Download App

Chapter 26: Resah

"Hei.. What's wrong with both of you?" Tanya Angelina yang sadar, melihat Armand memegangi tangan Arvita.

Respon otomatis dari Arvita adalah segera melangkah mundur, dan melepas paksa pegangan Armand. "Pagi Bu Anggelina." Sapa Arvita canggung. "Maaf saya permisi sebentar, ada hal lain yang harus saya kerjakan." Ucap Arvita dan segera melewati Armand yang masih menatapnya.

"Armand? Are you ok?" Tanya Anggelina seraya menjetikkan jarinya dihadapan wajah Armand.

"I'm fine... " Jawab Armand ketus, dan membetulkan posisi dasinya yang sebenarnya tidak bermasalah.

Arvita sudah kembali pada meja kerjanya,ia menepuk pipinya dengan keras. Rasa panas pada wajahnya sudah mulai ia rasakan, tidak cukup sampai disitu Arvita pergi menuju ruang pantry. Mengambil segelas air, dan meminumnya dengan cepat.

"Woii... Ngapain disini?" Rosa tiba-tiba muncul dan mengagetkan Arvita yang langsung tersedak, dengan menepukkan dadanya Arvita menatap kesal pada Rossa.

"Sorry... sorry... Vita... Lo enggak kenapa-kenapa kan? Sampai kaget begitu sih?" Rosa yang sebenarnya tidak merasa bersalah, berusaha menunjukkan empatinya. Dan memegangi gelas Arvita, siapa tahu nanti akan terjatuh dari tangannya.

"Ih...!! Ngagetin aja!" Ucap Arvita dengan wajah memerah padam, dan melihat Rosa terkekeh.

"Nah... Kenapa juga harus sampai kaget kaya begitu sih? Dari tadi gue manggilin, ehh... elo malah ke pantry buru-buru! Ada apa sih? Dimarahin sama bos Armand?" Tebak Rosa, dan ia meminum dari gelas Arvita.

"Enggak ada apa-apa juga. Udah ah... gue harus balik lagi. Rapat sudah mau dimulai, lagi ribet banget hari ini. Jadi elo..." Tunjuk Arvita menyentuh ujung hidung Rossa.

"Jangan ganggu-ganggu gue dulu, Ok!"

"Hhmm?? Mencurigakan banget ini... Kayanya ada something deh.. Apa ada something kayanya deh." Ucap Rosa meracau tidak jelas, sembari meletakkan gelas minumannya. "Ah telepon Lidi ahh... Gossip Time..." Seru Rossa riang, dan keluar dari ruang Pantry.

***

Ruang Rapat.

Arvita duduk dengan posisi membelakangi Armand, saat itu dia hanya lebih banyak menyimak dan membuat catatan untuk keperluan "Summary Meeting." Kadang ia juga membantu dalam masalah teknis, jika saja ada peserta rapat yang butuh bantuan pada saat presentasi.

Karena Arvita duduk membelakangi Armand, sangat untung baginya saat itu. Setidaknya dia tidak harus bertatap muka dengan wajah bosnya, dan beruntung karena Angelina yang duduk berseberangan dengan Armand. Tidak perlu menaruh kecurigaan pada dirinya.

Sudah hampir dua jam rapat berlalu, dan penutup rapat dilakukan oleh Angelina. Wanita yang cerdas dan berambisi, terlihat jelas saat ia memberikan presentasi pada sebuah diagram. Mengatakan bagaimana bisnis yang akan mereka lakukan, bisa berkembang dengan cepat jika mereka bisa mendapatkan lahan di salah satu kawasan Jakarta.

Arvita yang mendengarnya, membuat hatinya tiba-tiba mencelos tidak nyaman. Ingat dengan tugas negosiasi yang diberikan oleh Armand untuknya. "Arvita?" Panggil Angelina, dan segera membuyarkan lamunannya.

"Ya Bu?"

"Barusan saya kirim email ke kamu, tolong kamu print dan copy untuk semua peserta rapat." Perintah Angelina. "Baik Bu Angelina."

Arvita segera keluar dari ruang rapat, melakukan apa yang diminta oleh Angelina dengan cepat. Tidak perlu lama bagi Arvita melakukan tugasnya, hanya butuh sepuluh menit saja dan ia sudah kembali pada ruang rapat.

Anggelina terhenti dari penjelasannya, karena melihat Arvita yang sudah muncul. "Tolong mulai dibagikan ya, untuk semuanya." Perintahnya lagi, dan Arvita segera saja mulai membagikan lembaran kertas.

Saat itu Arvita mengenakan kemeja biru muda lengan pendek, dan kerah V yang cukup rendah. Ketika dia mulai sedikit membungkuk, untuk memberikan selebaran. Ada belahan tipis yang terlihat diantara kedua buah dadanya, dan membuat para peserta rapat terutama pria. Segera memusatkan pandangan mereka, pada Arvita yang terlihat menjadi seksi.

Armand yang sedari tadi memperhatikan Arvita segera saja berucap, maksud hati agar Arvita tidak menjadi sorotan. Justru kebalikannya yang terjadi.

"Arvita!"

Ucap Armand lantang, dan akhirnya semua mata memandang kearahnya dengan bingung. Termasuk dengan Anggelina yang segera melipat kedua tangannya, dan mengernyitkan dahinya.

"Ya pak?" Tanya Arvita.

"Tegak!"

"Tegak? Tegak apa pak?" Tanya Arvita kembali, dan ia pun menegakkan tubuhnya.

"Maksud saya cepat! Cepat berikan pada semua peserta rapat." Armand segera mengoreksi ucapannya sendiri.

"Armand are you ok? Bisa kita lanjutkan rapat ini?" Angelina sudah mulai nampak kesal, bibirnya yang sudah mengatup rapat kembali, sudah mengerucut dengan cepat.

***

Rapat terpanjang yang pernah Arvita lakukan, dan akhirnya terselesaikan dengan baik. Dia sendiri sudah tidak berada didalam ruangan, duduk santai pada meja kerjanya, dan melakukan peregangan pada otot-otot pinggangnya yang terasa kaku.

"Boleh aku bertanya sesuatu padamu?" Tanya Anggelina dan sudah mendekati Armand, duduk pada tepi meja dengan Armand yang sangat dekat dengannya. Terlihat jelas, kalau Anggelina sedang melakukan aksi "flirting" untuk dirinya.

"Apa yang ingin kau tanyakan?" Ucap Armand dengan sikap dingin.

"There something between you and... she...?" Pandangan Anggelina melihat kearah luar, ketempat Arvita sedang berada dan tidak memperhatikan dia dan juga Armand yang masih didalam ruang rapat.

"Kamu lagi mabuk? Atau memang lagi mau buat gosip?" Sindir Armand, dan tidak suka dengan aksi tebak-tebakan yang dilakukan oleh tunangannya.

"Gak perlu kamu marah seperti itu, kan? Kalau memang itu tidak benar? Lagipula aku tahu persis selera kamu itu seperti apa. Setidaknya levelnya harus diatas aku." Anggelina semakin mendekat kearah Armand, dan dia mengalungkan kedua tangannya pada leher Armand.

Jarak dua bibir itu terlalu dekat, dan memang sengaja ia melakukannya. Karena Anggelina sadar kalau Arvita sudah mulai melihat kearah dalam ruang meeting. "Tenang saja Armand, aku tahu kalau kamu pasti lebih tertarik denganku. Ketimbang wanita kampungan itu." Ucap Anggelina lirih, dan memberikan kecupan bibir untuk sesaat.

Dalam hati Anggelina dia sedang bersorak senang, karena pada saat ia mengecup bibir Armand, sekretarisnya melihat dengan jelas.

"Jaga sikapmu." Armand mendorong tubuh Angelina cepat, dan ia hanya terkekeh melihat sikap Armand yang dingin. "Aku seperti mencium patung, apa kau perlu aku ajari." Angelina memainkan dasi Armand, dengan tatapan menggoda.

"Cukup... Kuingatkan sekali lagi padamu. Jaga sikap dan tingkah lakumu. Kau ini seorang petinggi yang seharusnya memberikan contoh." Armand yang kesal segera membalikkan tubuhnya.

"Ayah ingin pernikahan kita dipercepat." Seru Angelina dengan lantang, dan berhasil membuat langkah Armand terhenti. "Sabtu malam ini, ayah mengundang untuk makan malam. Jadi siapkan dirimu Armand. Karena ayahku akan meminta pertanggungjawaban kepadamu, ingat kita sudah bertunangan hampir selama dua tahun."

Armand tidak menjawab apapun, hanya mendengus kesal karena Anggelina tahu benar bagaimana memainkan perannya. Lebih baik saat ini ia keluar, tanpa harus memberikan penjelasan apapun pada tunangan yang tidak ia cintai.


CREATORS' THOUGHTS
Sita_eh Sita_eh

Terimakasih untuk yg sdh menyempatkan bc novel ini. Maafkan ya jika ada kekurangan dalam penulisan, apalagi kalau ada typo. ;)

Dukung Auhtor ya, mudah kok

1. Berikan Power Stone

2. Berikan Review setiap kali selesai baca, jadi Auhtor tahu kira2 reader suka gak dengan jalan ceritanya

3. Rate bab yang sudah dibc, yang gambar bintang itu :)

4. Gift, Kalau Reader's ada lebih koin banyak, bagi2 tips ya ke auhtor. Hehehe..

Happy Reading.

Terimakasih untuk semua saran dan kritikan yang membangun.

Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C26
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login