Download App

Chapter 3: 3.Caffe

Bell pulang berbunyi dengan nyaring membuat rasa ngantuk yang menyerangku lenyap begitu saja.

Guru didepan juga telah mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam tanda pelajaran telah selesai.

Aku memasukan bukuku ke dalam tas.

Disampingku Caca tengah mengecek Hpnya, kurasa dia tengah berbalas pesan dengan seseorang.

"Eh kita jadi ke Caffe depan taman kan? ayok cepet keburu kesorean". Fara berdiri dan menarik tanganku untuk keluar kelas.

Sementara Caca tertinggal di belakang sebab masih sibuk dengan HPnya.

"Eh tunggu bentar gue balesin chat emak gue dulu si sabar". Ujar Caca sambil berlari menyusulku dan Fara.

"eh eh kita kesana pake apa? jalan kaki? ogah gue kalo jalan kaki". Fara berucap ketika kami hampir sampai di gerbang depan sekolah.

Aku tertawa kemudian memukul pundaknya dengan pelan.

"elah ribet amat lo, ojek online banyak ngga usah pusing". Aku mengambil Hpku berniat memesan ojek online.

"Heh lo pada lupa gue bawa mobil, jangan kaya orang susah lo pada ah, naik motor panas tauuuu". Caca berujar sambil mengipas ngipaskan tanganya didepan wajahnya.

"Sombong amat". Ucap Aku dan Fara berbarengan.

Kami bertiga berbelok menuju parkiran menuju tempat mobil Caca terparkir.

Aku duduk di samping Caca yang akan mengemudikan mobil. Sebab Fara lebih suka duduk di belakang. Aku tidak tau apa alasanya, Kata dia lebih nyaman.

Mobil Caca melaju membelah jalanan kota yang padat di siang menjelang sore ini. Untung saja tidak macet.

Jarak ke Caffe baru cukup dekat, cukup menempuh waktu 15 menit dan kami sampai.

Aku keluar dari mobil sambil menenteng sweeter yang tadi pagi kupakai.

Aku dan Fara masuk ke Caffe terlebih dahulu sebab Caca sedang memarkirkan mobilnya.

Aku dan Fara memilih duduk di lantai dua di sebelah pojok belakang menghadap ke jalanan.

Caca menyusul kami 5 menit kemudian, berbarengan dengan pesanan kami yang datang.

Kami bertiga duduk melingkar, dengan aku yang duduk di dekat jendela.

20 menit telah berlalu.

Aku mengaduk-aduk minumanku sambil menatap keluar jendela. Memandangi jalanan kota yang mulai terlihat padat sore ini.

Samar-samar aku masih mendengar Caca tengah bercerita tentang Pacarnya yang katanya mengajaknya liburan ke bandung hari minggu nanti.

Tapi aku benar-benar tidak fokus dengan pembicaraan ini.

Pikiranku teralihkan dengan pemandangan diluar jendela.

Senja yang sebentar lagi akan datang, aku suka padanya. Iya pada senja.

Dia cantik, sungguh.

Tapi tak lama mataku menangkap gerak tubuh seseorang diluar caffe ini. Terlihat jelas.

Dia berjalan santai dengan tas yang dia taruh pada bahu sebelah kanannya. Menggunakan hoodie yang sama seperti pagi tadi. Warnanya Navy, aku ingat betul.

Dia berjalan ke arah caffe sendirian.

Aku mengenalnya, tentu saja. Dia Gamma, siswa baru itu. Siswa baru yang sudah banyak mencuri perhatian banyak orang padahal baru sehari dia ada sekolahku.

Sepertinya Gamma memasuki caffe ini, dia sudah tidak terlihat lagi sebab terhalang oleh atap disebelah jendela.

Aku kembali mengaduk-aduk minumanku, aku merasa bosan. Mencoba kembali mendengarkan pembicaraa Caca yang masih sama, tentang pacarnya.

"Iya iya Caca, gue bosen denger lo ngomongin pacar lo mulu". Fara melirikku memberi kode agar aku setuju.

Aku mengangguk.

"Iya ah Caca ngomongin Pacar lo mulu ih". Tentu saja aku bosan, padahal dari tadi aku tidak benar-benar memperhatikannya.

"Hehe maap ya gue kebablasan". Caca terkekeh sambil refleks menepuk bahuku.

Aku melotot sebab aku sedang meminum minumanku.

Aku bisa saja tersedak.

"Caca ihhh". Aku menoleh padanya.

"Upsss".Caca tertawa, membuat Fara dan aku juga tertawa.

Tawaku berhenti tepat ketika Gamma memasuki lantai 2 caffe ini. Caca dan Fara tidak menyadarinya. Dan aku tidak berniat memberitahu mereka.

Aku memperhatikannya memesan minuman, kemudian membawanya kemeja di ujung kiri.

Gamma meletakan minumanya, kemudian aku melihat dia mengambil ponsel dari saku hoodienya. Dan ya setelah itu bisa ditebak dia memainkan ponselnya.

Entah mengapa aku terus memperhatikannya, padahal tidak ada yang menarik untuk diperhatikan saat ini.

Tiba-tiba dia menoleh ke arahku, membuat aku gelagapan dan berlagak pura-pura tidak melihatnya.

Aku benar-benar bodoh terus memperhatikannya sejak tadi. Semoga dia tidak mengenaliku.

Ahh kurasa dia tidak akan mengenaliku, dia juga pasti tidak akan ingat denganku walaupun kami sekelas. Karena tentu saja diakan siswa baru.

"Pulang yukkk udah sore nih, bosen juga gue". Aku berujar pada kedua temanku ini.

"Ya udah ayoh ah, gue juga udh bosen". Caca menoleh padaku.

"Ya udah ayooo". Fara mengangguk setuju.

Aku membereskan Barang-barangku. Mengambil ponselku dan berdiri dari kursi.

Kami bertiga berjalan keluar caffe.

Caca dan Fara berjalan didepanku. Aku menoleh kebelakang, melihat sekeliling, masih ada 3 orang disini, 2 orang yang sedang berpacaran dan ya tentu saja Gamma yang duduk sendirian. Oh tidak dia tidak sendirian lagi. Dia duduk bersama seorang perempuan.

rambutnya pendek dan menggunakan sweeter berwarna putih.

Ketebak dia pacarnya. Mungkin.

Aku melanjutkan keluar dari caffe untuk pulang.

Kami sampai di depan mobil Caca.

Tentu saja aku tidak mungkin meminta Caca mengantarku pulang, dulu kami searah tapi sekarang tidak. Sebab sekarang aku tinggal dirumah kakaku.

Fara meminta ibunya untuk menjemputnya.

Dan aku tentu saja sudah bisa di tebak, pesan

Ojek online. Aku bisa saja meminta Adit ataupun Ozi menjemputku. Tapi ah sudahlah.

Sebenarnya Caca menawari untuk mengantarku pulang tapi aku menolak. Ini sudah sore, awalnya dia memaksa tapi aku tetap Menolaknya. Caca akhirnya menyerah dan melajukan mobilnya meninggalkan aku dan Fara.

beberapa menit kemudian Jemputan Fara datang. Dia berpamitan padaku.

"Lo berani nunggu sendirian?". Fara bertanya padaku.

"Berani lah lagian bentar lagi ojek gue dateng kok, sana lo udah ditungguin tuh, ati-ati". Ucapku.

Fara berjalan ke arah mobilnya kemudia memasuki mobil sambil melambaikan tangan padaku. Aku balas melambaikan tangan sambil tersenyum.

Tinggal aku sendirian disini menunggu ojek pesananku datang.

Sudah 15 menit berlalu tapi ojek pesananku belum datang juga.

Hpku bergetar menandakan ada pesan. Ternyata Pesananku dibatalkan.

Aku melotot. Aku sudah menunggu cukup lama tapi malah di batalkan. Setengah kesal aku menoleh ke sekitar caffe.

Langit mulai sedikit menggelap. Sebentar lagi waktu maghrib. Aku sedikit panik. Aku membuka Whatsapp dan mengklik satu nama.

'Ozi lo dirumah? jemput gue dong di caffe Ravesa'. Aku menekan tanda kirim dan menunggu balasan pesanku.

'Caffe Ravesa? dimana gue nggak tau'. Dia membalas pesanku.

'Depan taman yang deket pertigaan sebelum sekolah gue, cepet Ziiii'. Aku mengetik balasan dengan cepat. Sebab aku sendirian dan sedikit merasa takut.

'Otw'. Ozi membalas pesanku dengan singkat. Tapi membuatku lega. Aku tersenyum dalam hati. Dia memang bisa diandalkan dan aku tau itu.

Aku melihat jam dipergelangan tanganku. Pukul 17.37 . Aku berdiri di halaman caffe menunggu Ozi menjemputku.

15 menit kemudian aku melihat sebuah motor datang mendekatiku, Pengendara itu menghentikan motornya didepanku dan kemudian dia membuka helmnya.

"Kok lo yang ngejemput gue?". Ucapku pada orang didepanku ini.

"Gue habis nongkrong bareng temen-temen. Ozi ngechat gue, katanya lo belum pulang, ya udah sekalian aja gue bilang". Adit menjelaskan padaku.

"Ohhh gitu". Aku mengangguk.

Adit memberikanku helm, aku memakainya kemudian menaiki motornya.

Kami melaju meninggalkan caffe menuju rumah.

Dibawah langit senja yang samar-samar masih terlihat meski langit malam sebentar lagi menggantikanya. Dia tetap indah, dan itu yang kurasakan.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login