Download App

Chapter 2: bab 2

Saat jam istirahat tiba.

"Yuk Ham ...." Doni menghampiri Ilham.

"Iya iya, gak sabaran amat sih kamu Don," jawab Ilham sambil berdiri.

Di kantin sudah terlihat banyak anak-anak yang makan dan minum sambil bercengkerama bersama teman-teman mereka masing-masing. Doni dan Ilham pun segera memesan es teh kepada penjaga kantin. Seraya Mencari kursi tempat duduk yang masih kosong Tak lama kemudian terlihat Vira beserta teman-teman ceweknya tiba di kantin Seraya memesan minuman.

"Hai Vir," sapa Ilham kepada Vira.

Vira hanya tersenyum, sambil berjalan dengan temannya mencari tempat duduk.

Doni yang sedari tadi hanya tersenyum melihat kedatangan Vira dan teman-temannya. "Ham ternyata Vira murah senyum ya, hehehe," ucap Doni Lirih, senyuman itu seakan membuat Doni mabuk kepayang namun bola matanya tertuju kepada gadis di samping Vira.

"Gimana, kamu jadi kenalan nggak sama Vira?" tanya Ilham.

"Pengen banget sih, tapi aku malu. Hehehe."

"Gimana sih, kamu pengen kenal tapi malu, terus gimana?!" ucap ilham sambil memegang keningnya. namun Doni tak begitu mendengarkan apa yang dikatakan oleh Ilham dan tetap memandangi ke arah Vira.

"HAM kamu suka ya, sama Vira?" tanya Doni membisikkan ke telinga ilham.

"Maksudmu ...?" jawab Ilham bingung.

"Iya. aku tanya, kamu suka sama Vira kan?"

"Apa-apaan sih pertanyaanmu Don, kok langsung tanya begituan, kita kan sama-sama tau Vira baru kemarin, kok kamu nanya begitu? Tapi memang iya sih," jawab Ilham sambil mendorong dada Doni sebelah kiri.

"Enggak, bukan gitu Ham, kita ini kan sama-sama jomblo. Kamu jomblo Aku jomblo, nah sekarang kita kan sama-sama baru tau sama Vira, cuman bedanya kamu udah kenal. Nah aku belum, kalau memang kamu suka, udah nggak papa, aku kenalin ama temennya aja ya, toh temannya juga nggak kalah cantik sama Vira, hehehe," jelas Doni.

"Ooh maksud mu gitu, Hehehe iya juga sih, tapi aku heran sama kamu Don kamu kan punya banyak fans, masa iya kamu enggak berani kenalan sama cewek?"

"Wah kamu Ham, Ya bedalah fans aku kan hanya sekedar motifasi aku dalam bermain sepak bola, tapi sampai saat ini ini aku belum berani kenal dekat sama cewek."

Karena asyik berbincang-bincang, sampai mereka lupa tujuan utamanya yaitu untuk memperkenalkan Doni kepada Vira. ternyata bel masuk pun berbunyi dan semua anak pun bergegas untuk masuk ke kelasnya masing-masing.

***

Saat jam pulang, dan semua anak-anak sekolah SMA 1 Surabaya bergegas untuk pulang, justru Ilham dan Doni tak segera pulang, namun mereka malah tetap Asik berbincang di bangku sekolah. meneruskan perbincangan mereka tadi di kantin.

"Ya udah sekarang gini aja Don, kita ini kan sama-sama berusaha buat dapetin cewek dan nggak mungkin juga kan, cuman gara-gara cewek kita nanti jadi bermusuhan," ucap Ilham sambil mendekat kepada Doni.

"Makanya itu Ham. Aku tadi tanya kamu seperti itu, tujuanku supaya persahabatan kita tidak rusak gara-gara urusan cewek."

"Gimana kalau pertama ini kamu bantu aku dulu, Nanti kalau aku sudah punya posisi yang bagus baru kamu aku kenalin dan sekaligus aku bantu untuk dapetin cewek," sambung Ilham menjelaskan.

"Maksud kamu Ham?" tanya Doni tidak paham.

"Nah gini, sekarang biar aku dulu yang berusaha dapetin Vira, tapi aku mesti butuh bantuan kamu Don ...."

"Bantuan apa tuh?" tanya Doni lagi.

"Ya untuk lancarnya aku PDKT sama Vira, ntar malam aku minjem sepeda motor mu ya?" jelas Ilham.

"Ya udah, ntar pulang sekolah sepeda Motorku langsung kamu bawa aja. tapi kamu antar aku pulang dulu," ucap Doni tidak menolak.

Tengah asik pembicaraan mereka tiba-tiba Bapak penjaga sekolah mengetuk pintu itu, dan menyuruh mereka untuk segera pulang karena kelas akan segera dikunci.

Di luar kelas masih ada beberapa anak yang belum pulang, ada yang karena memang ada urusan dengan kantor, ataupun perpus ada yang belum pulang karena menunggu angkot dan juga menunggu jemputan.

Ternyata diantara beberapa anak yang belum pulang terlihat berdiri seorang cewek berdiri di tepi jalan sambil melihati setiap kendaraan yang lewat berlalu-lalang di jalan, ternyata dia adalah Vira, yang sedang menunggu jemputan ayahnya.

"Hai Vir ... lagi nunggu ayahmu ya?" tanya Ilham mendekati Vira yang sedang berdiri di tepi jalan.

"Iya nih tumben Ayahku jam segini belum datang," jawab Vira cemas.

"Sudah coba kamu telepon belum?"

"Sudah, tapi nggak diangkat."

"Oh, itu artinya mungkin Ayahmu lagi di jalan vir, makanya dia nggak sempet ngangkat telepon mu. Coba tunggu aja, sebentar lagi ayah mu mungkin datang."

"Iya juga ya mungkin Ayah lagi nyetir makanya nggak bisa angkat teleponku iya Vir ngomong-ngomong rumahmu daerah mana ya?"

Belum sempat Vira menjawab pertanyaan Ilham, tentang alamat rumahnya. tiba-tiba sepeda motor Vario berhenti di hadapan Vira.

"Maaf Nak, Ayah telat. Ini tadi sepeda motor ayah bocor, jadi Ayah harus nembel ban dulu, jadi agak lama jemputnya," jelas ayah Vira sambil memberikan helm kepada Vira.

"Iya ayah Nggak apa-apa kok, Lagian aku nunggunya juga belum terlalu lama kok," jawab Vira sambil mengenakan helm.

"Siang Om ..." sapa Ilham sambil mengulurkan tangannya, meminta bersalaman pada ayah Vira.

"Siang," jawab ayah Vira dengan nada datar. "Oh iya Ayah, ini Ilham anak kelas tiga IPS, dari tadi dia yang nemenin aku, saat Ayah belum datang."

"Kamu bener anak kelas tiga?" tanya Ayah Vira pada Ilham.

"Iya Om, Saya kelas tiga."

"Kok bisa ya, udah kelas tiga, tapi makai baju sekolah aja belum bisa." Sindir Ayah Vira, yang mengkritik pakaian sekolah Ilham, yang memang terlihat tidak rapi dan bajunya tidak dimasukkan juga tidak membawa tas sekolah hanya terlihat ada satu buku di di kantong celana bagian belakang Ilham.

Belum sempat menjawab apa-apa, Ayah Vira sudah menyalakan sepeda motornya Seraya meninggalkan Ilham.

"Yah sialan ... belum apa-apa. Aku udah dinilai jelek. pasti ayah Vira menilai aku adalah anak yang nggak bener, urakan, dan gak berakhlak baik. Ah ... sudahlah, bodo amat."

Di tengah perjalanan sambil menyetir sepeda motor, ayah Vira berbicara kepada Vira. "Vir, kamu itu kalau cari teman jangan yang macam-macam. Cari temen yang baik-baik aja, supaya kamu enggak ikut-ikutan jadi anak yang nggak bener."

"Apaan sih Yah ... Vira kan cuman ngobrol biasa, Vira juga kenalya baru hari hari ini. kok ayah ngomongnya sudah terlalu negatif thinking gitu sama Vira," jawab Vira sedikit kesal.

"Iya, emang kamu masih baru kenal, sama anak itu tadi, tapi menurut pandangan ayah, Ilham tadi itu suka sama kamu. Makanya kamu yang hati-hati jangan sampai kamu pacaran sama dia, ya ..."

"Hehehe Ayah bisa aja, nggak mungkin juga kali Yah. Vira kan masih kelas satu, Ilham udah kelas tiga, bentar lagi juga dia udah lulus," jawab Vira sambil memukul pelan pundak ayahnya dari belakang.

Sebelum sampai ke rumah. Tiba-tiba motor vario itu terhenti.


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login