Download App

Chapter 65: tangga

Satu jam telah berlalu, alice mulai tersadar dari tidurnya. Tampak matahari telah terbenam dan bulan menampakkan sinarnya dengan terang dibalik jendela kamarnya.

"jam berapa ini?" tanya alice sendiri, dia melihat jam waker di meja samping tempat tidur putihnya.

"oh tidak! Sudah pukul sembilan malam, satu jam lagi nitebar buka" alice segera beranjak dari tempat tidurnya. Dia mulai menuju kamar mandi dan bersiap, meski leon sangat menyayanginya dan memaklumi hal ini tapi alice berfikit dia tetaplah seorang pegawai yang harus disiplin. Dilihatnya satu set pakaian kerja wanita di lemari gantung leon.

Apa leon menyiapkannya untukku? Gumam alice, ah aku pakai saja... lagipula ini ukurannya pas denganku. Semoga saja leon tidak marah gumam alice lagi.

Dengan terburu-buru mengenakan kaos putih dan setelan celana jeans kasual alice melangkah keluar ruangan dan menuruni tangga. Kedua tangganya sibuk mengikat rambut panjangnya yang tergerai

"kak hati-hati.. tidak perlu terburu-buru atau kau akan terjatuh nanti" teriak dean dari lantai dasar nite bar. Dia memperhatikan alice dari balik meja panjang bar dengan lap dan gelas kaca di tangannya.

"iya aku mengerti" jawab alice yang masih terburu-buru menuruni tangga dan mengikat rambut hitamnya yang indah

Yup selesai! Gumam alice yang menyelesaikan ikatan simpul kuda pada rambutnya namun tampa disengaja kaki kirinya menyandung kaki kanannya

Eh!aaaa! terdengar jeritan keras alice dan kepasrahan karna tidak bisa menghinari bahwa tubuhnya akan terjatuh alice hanya bisa memejamkan matanya dan menerima kemungkinan terburuk tubuhnya akan terasa sakit karna terjatuh dari ketinggian tangga itu

"kak!!!" teriak dean

Ini akan sangan sakit sangat sakit! Alice kau ceroboh sekali!! Teriak alice dalam hati.

Bug! Suara tubuh alice terjatuh.

Aaww! Eh? Tunggu... ini tidak sakit. Alice perlahan membuka matanya.

Dia dapat melihat perlahan wajah tampan leon dan tangan kekar pria itu memeluk tubuhnya.

Dengan cepat jantung alice berdetah makin kencang dan pipinya merona

"le..leon.. em..." alice tidak tau harus berkata apa

"hati-hati berjalan alice, untung aku ada disini.. jika tidak..."

"jika tidak habis sudah riwayat tangga itu kak, hahaha bos akan menggantinya dengan lift" serobot dean memutus perkataan leon.

"hahahha" alice tertw garing. "kau bisa menurunkan aku sekarang leon, pasti tubuhku sangat berat" kata alice malu

"e'em" geleng leon "aku bahkan bisa menggendongmu semalaman" jawab leon dengan wajah tampannya yang datar dan terlihat serius. Alice semakin tersipu dan salah tingkah, tanpa dia sadari tangannya mulai mengipasi wajahnya.

"hei hei kalian hentikan adegan telenovela ini... aku mau lewat" kata kevin kepada kedua orang dihadapannya ini. Tanpa pikir panjang alice turun dari gendongan leon dan memberi kevin jalan. Dapat dilihat pipi putih kevin sedikit memerah.

"kak ini pin namamu... dan ini untukmu bos" kevin memberikan pin nama bertuliskan alice dan leon.

"oke.."

"ini suaya para pelanggan kita tidak bertanya lagi siapa nama kita, karna aku sudah lelah dengan cara mereka menggodaku dengan menanyakan nama" jawab kevin sambil menajuh menuju dean dan memberikan pin nama itu pada dean juga.

Leon memasang tanda nama itu dibagian atas kiri bajunya. Dan melirik alice yang kesusahan memasangnya.

"sini biar aku pasangkan"

"eh.. tidak perlu aku bisa sendiri" tolak alice sambil tetap berusaha memasangnya.

"sini biar aku saja.. aku tidak akan menyentuh tubuhmu" kata leon sambil melirik dada alice.

Duh kenapa pinkku susah sekali di pasang sih!

"baiklah tersehah saja" alice sudah menyerah memasang pin namanya

Tanpa disadari hal itu membuat leon tersenyum sambil memasang pin nama itu.

"yup selesai..." kata leon

"wow.. bagaimana bisa semudah itu.. hm.. terimakasih leon" jawab alice senang

Disamping itu kevin dan dean asik melihat adegan alice dan leon yang seperti drama korea itu. Kepala mereka asik ditopang kedua tangannya dia atas meja bar

"hei kevin... lihatlah drama korea di depan kita ini" kata leon diikuti anggukan kevin

"aku jadi iri..." tambah dean lagi. Dan diikuti anggukan kevin lagi

"bos pasangkan pin namaku juga~~" rengen dean manja

"hah.. pin namamu sudah terpasang" jawab leon tanpa mengalihkan pandangannya dan masih memandang alice.

"heeh dari mana kau tau.. bahkan kau tidak melihatku! Menyebalkan" balas dean

"bagaimana denganku kak alice.. aku tidak bisa memasang pin namaku" rengek kevin kemudian, alice mengalihkan pandangannya ke kevin. Belum sempat dia menjawab dengan senyumnya suara di balik tangga menjawab kevin.

"sini biar aku pasangkan untukmu tikus tanah..." teriak gadis yang menuruni tangga, tampak dari suaranya sangat jahil.

Lea menghampiri kevin melewati alice dan leon dengan santainya

"tidak.. tidak perlu.. emm aku bisa memasangnya sendiri!" jawab kevin dengan segera

"heh tidak perlu malu-malu, anggap saja ini rasa trimakasihku untuk kamar yang aku tempati tadi" jawab lea penuh aura kejahilan.

Bagai tikus kecil yang dihadapannya ada kucing garong kevin hanya pasrah dan memberikan pinnya pada lea. Dan benar saja sedetik kemudian

"ahhh lea kau mengenai kuliltku ahh" teriak kevin

"ups.. sorry"

"yup! Sudah terpasang.. bagaiamana? Tampak bagus dan istimewa dari pada kak alice bukan" lea mengamati hasil pin yang dipasangnya di baju kevin. Kevin hanya mengangguk pasrah sebelum hal buruk lainnya terjadi

"hahaha itu hanya sebuah pin yang dipasang, bagaimana itu bisa sangat bagus dan istimewa hahaha" teriak dean

"ehem! Kak dean apa aku ingin kupasangkan juga?" pandangan membunuh lea memandang dean

"hehehe tidak perlu, punyaku sudah terpasang. Hei kevin pin namamu sangat bagus sunggu bagus" jawab dean takut.

"hem.. benar bukan" lea tertawa bangga sambil tangan kirinya berada dibahu kevin yang pasrah.

Sial... guamam kevin.

dilain tempat.

seseorang dengan dua pengawalnya duduk cemas di sebuah cafe di pusat perbelanjaan.

"bagaimana ini... hei kalian apa tidak ada yang bisa menemukan cara menculik alice!" bentak seorang diantara mereka dan di ikuti gelengan ketakutan kedua lainnya.

dddrrtt ddrrtt hp pria itu bergetar tanda panggilan masuk.

dengan gugup dia menganggkat panggilan itu.

"ha hahaa (gugup) halo tuan..."

"belum tuan" jawabnya lagi. dengan muka pucat pasif dia mematikan telfon itu.

"ada apa bos?" tanya salah satu anak buahnya.

"cepat cari cara apapun atau jika perlu kita bawa paksa si alice!!! jika tidak.. jika tidak..." pria itu berbicara dengan nada hampir tidak terdengar dan ketakutan

"jikat tidak?" tanya yang lain penasaran.

"jika tidak hal yang lebih buruk dari kematian akan menimpa kita" jelas pria itu. mendengar hal itu yang lain terduduk lemas dan ketakutan.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C65
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login