Vivi membelokkan mobilnya di tikungan dan menghela nafas lega saat melihat gedung apartemennya. Dia memarkirkan mobilnya sebelum mengecek arloji. Saat ini sudah hampir pukul sepuluh malam.
Dia baru akan mematikan mobilnya saat ponselnya mendadak berdering. Vivi buru-buru mengeluarkan ponselnya. Dia melihat nama peneleponnya dan otomatis mengerutkan kening. Vivi menolak telepon itu dengan tegas. Namun tiga detik kemudian, ponselnya kembali berdering. Orang yang sama meneleponnya lagi dengan keras kepala.
Vivi menaruh ponselnya di kursi penumpang dan membiarkannya berdering. Dia menurunkan kaca jendelanya sebelum mematikan mesin mobil. Satu-satunya suara di lapangan parkir yang hening itu adalah dering ponselnya. Vivi mengeluarkan sekotak rokok dari laci mobil. Setelah ragu-ragu sejenak, dia akhirnya menyalakan sebatang.
Wah Terima kasih sudah mau baca sampai chapter ini,tidak terasa sdh 2 bulan berlalu, semenjak saya mulai publish cerita ini.
Saya ucap kan terima kasih bagi para pembaca yang support saya untuk mengikuti privilege 1 koin dan 99 koin.
Rencana nya awal September saya akan membuka privilege terbaru dan pasti nya cerita ya lebih seru .
Mohon Awal bulan September jangan lupa yah untuk memperbarui privilege nya, bagi yang sebelumnya sudah mengikuti privilege,jgn lupa daftar dengan paket yg sama atau yang lebih tinggi.
Happy Reading yah semuanya
Semoga di Bulan Oktober saya bisa resign dari kerjaan saya dan 100% fulltime menulis.
Mohon dukungan dan support nya.