Download App

Chapter 2: CHAPTER 01

Pagi mentari sudah menjelang, sinar matahari menerobos ke jendela kamar. Stella membuka matanya, menatap langit-langit kemudian menengok kejendela. "Aku ada dimana ini," Gumam Stella dalam hati.

Kemudian dia menengok kesamping, mendapati seorang laki-laki lagi terlelap. Stella terkejut, baru sadar apa yang telah terjadi semalam. Stella langsung beranjak bangun sambil mungutin pakaiannya cepat-cepat ia memakainya, matanya berkaca kaca, lantas jatuhlah bulir air bening itu kepipinya.

Kemudian Stella mengambil tasnya, terus langsung keluar dari apartement tanpa meninggalkan pesan. Lalu Stella menuju lift, dalam keadaan berantakan wajah kusam pucat lemas, pintu lift pun terbuka Stella masuk dan menekan tombol angka satu, tubuhnya ia sandarkan kedinding lift.

"Apa yang telah aku lakukan semalam ya Tuhan! hiks . . . . hikzz ibu . . . . ayah . . . . maafin Stella, Stella sudah kotor ampuni aku Tuhan." Ungkap Stella sambil terisak histeris didalam lift menyebut nama orang tuanya. Stella sangat menyesali perbuatannya, kenapa? dia bisa lemah ga bisa berontak, kenapa Rey jahat sama dia, kenapa Rey menolongnya kalo akhirnya dia menyakitinya dan membuat dia hancur.

Pintu lift terbuka Stella keluar lari untuk menyetop Taxi, ia masih terisak mata bengkak pipinya penuh air mata. Beberapa kemudian Taxi datang Stella menyetopnya, ia masuk dan dia ngak tau mau kemana sekarang. Pikiran dia hanya ingin sendiri, ingin pergi jauh yang ngak akan bisa ditemukan Reyneis si laki-laki playboy cap kadal, tapi Stella bingung dia sudah ngak punya siapa-siapa lagi, dia hanya sendirian, orang tuanya meninggal, saudaranya entah kemana nggak meduliin Stella lagi.

Stella hidup sebatang kara, dia kuliah sambil bekerja paruh disebuah Biliyard, tapi nasib menghampirinya. Stella dipecat dari tempat Biliyard karena ga masuk akibat terlambat. Kini Stella benar-benar gadis malang, dia mau cari kerjaan kemana sekarang? Sedangkan Jakarta susah untuk cari kerjaan.

Stella berada di pantai, matanya lurus menatap unjung pantai dalam pikiran kosong, yang dia rasain tubuhnya sakit semua lemas gak ada tenaga, karena dari kemaren belum makan. Dia ngelamun bingung harus kemana, bingung gimana bayar kontrakannya nanti, tabungannya sudah menipis.

"Ibu Ayah kenapa kau tega ninggalin Stella sendirian disini hikz ibu hikz Stella sangat membutuhkan ibu." Ungkap Stella memanggil kedua orang tuanya. Beberapa detik Stella pingsan, apa yang terjadi dengan Stella? Adakah orang yang baik menolongnya? Semoga Stella baik-baik saja.

                                  •••••

Ditempat lain di dalam apartment yang masih bergelung diatas ranjang sedang menggeliat, tangannya meraba-raba disebelahnya nggak ada kosong.

Rey langsung bangun bersandar dipunggung ranjangnya. "Stella! Stella!  Stella!" Panggil Rey mencari Stella, tapi nggak ada sahutan sama sekali. Rey panik ia mengambil celana boxernya lalu memakainya. Ia menuju kamar mandi, dibukanya pintu kamar mandi tapi kosong.

Rey panik, kemana Stella pergi, kenapa? dia pergi tanpa meninggalkan pesan, tapi pergi kemana dia?

Rey mengacak rambutnya frutasi, "Gue harus mencarimu Stella, karena gue udah tertarik sama lo gue penasaran sama lo, meski kita baru ketemu tapi gue sangat tertarik sama lo."

Reyneis masuk kekamar mau membersihkan diri, karena hari ini ada jam kuliah. Ia sudah siap mau pergi, ia keluar dari kamarnya menuju ruang makan sambil memanggil Mba yang bekerja di apartementnya untuk membuatkan bekal Sandwich Egg kesukaannya .

Drrrr drŕrr drrrrrr

Ponsel Rey berbunyi, dia meraihnya di nakas dan liatnya siapa yang menelphonenya. Ternyata itu panggilan dari nyokabnya.

"Hallo Mama."

"Sudah bangun?"

"Iya ini Rey udah mau jalan Ma."

"Kenapa? Semalam gak pulang kesini?"

"Emmmmmm semalam Rey ada balap motor mah Rey capek langsung pulang ke apartment tidur, tapi Rey kangen mama." Ungkap Rey berbohong sambil merengek, padahal semalam lagi mimpi kesurga dunia.

"Kamu kapan bisa ninggalin balap itu Rey? Udah berapa kali mama ingatkan sama kamu jangan berbalap lagi, ingat dulu kamu sampe berbulan bulan terbaring diranjang rumah sakit hemmmm! Jangan bikin mama jantungan Rey." Ujar mama sambil menasehatinya.

"Iya ya ma, tapi Rey sekarang lebih canggih dari yang dulu ma, mama tenang saja hehehe," Ujarnya dengan bangga, dasar Reyneis playboy sombong.

"Ya sudah terserah awas kalo sampe terjadi lagi Rey mama akan jual semua kendaraan mu, itu Club gimana? Ada masalah nggak? Karyawannya kurang ngak? Udah dapat DJ baru Belum"? Tanya mama beruntun.

"Aduhhhh nanyanya satu-satu kenapa sih ma, Rey bingung mau jawabnya, ya sudah nanti Rey pulang buatin makan kesukaan Rey. Sekarang Rey mau cabut dulu ada jam kuliah, udah telat ini malahan mama ceramah mulu pagi-pagi gini, Rey tutup dulu mah bye."

Klik

Belum sempet mamanya balas ucapannya Rey sudah mematikan panggilnya. Seperti itu Reyneis kalo udah ngobrol dengan nyokabnya, kemanjaannya muncul seperti anak kecil. Padahal dia memiliki adek usia delapam tahun, tapi tidak semanja Reyneis. Mungkin dulu terlalu di manjaain sama semua keluarganya, jadi sampe sekarangpun dia tetep jadi anak manja anak mama.

Reyneis masuk kedalam mobilnya, duduk di kursi pengemudi. Lalu ia melajukannya menuju Kampus, ia mengambil sandwich yang dibikin Mba Tia tadi, dia memakannya sambil menyetir sambil mikirin Stella ada dimana?

Entah kenapa dia langsung jatuh hati sama Stella, sehingga dia lupa tidak menjemput kekasihnya, karena dia asik nyetir sambil mikirin Stella terus dari tadi. Sudah banyak cewek korban yang dicampakkan oleh Reyneis, entah Stella ini yang keberapa?

Rey sampe diparkiran Kampus. dia memarkirkan mobilnya. Kemudian dia keluar mengenakan kaca mata hitam, rambut acak namun keliatan keren, ia memakai T-Shirt hitam bergambar tengkorak. trus memakai jaket Adidas.

Dikampus Rey jadi idola para cewek-cewek kampus. Tapi Rey orangnya cuek dingin tidak terlalu peduli, ia nyamperin teman-temannya dikantin.

"Hai guys gimana semalam dapat nggak hhhhhhhhh," Sapa Ardi sahabatnya Rey.

"Ya tuh sampe ngak ngsih kabar lagi semalam," Ujar yogi.

"Dapat langsung nyelonong aja, guys gue cabut ea hhhhhhhhhh Rey Rey." Lanjut Vito meledeknya, dan masih banyak lagi ledekan dari teman lainnya, tapi Rey cuma diem saja.

"Guys bantu gue cari Stella," Ungkap Rey minta bantuan untuk mencari Stella, entah mau dicari kemana?

"Whaaatttt!!! Gue ga salah denger Rey?"

"Mangnya Stella kemana Rey?" Tanya Yogi.

"Stella kabur disaat gue masih tidur," Ungkap Rey jujur.

"Jadi lo pake dia Rey? ya Tuhan parah lo Rey, terus mau cari dimana mangnya?" Ujar Ardi.

"Gue gak tau! pokoknya gue tetep cari sampe ketemu, entah gue nggak tau kenapa prasaan gue mikirin Stella terus, gue rasa dia berbeda dari semua cewe yang pernah gue kencanin," Ungkap Rey jujur.

"Trus kalo ketemu mau lo apain?" tanya Yogi.

"Gue nikahi dia," Jawab Rey asal.

"Ap. . .ppaaaaa!? Serius lo Rey." Teriak kelima sahabatnya bebarengan sambil geleng geleng kepala.

Apa yang akan terjadi dengan Rey? apakah ia akan menemukan Stella? lalu dinikahinya? Dan apakah Rey brubah dari sikap Playboynya?

Lalu Stella apakah dia dapat pertolongan disaat dia pingsan dipinggir pantai? Lalu gimana keadaannya? Hanya Tuhan yang tahu. Kita tunggu saja jalan ceritnya.

                      


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login