Download App

Chapter 9: 09 - Apa dia sudah tergila-gila padaku? Part 2

Keesokan harinya, di tempat lokasi syuting yang sama. Semua orang yang berada di sana menyapa kedatangan Takeru.

Staff 1 : Met pagi!

Asisten sutradara : Selamat pagi, Saitama-san!

Takeru : Pagi (tersenyum)

Penata rias Artis : Selamat pagi

Takeru : Pagi, mohon bantuannya lagi ya hari ini (tersenyum ramah)

Penata rias Artis : Ya, mohon bantuannya juga ya (tersenyum)

Sutradara : Oh, akhirnya datang juga, bagaimana kabarmu? (sedang duduk di kursi kebanggaannya)

Artis wanita lainnya tersenyum dan serentak memberi salam ke Takeru.

Takeru : Selamat pagi semuanya, mohon bantuan dan kerja samanya juga ya hari ini (tersenyum ramah)

Takeru dengan santainya berjalan mentelusuri ruangan dan sekilas melihat ke arah punggung Shunta. Dilihatnya Shunta sedang berbicara dengan artis lainnya.

Takeru : (Malaikat sange. Dia semalam sudah mengsawadikapku. Lihat saja, hari ini aku akan mengajarimu bahwa aku bukan tipe pria yang akan terus dimakan kemudian---)

Takeru menghentikan perkataannya di dalam hati. Langkah kakinya juga terhenti karena dilihatnya Shunta hanya menoleh sedikit ke arahnya.

Shunta : Selamat pagi, Takeru-san (membungkuk sedikit memberi hormat) Aku berharap dapat bekerja sama denganmu lagi hari ini.

Setelah selesai menyapa dan tanpa mendekati atau berbasa basi seperti biasanya, Shunta langsung pergi meninggalkannya begitu saja. Takeru kebingungan dengan sikap Shunta yang tiba-tiba berubah aneh yang tidak seperti biasanya yang selalu memaksa mendekatinya. Dia hanya diam terpaku di tempat dan melihat Shunta pergi.

Takeru : (Huh? Lah kok?) *bingung*

**********************

Syuting untuk drama film 'Bintang di siang hari' berjalan lancar. Sudah jelas bahwa semua para aktor dan aktris serta semua para staff sangat antusias. Semua orang benar-benar memfilmkan adegan berkualitas selama berhari-hari berturut-turut. Bisa juga karena semua staff saling mempercayai. Tapi sekali lagi, mungkin itu karena berkatnya.

Takeru melipatkan kedua tangannya di dada dan hanya diam berdiri di belakang sutradara. Sambil melihat semua akting yang sedang dimainkan oleh Shunta, dia juga sedang bersiap-siap untuk memerankan perannya setelah akting Shunta selesai.

Takeru : (Semua orang terpesona oleh penampilannya yang semakin baik dari hari ke hari. Ini pasti karena efek sinergis. Terkadang, aku juga...) *tidak melanjutkan perkataannya dan tersentak kaget dengan pemikirannya sendiri*

Takeru : (Ehhh tunggu apa yang aku katakan tadi?! Aku ini Takeru Saitama yang agung. Aku, seorang veteran 20 tahun, dan orang bodoh ini hanya dengan pengalaman 3 tahunnya?) *sambil menggeleng-gelengkan kepala* (Meski jika dia mendapatkan yang lebih baik dariku secara pribadi, aku tak akan membiarkannya melebihiku di tempat kerja. Aku akan menunjukkan padanya bahwa dia bahkan tidak di tingkat yang sama denganku)

**************************

Sutradara : Ready? Action!

Takeru yang duduk berada di dalam ruangannya dan sedang mencatat sesuatu tiba-tiba seorang artis wanita lain yang memerankan menjadi seorang dokter lainnya memasuki ruangannya.

Artis wanita : Dokter Sendo... (masuk ke ruangan) Dokter Sendo, apa kau benar-benar bermaksud untuk meninggalkan pasien itu?

Takeru : (bersandar ke kursi dan tidak menoleh) Terus?

Artis wanita : Eh? (terkejut) Apa kau tidak perduli padanya? Dan kau menyebut dirimu itu seorang dokter? (sedikit berteriak)

Takeru menoleh ke belakang lalu menatap dengan dingin.

Takeru : Aku masih seorang dokter.

Sutradara : Cut! Okay! Bagus Saitama-chan!

Takeru tersenyum puas.

Takeru : (Hmph! Inilah yang terjadi ketika aku berusaha dengan serius) Eh? (melihat ke luar ruangan)

Shunta hanya berjalan melewati ruangan yang ada Takeru di dalamnya tanpa menyapa atau memberi semangat kepadanya seperti biasanya. Takeru menyipitkan matanya dan menatap tajam ke arahnya.

***************************

Langit di luar sudah mulai gelap, syuting untuk hari ini juga selesai dengan sukses. Akan tetapi, meskipun Takeru merasa ada yang aneh dan ganjal karena sejak dari tadi, pagi hari hingga saat jam pulang pun, tidak ada seorang pun yang mengganggunya. Dia menoleh ke kiri dan ke kanan berharap sewaktu keluar dari tempat lokasi syuting ini, Shunta tiba-tiba muncul mengagetkannya seperti biasanya di luar sana, akan tetapi batang hidung Shunta tidak kelihatan sama sekali.

Kira, manager Takeru yang sudah menunggunya dari tadi, sewaktu melihat Takeru keluar dari gedung rumah sakit langsung menyapanya.

Kira : Takeru-kun, kerja yang bagus! Aku datang menjemputmu. Yuk, pulang? (tersenyum ramah)

Takeru : Eh? (bingung) *menoleh ke kiri dan ke kanan* Loh kok...

Kira : (membuka pintu mobil) Kalau mencari Kanzaki-kun, dia sudah pulang duluan tadi. Dia menyuruhku untuk menyampaikannya kepadamu untuk meminta maaf karena pulang duluan tanpa pamitan terlebih dahulu.

Takeru : Dia pulang?

Kira : Ya (mengangguk) Loh kok? Apa kau lebih suka tumpangan dari Kanzaki-kun ya? (menggoda)

Takeru : Eh?! (tersentak kaget) Tidak, tidak, apa yang kau bicarakan? (salting) *pura-pura batuk* Ehm, ayo pulang (tersenyum)

Kira : Aku juga akan memjemputmu besok ya

Takeru : Baiklah (masuk ke dalam mobil)

Kira : (masuk ke dalam mobil) Kalau gitu, kita berangkat.

Takeru : *melihat sekilas ke arah luar jendela dari dalam mobil* (Dia pulang? Tanpa mengatakan sepatah kata pun padaku?)

*****************************

-Di apartermen Takeru-

Takeru membaca beberapa majalah edisi terbaru yang cover depannya ada Shunta. Dia menaruh dengan kasar majalah yang dibacanya tadi ke atas meja. Dengan rasa iri dan juga bercampur rasa penasaran dia mengeluh.

Takeru : Yah, dia sibuk, tampil di sana dan di sini. Film drama, cover majalah nomor satu 'Pria Yang Ingin Kupeluk'. Aghhh!!! (menyandarkan kepala ke bantal sofa) Apa perduliku?! Bagaimana pun, aku yakin dia akan kembali mengganggu setiap langkahku besok.

Takeru melihat ke sekeliling apartermennya. Dia melihat ke arah meja yang hanya terdapat sebuah makanan kaleng yang tadi dia makan. Makanan kaleng itu sudah kosong dan juga sekaleng bir yang hampir habis itu.

Takeru : Sial! Dia membuatku terbiasa makan makanan lezat setiap malam di apartermennya. Aku akan memberinya saranku besok.

-Bersambung-

Author : Makanya jangan galak-galak melulu dong, di hindari sedikit gitu, elu nya jadi galau kan? Wkwkwkwk...

Takeru : (menatap tajam ke Author)

Author : (pura-pura gak lihat) Baiklah, Readers yang baik hati, sampai jumpa di episode berikutnya ya. Jangan lupa share, like/favorite. Dan tentunya komentarnya ya! Saya tunggu loh \(^_^)/


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C9
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login