Download App

Chapter 3: KEGUGURAN CALON ANAKKU

Paginya kukerjakan memotong papan yang tadi malam minta kepada tetangga disini. Setelah selesai memotong, istriku memanggil untuk makan pagi yang sudah dimasak dan siap dihidangkan. Setelah beberes kayu-kayu potongan dan kemudian aku mandi agar segar.

“Ayah, ayuk makan, sudah aku sediakan ini yah. Ani sini makan bareng” kata istriku. Kami bertiga makan bareng, istriku mau disuapin juga dari satu piring yang sudah disiapkan nas dan lauknya oleh istriku. Dalam selama aku suapin dia terus memandangku dengan senyum. Selesai makan istriku mencium pipiku,

“Terima kasih ayah udah suapin aku, nanti malam aku yang suapi ayah ya,” kata istriku.

“Nanti jam berapa ke rumah pak dekan?” tanyaku.

“Abis sholat dzuhur saja ayah, nanti biar Dilan juga ke sini jemput Ani ke rumah Bude nya,” kata istriku.

“Oh Ani ikut ke rumah bude nya?” kataku.

“Iya, Ani sekalian katanya mau main ke rumah neneknya dulu, kita ke rumah pak dekan terus nanti kita ketemuan di rumah Bude Siti,” katanya.

“Oh ya kalau gitu aku meneruskan dulu menulis ya?” tegasku.

“Ya yah,” kata istriku sambil gelendotan di lengan kiriku.

“Ayah ganteng deh,” kata istriku manja.

“Ya iyalah, kalau cantik kan ayah perempuan,” ledekku.

“Ih bukan itu maksudku ayah,” katanya.

“Hhm kan tadi malem udah puas bunda?Minta lagi?” tanyaku heran.

“Iya…aku pengen dimanja sama suamiku tercinta,” katanya.

“Ya sudah ayo, itu pintunya dikunci dulu, nanti Ani masuk tidak dikunci sayang,” kataku.

Mulai dengan rayuan istriku dan pagutan yang dalam, kami pun melaksanakan hubungan suami istri yang lama sekali.

“Ayah kenapa aku pengen tadi?” tanyanya kepadaku.

“Emang kenapa bunda?” kataku sambil memakai sarung mau ke kamar mandi.

“Soalnya Ayah itu tahan lama, jadi aku bisa maksimal keluarnya,” kata istriku merayu.

“Intinya kamu puas banget ya sayang?” kataku sambil memeluknya dan mencium pipinya.

“Ayah emang jagoan,” katanya menggoda. “Sekali lagi ya yah nanti malam?” tanya istriku memohon.

“Hhmm liat nanti saja bunda, ayah kan harus melanjutkan menulis di applikasi,” kataku.

“Iya ayahku yang ganteng,” kata istriku memujiku.

Memang keseharian dalam hubungan kami dirumah, kami selalu memuji, dan diusahakan untuk sering berpelukan dan berpagutan. Agar cinta kami tak cepat pudar.

“Bunda, kamu jangan kecapekan ya kerja nya, jaga kandungannya, supaya kamu dan janin nya sehat selalu,” kataku.

“Ya ayah, Insya Allah,” katanya janji.

Setelah itu kami berdua mandi kembali dan setelah sholat dzuhur kami berangkat duluan ke rumah pak dekan, sementara Dilan dan Ani belakangan karena memang tujuan kami berbeda.

“Ayah, isi bensin dulu ya, terus beli kue dulu di toko kue dekat pertigaan besar sana,” katanya membisikku dari belakang.

“Ya bunda, kamu peluk ayah saja yang kuat ya. Ini jalanan masih banyak yang jelek dan berlubang,” kataku. Setelah ada Pom mini aku berhenti untuk isi bensin. Kemudian melanjutkan perjalanan ke rumah pak dekan yang masih 12 Km lagi. Begitu sampai di pertigaan besar kami berhenti di tokok kue yang menjadi langganan istriku kalau membeli kue.

“Sayang, kamu mau roti juga?” tanya istriku.

“Ya beli yang isi pisang dan isi keju saja,” kataku.

Setelah selesai berbelanja, kami meneruskan perjalanan kembali. Akhirnya kami sampai di rumah pak dekan, setelah berkenalan dan beliau menanyakan pengalaman saya sebelumnya. Saya menjelaskan semuanya secara detail. Secara tidak sengaja ternyata setelah berbincang mengenai asalku dari bapak dan ibu saya, ternyata pak dekan sangat kenal dengan keluarga bapakku di jawa tengah sana. Beliau sendiri sudah sering ke sana waktu masih muda dulu dan kenal dengan semua keluarga termasuk dengan papaku.

Setelah kami diajak makan bersama, kami pamit pulang dan mengarah ke rumah Bude Siti, kakak kandung istriku. Tak lama setelah sampai disana, sekitar 1 jam kemudian kamipun pulang ke rumah karena hari sudah sore.

Sesampainya dirumah, kami sholat Isya berjamaah dan makan bersama dengan berbekal lauk dari rumah Bude Siti. Akupun setelah makan malam melanjutkan menulis di applikasi ini. Istriku tidur duluan karena sudah lelah, tak lama kemudian saya pun tidur.

Subuhnya kami melaksanakan sholat subuh berjamaah dan Istriku langsung siap-siap memasak nasi dan menggoreng beberapa lauk untuk dihidangkan sebagai sarapan. Setelah mandi istriku langsung berangkat ke SMK untuk bekerja. Saya kembali masuk dan istirahat di kamar dan berbaring.

Hari itu tidak ada yang special dan siangnya lanjutkan membuat kotak lebah, setelah selesai aku melanjutkan kembali menulis di applikasi ini.

**

Di tempat lain pagi hari Isti kembali melaksanakan tugasnya sebagai guru, karena hari ini adalah hari UTS maka dia mengawas di kelas sampai siang. Pekerjaan admin dia kerjakan setelah tugas mengawas. Tugasnya adalah mengisi dan mengajukan Dana Bos dan bertanggung jawab atas data siswa dan data pokok pendidikan. Kebetulan Isti ada janji juga dengan salah satu SMK juga yang kepala sekoalahnya adalah kawan dekatnya. Dia juga mambantu mengisi untuk Dana BOS sekolahnya.

Hari sudah sore menunjukkan jam 5 sore, pekerjaan belum selesai dan akhirnya Isti pamit untuk pulang ke rumahnya bersama Ani. Ani sudah kelelahan dan mengantuk sehingga dia rewel untuk pulang.

“Pak, saya ijin pulang dulu ya, udah sore, besok diselesaikan lagi. Kasihan suamiku sendirian di rumah,” katanya.

“Ya silahkan mbak Isti, terima kasih banyak ya, salam buat suamimu,” katanya.

“Ya Pak, assalamualaikum,” ucapnya salam.

“Waalaikumsalam,” balasnya.

Kemudian Isti pulang dengan sepeda motornya bersama Ani. Dijalan ISti mampir dulu kea gen kelontong dan sayur untuk membeli sayura dan lauk mentah untuk diolah di rumahnya. Dia beli telur, ikan, temped an tahu. Kemudian lanjut sampai akhirnya sampai di rumah. Suaminya selesai menjalankan sholat Maghrib dan Isti juga langsung melakukan sholat Maghrib seetelah dia berwudhu.

Selesai sholat Isti menghampiri suaminya,”Assalamualaikum Ayah,” katanya sambil mencium punggung tangan suaminya, kemudian dia cium kedua pipi suaminya dengan lembut.

“Ayah sudah makan belum?” tanyaku.

“Belum sayang, kamu udah beli bahan makananya?” tanyanya.

“Sudah ayah, ini. Yuk kita masak bareng,” kata Isti.

“Sudahlah kamu mandi dulu sana biar wangi, hehehehe, ayah saja yang masak ya,” kata suamiku.

“Iya ayah kalau gitu aku mandi dulu ya,” kataku.

“Ya sayang, hati-hati di kamar mandi,” katanya.

*****

Setelah mandi istriku meghampiriku, “Yah kok gunungku sakit ya, kayak mau mens, tapi ini kan udah telat satu minggu yah,” katanya.

“Ya tidak papa, disyukuri saja sayang, semoga janinnya taka da apa-apa. Kalaupun gugur ya sudah sayang, bukan rejeki kita diberi amanah oleh Allah,” kataku.

“Iya ya yah, yang penting kita selalu berusaha dan berdoa terus ya kepada Allah,” katanya.

“Ya sayang, yuk kita makan bareng, sudah aku masak tadi telor dan tempe nya, sudah di sana sayang,” kataku.

“Ya ayuk sayang, abis itu sholat Isya ya sayang,” katanya.

“Ya bunda,” kataku.

Kami makan malam bersama, walaupun hanya dengan tempe dan telur dadar kami sudah bersyukur menjalani hidup karena banyak orang yang belum bisa makan ataupun tidak punya makanan untuk dimakan.

Setelah sholat Isya berjamaah, kami istirahat di kamar. Dan istriku minta ditemani lagi tidur, terpaksa deh akupun ikut tidur bersama dia.

***

Pagi hari sebelum sholat subuh istriku dari kamar mandi bicara kepadaku,” Ayah, keluar ayah, aku mens,” Kata Istriku.

“Ya sudah tak apa apa, kita harus selalu bersyukur dan berdoa sayang, kita harus menerima keputusan Allah,” kataku.

“Ya ayah, mungkin karena aku kelelahan, jadwal kerjaku padat, jadi belum bisa menjaga kandungan dengan baik,” katanya agak sedih.

“Ya tidak papa bunda, yang penting cinta Ayah ke bunda tidak pernah habis,” kataku sambil memeluknya.

*****

Jangan lupa Teman-temanku Para Pembaca, Klik LIKE dan KOMEN ya di ceritaku ini, Komen yang kalian berikan memberikan semangatku untuk lebih baik lagi...


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C3
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login