Setibanya di Jakarta,
Richman mengantar ketiga putrinya istirahat di apartemen di Puri indah. Richman kembali ke apartemen nya.
Sebelum kembali ke apartemen, Richman menyempatkan waktu belanja di supermarket tidak jauh dari tempat tinggalnya.
"Apa aku tidak salah lihat...itu kan Murni? Iya itu Murni! Dia hanya berdua dengan Prince!" Hati Richman kembali resah. Dia tidak mendekati atau menyapa mantan istrinya itu.
Sesungguhnya di hati mereka sudah berjanji untuk menjaga jarak di antara mereka.
Sulit bagi Richman untuk melupakan Murni bila terus bertemu. Tetapi sekarang, melihat Murni di depan matanya, apa jiwanya tidak merasa sakit?
Atau perasaannya rindu dan sakitnya terobati? Lebih tepatnya rasa rindu dan sakit di jiwanya terobati dengan melihatnya.
"Ku sapa atau tidak ya?" Richman ragu-ragu ingin mendekat. Murni tentu canggung bertemu dengannya, sementara suaminya tidak ada.
"Harusnya aku membawa para gadis itu...aku punya alasan untuk menemui atau menyapa Murni!"