Download App

Chapter 3: Kembali ke Masa Lalu

"Apa yang terjadi?" seorang pria berjubah emas dengan mahkota warna biru di kepala berjalan ke arah beberapa pelayan yang berkumpul. Di belakang pria tersebut juga terdapat banyak pengawal.

Di tengah kerumunan tersebut terbaring Seana dengan memakai gaun berwarna emas dan mahkota putih di kepalanya.

"Ratu tiba-tiba pingsan saat memarahi kami tadi," ujar seorang pelayan yang menjadikan pahanya sebagai bantal untuk kepala Seana.

Pria bermahkota itu mengembuskan napas, kemudian memerintahkan pengawal di belakangnya untuk membawa Seana. "Bawa dia ke kamar!"

Sebelum pengawal membawa Seana, wanita itu sudah lebih dulu bangun dan beranjak duduk.

"Siapa kalian?!" tanya Seana panik saat menatap ke sekelilingnya yang asing.

Seana tidak tahu sedang berada dimana. Seingatnya tadi dia berada di gudang bersama Rao yang menusuk perutnya. Tersadar dengan tusukan itu, Seana segera memeriksa perutnya. Dahi Seana berkerut saat menyadari pakaian yang melekat di tubuhnya.

Semua orang yang ada disana menatap Seana dengan bingung.

"Kenapa aku memakai pakaian seperti ini?"

"Bagus jika kamu sudah sadar." ucap pria bermahkota tersebut sambil menatap Seana dengan dingin.

Seana menatap pria bermahkota yang berdiri tidak jauh darinya. Dia dengan cepat menyadari jika pria itu sangat membencinya entah karena apa. Belum sempat Seana bertanya, pria bermahkota itu sudah berlalu pergi bersama para pengawal di belakangnya.

Lagi-lagi Seana panik karena tidak tahu harus melakukan apa. Pelayan yang ada di sekelilingnya menundukkan kepala tidak berani menatap. Seana berdiri, berjalan perlahan dan semua pelayan disana mengikutinya.

Bangunan di sekeliling mereka menjulang tinggi dengan hiasan permata putih berbentuk bulan sabit. Dia tidak pernah melihat bangunan seperti itu sebelumnya.

"Aku ada dimana?" gumam Seana panik.

"Ini dimana?" tanya Seana kepada salah satu pelayan di belakangnya.

Pelayan tersebut tampak gugup, dengan tangan bergetar menjawab. "Istana, Ratu."

"Zaman sekarang masih ada istana?" Seana benar-benar tidak mengerti. Dimana ada istana tahun 2021?

"Apa kakek membawaku kesini?"

Bukan jawaban yang didapatkan Seana melainkan para pelayan tersebut berlutut di hadapannya. "Kami pantas mati, Ratu karena melakukan kesalahan yang membuat Ratu pingsan," ucap mereka serempak.

"Apa maksud kalian? Kenapa aku Ratu? Tadi aku berada di gudang bersama kakek dan dia menusuk perutku dengan pisau." jelas Seana yang tentu saja tidak dipahami oleh para pelayan tersebut.

Seana terdiam sembari memikirkan semuanya. Dia tiba-tiba teringat dengan cerita Daysi sebelum dia dibawa paksa oleh para pria yang datang ke rumahnya tadi. Sedetik kemudian dia menggelengkan kepalanya karena merasa tidak masuk akal. Tapi saat melihat bangunan megah di sekeliling membuat Seana tanpa sadar memundurkan langkah kaki.

"Tidak mungkin, kan?"

Dunia seakan hening di telinga Seana. Dia tidak bisa mendengarkan apa pun saat sepotong kejadian melintas di pikirannya. Dia terhuyung ke belakang menabrak pagar pembatas taman. Para pelayan panik melihat Seana seperti itu dan segera berlari untuk menahan tangannya.

"Apa yang barusan ku ingat?"

"Ada apa, Ratu? Apa Ratu baik-baik saja?"

Saat seorang pelayan ingin menyentuh tangannya, Seana dengan cepat menjauh. "Jangan sentuh aku!" teriak Seana sambil berlari keluar dari pintu di belakang para pelayan.

Para pelayan tentu saja mengejar Seana, sedangkan yang di kejar tidak tahu kenapa seperti itu. Dia bingung dengan dirinya sendiri.

"Ratu, jangan berlari!"

Brukkk

"Ratu!"

Tubuh Seana ambruk di tanah. Lagi-lagi para pelayan mengerumuni Seana. Mereka dengan rasa panik masing-masing membawa Seana masuk ke dalam istana yang megah itu.

***

Seana mengambil napas sebanyak-banyaknya saat bangun. Kini dia sudah berada di sebuah kamar yang luas seperti luas rumahnya. Di dalam kamar tersebut Seana bisa melihat ada 2 ranjang yang berseberangan. Di samping kanan dan kiri ranjang tempat Seana duduk, terdapat 2 meja yang masing-masing berisi tumpukkan buku. Begitu juga dengan meja di ranjang depan.

Saat Seana akan beranjak turun, dia dikagetkan dengan pria bermahkota yang tadi menatapnya dengan dingin.

"Berhenti pura-pura lemah, Seana!" bentaknya yang membuat Seana terlonjak kaget. Dapat Seana lihat sorot tajam dari manik mata berwarna biru laut tersebut.

"Kamu siapa? Bagaimana kamu bisa mengenalku?" Seana berjalan mendekati pria bermahkota tersebut.

Pria bermahkota itu terkekeh kecil setelah mendengar pertanyaan Seana. "Setelah kekacauan yang kamu buat, sekarang kamu juga pura-pura lupa ingatan?" selanjutnya ia berkata, "Baiklah aku akan membantumu untuk mengingat semuanya."

Pria bermahkota itu menarik tangan Seana dengan kasar dan membawanya ke arah balkon kamar yang pintunya terbuka lebar. Dapat Seana lihat dari sana pegunungan yang berdiri dengan gagah juga beberapa burung elang yang beterbangan.

Saat mereka sampai di balkon, pria bermahkota itu memaksa Seana untuk menoleh ke bawah. Betapa terkejutnya Seana saat melihat di bawah sana banyak mayat pengawal dan pelayan. Semua mayat tersebut berlumuran darah, mendadak Seana menatap kedua tangannya. Seakan sebuah ingatan melintas di pikirannya.

"Bagaimana, kamu sudah ingat?" tanya pria bermahkota itu sambil menatap Seana.

"Aku sama sekali tidak tahu. Apa yang terjadi?"

"Wow, lihatlah bagaimana Ratu kejam ini bicara! Kamu membunuh mereka semua hanya karena mereka ketahuan kabur dari istana pada jam kerja! Bagaimana kamu bisa melupakan semua perbuatan kejammu?!" teriak pria bermahkota itu yang membuat Seana menggelengkan kepalanya berkali-kali.

"Aku tidak mungkin membunuh mereka. Aku entah bagaimana sampai ke sini. Sebenarnya aku bukan berasal dari sini. Memang terdengar tidak masuk akal, tapi aku datang dari tahun 2021." jelas Seana berusaha agar pria bermahkota di sampingnya percaya.

"Hentikan semuanya, Seana!"

"Apa kamu pikir aku akan percaya dengan semua kebohonganmu?"

Entah bagaimana Seana harus membuktikan jika dirinya berasal dari masa depan. Seana menyadari jika dirinya saat ini berada di masa lalu. Dia juga tidak mengerti kenapa tiba-tiba kembali ke masa lalu.

"Aku tidak bohong. Aku bahkan tidak mengenalmu," ujar Seana.

"Aku Zeyn, Raja bodoh yang mau menerimamu menjadi Ratu."

Mendengar itu, Seana benar-benar terguncang. Jika dirinya memang sudah menjadi ratu, pasti ada saudari kembarnya.

"Dimana Reana?" tanya Seana sambil menatap Zeyn.

Tawa Zeyn menggema di kamar. "Lihatlah, kamu bahkan mengingat Reana. Bagaimana kamu bisa berkata berasal dari masa depan, hah?!" bentak Zeyn penuh penekanan di setiap kata.

Sudahlah, tidak ada secercah harapan bagi Seana untuk membuat Zeyn percaya padanya. Melihat bagaimana Zeyn menatap, membuat Seana sadar jika Zeyn benar-benar membenci dirinya. Mungkin benar yang diceritakan Daysi jika Seana di masa lalu adalah sosok ratu yang kejam.

"Dengar, aku perlu bertemu dengan Reana sekarang." ucap Seana yang sangat terdesak. Jelas saja dia terdesak. Setidaknya dia harus bertanya kepada saudari kembarnya.

"Kamu tidak berhak menemui Reana."


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login