucapan Jennie yang sudah seperti cenayang. Dia menghela nafas dan mengangguk. "Ya, karena aku suka dia!"

"Kalau begitu kamu egois Krystal."

"Kamu ini dipihak siapa sih?"

"Pihakmu."

Krystal mendengus, "Kamu sama sekali bukan dipihakku."

"Suatu saat kamu akan sadar, kalau aku selalu ada dipihakmu Krystal." Ujar Jennie lalu tersenyum lebar melihat sahabatnya yang sudah memasang wajah sebal.

***

Dayra melangkah keluar kelas sambil menggendong ranselnya di pundak, tadi dia sudah menyelesaikan soal-soal matematika dengan sangat mudah, walaupun ada beberapa nomor yang tidak bisa jawab dan berakhir tidak dia isi.

"Dayra."

Gadis itu menoleh saat mendengar seseorang memanggil dirinya, dia berbalik dan melihat Kai yang sedang tersenyum dan melangkah kearahnya.

"Gimana tadi tes nya?" Tanyanya ketika jalan mereka sudah sejajar.

"Hm, bisa kok Pak, tapi saya ga yakin, ada beberapa yang saya nggak isi karena susah, otak saya juga masih lemot." Jawab Dayra apa adanya dan Kai langsung tertawa mendengarnya. Gadis ini kelewat unik. Dia selalu mengatakan apa yang ada diisi kepalanya dan apa yang sebenarnya terjadi.

"Seharusnya kamu bilang gini, 'Iyaa saya bisa, saya yakin nilai saya seratus saya yakin saya nggak di hukum lagi.' begituu."

Dayra tertawa pelan, "Ngapain, saya nggak mau buat ekspektasi tinggi, yaa walaupun itu buat diri saya sendiri juga."

Kai mengangguk dan kemudian mereka sampai di gerbang sekolah, "Ojek saya udah sampe, saya duluan ya!" Ujar Dayra dan hendak pergi menuju abang ojek yang sudah menunggu dirinya.

"Dayra."

Gadis itu menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Kai yang sudah tersenyum kearahnya. "Janji sama saya kamu harus seperti ini."

Dayra menautkan alisnya ketika mendengar kata-kata Kai, "Maksud bapak?"

"Janji sama saya kalau kamu akan jadi Dayra yang haus dengan pertanyaan, Dayra yang terus mau berusaha, dan juga Dayra yang selalu belajar dari masa lalu."

Dayra terdiam sebentar, hatinya terasa tersentuh. Ini pertama kali bayinya mendengar ada seseorang yang mendukungnya seperti ini, dan rasanya sangat luar biasa.

"Bang, nanti bawa nya pelan pelan ya, jangan ngebut." Pesan Kai kepada abang ojek yang akan ditumpangi Dayra.

Abang itu mengangguk dan Kai kini kembali melihat Dayra, "Sana pulang, istirahat. Kamu sudah bekerja keras hari ini." Ujar Kai dan Dayra langsung tersenyum lebar.

Dia mengangguk dan segera melangkah menuju abang ojek itu, dia naik ke atas motor dan melihat Kai sebelum akhirnya motor itu pergi.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C14
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login