Download App

Chapter 2: TELEPON DARI WANITA LEGENDARIS

Satu jam kemudian tepat pukul dua belas siang saat nya jam istirahat makan siang para dokter dan perawat rumah sakit.

Elayn dan Alya menuju kelantai tiga rumah sakit tempat Ayah Brian dirawat diruangan VIP rumah sakit, sesungguhnya Ayah Brian juga merupakan orang berada di Amerika seorang pengusaha kontruksi.

Tok..tok..

Alya dengan pelan membuka pintu yang diketuknya, orang didalam ruangan menyadari kehadiran Alya, Brian yang pertama berdiri.

"Al kamu kesini lagi." Ucap Brian tersenyum

"Em.." Alya tersenyum mengangguk.

"Nak kemarilah.." Mamanya Brian menarik tangan Alya, membuat gadis itu duduk disampingnya.

"Kamu sudah makan nak.." Masih sama seperti dulu Nyonya Nansi masih sangat perhatian padanya.

"Sudah bibi, bagaimana keadaan paman."

Ucap Alya berbohong.

"Masih sperti sebelumnya, dia baru saja tidur." Jawab Bibi Nansi

"Bibi sebenarnya aku datang hari ini untuk menjelaskan keadaan paman, mungkin rumah sakit tidak akan bersedia mengoperasinya, karena terlalu beresiko." Jelas Alya

"Sudah ku duga itu akan terjadi." Sahut Brian putus asa.

"Tapi mungkin aku ada cara untuk mengoperasi hingga operasi nya sukses tapi bersedikah kalian mempercayaiku untuk melakukan nya?" Sambung Alya.

"Alya paman mu datang kesini karena mempercayai mu dan ingin dirawat oleh mu, kamu sejak dulu telah dianggap sebagai anak gadis nya, jadi kami percaya padamu lakukanlah sebisamu." Jelas Bibi Nansi memegang pundak Alya.

"Brian.." Alya mengalihkan pandangan-nya kearah Brian.

"Lakukanlah." Brian setuju. Keluarga ini telah begitu mempercayainya meskipun dirumah sakit ini yang mereka tahu dia hanyalah dokter residen tahun kedua.

"Bibi ini sahabatku, namanya Elayn sebagian besar kesuksesan operasi ini akan sangat bergantung padanya." Jelas Alya.

Karena Brian dan Bibi Nansi tidak mengerti maksud dari perkataan Alya, gadis itu menjelaskan seperti apa operasi akan dijalan kan dan apa peran besar Elayn didalam nya.

"Jadi seperti itu, tapi apakah rumah sakit akan mengijinkan operasinya dilakukan seperti itu?" tanya Brian tidak percaya rumah sakit akan menyejuinya, apalagi Alya hanya dokter residen.

"Brian jangan khwatir, satu kata dari orang itu, rumah sakit tidak akan mampu membantah nya, jadi operasi paman akan segera diadakan seminggu lagi setelah kami memilih tim untuk ooperasi. Tapi Brian, bibi, peran Elayn dalam operasi paman adalah rahasia kita ." Jelas Alya

"Em baiklah,, jangan khwatir kami tidak akan membuka mulut."

Beberapa saat kemudian dikantin

Kedatangan Elayn dan Alya menjadi perbincangan para dokter yang sedang istirahat makan siang, diantara perbincangan mereka kebanyakan membicarakan Elayn yang sudah masuk kerja padahal sudah mengambil cuti dua minggu untuk mempersiapkan pernikahan.

Mereka pun menebak-nebak dikepala mereka sebenarnya apa yang terjadi, apakah dokter Elson yang tampan itu sebenarnya tidak terlalu menganggap pernikahan yang akan datang? jadi membiarkan orang lain yang sibuk menyiapkan pernikahan.

Spekulasi-spekulasi tidak jelas itu pun membuat mereka tambah memandang remeh, kasihan, dan merendahkan Elayn.

Sebenarnya ada banyak juga dokter wanita yang masih muda dan berstatus lajang yang tidak suka pada hubungan Elayn dan Elson yang dinilai Elayn tidak sepadan dengan Elson. Elson adalah pria tampan, cerdas dan juga dokter muda, apalagi status nya sebagai ahli waris Group Nero.

Sedangkan dimata mereka, Elayn penampilan pun tidak menarik, apalagi dia anak haram, kelebihan-nya hanyalah sebagai ahli waris.

Bisikan-bisikan panas ini masih bisa didengar oleh telinga tajam gadis pemarah Alya.

Gadis itu dengan jengkel langsung berdiri

dan dengan kedua tangan-nya menggebrak meja makan dengan keras kemudian duduk kembali, seperti bukan dia yang melakukan-nya.

Semua bisikan yang tadi masih terdengar entah hilang kemana, kantin menjadi sunyi. Orang-orang mengangkat sendok pun berhati-tati. Gebrakan meja Alya memang berfungsi, Elayn hanya bisa tersenyum dan menggeleng kan kepala dengan tingkah sahabatnya.

****

Di Rumah besar Bora

Kakek Bora tengah bersantai menyesap tehnya di taman belakang rumah ditemani anaknya Samuel Bora Ayah Elayn.

"Samuel bagaimana menurut mu rumah sakit kita?" tanya Kakek Bora bersandar di kursinya, memandang kearah langit.

"Seperti biasanya, berjalan dengan baik." Jawab Samuel singkat.

"Aku sungguh tidak ingin memberikan-nya kepada anak haram-mu." Lanjut kakek Bora sedikit tertawa ringan.

"Putriku juga tidak menginginkannya, jika mau berikan kekayaanmu pada Marin, cucu sah mu." Ucap Samuel, dari nada suaranya ada kejengkelan disana.

"Jika bisa sudah kulakukan, masalahnya Marin tidak memenuhi standar." Ucapnya memejamkan mata.

Ger...gerr.. getar ponsel dimeja terdengar oleh Samuel.

"Ayah Nomor tidak dikenal menelpon mu."

Samuel memberikan ponsel kepada sang ayah.

"Halo." Sapa kakek Bora

Orang diseberang telpon menjawab dan menjelaskan apa yang terjadi setelah itu langsung mematikan telpon yang tersambung itu secara sepihak. Kakek terkejut hingga mematung ditempat.

Benarkah orang nomor satu dibidang medis ini menelponnya? oh Tuhan siapapun juga tahu, wanita itu merupakan legenda didunia medis, Ahli bedah dengan banyak gelar yang tersemat dibelakang namanya.

Tidak ada satu pun kecacatan atau kegagalan dalam operasinya. Ketika Di ruang operasi tangan-nya halus, cepat, dan akurat.

Orang-orang didunia bedah biasa memanggilnya 'Yang Mulia Profesor' Guru besar, atau ada juga yang memanggilnya Master Quartis, tetapi wanita legendaris itu hanya membiarkan mereka memanggilnya Profesor.

Dan baru saja Wanita itu baru saja melakukan panggilan dengan kakek Bora, betapa terkejut nya pria tua itu sekarang membuat Samuel khwatir berpikir bahwa mungkinkah ayahnya mengalami shock, tetapi mengapa? memang siapa yang menelpon barusan.

"Ayah.. ayah.. apa yang terjadi." Pertanyaan Samuel yang kesekian kalinya.

"Samuel cepat kerumah sakit, kumpulkan semua dokter disetiap departemen, katakan lima belas menit rapat." Ucapnya terburu-buru pergi.

"Ayah sebenarnya ada apa?" tanya Samuel bingung dengan keadaan tiba-tiba ini.

"Nanti saja dijelaskan, jangan lupa jubah doktermu." Tidak lupa mengingatkan Jubah Samuel.

Dirumah sakit Bora

Semua dokter buru-buru menggunakan jubah dokter masing-masing dan berlari kesana kemari mendadak bingung mencari jalan menuju ruang rapat dokter akibat pengumuman mendadak ini, mereka tentu tidak boleh terlambat yang memipin rapat adalah ketua sendiri.

Elayn dan Alya mengamati keadaan, bahkan membantu dokter lain yang mendadak melupakan jalan. Benar-benar sangat konyol, keduanya jadi tertawa bahagia, ini seperti sedang bermain menurut pemikiran keduanya.

****

Ruangan rapat dokter

Semuanya sudah berdiri ditempat masing-masing, bersiap menyambut kehadiran Ketua sambil memikirkan kira-kira

apa yang akan diumumkan sampai Ketua sendiri yang datang.

Lima menit pintu itu akhirnya terbuka menampakkan sosok pria tua enam puluh tahun-nan yang masih terlihat berwibawa.

Para dokter membungkuk ketika pria tua itu memasuki ruang rapat, kedatangan-nya didampingi oleh Dokter Samuel Bora.

Kakek Bora berdiri di podium mengamati semua orang kemudian dia menurunkan kaca matanya, mulai membuka suara.

"Hari ini ada pasien yang datang dari Amerika dirumah sakit kita, keluarga pasien meminta salah satu dokter kita disini yang menangani nya, siapa dokter itu." Tanya Ketua


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login