Download App

Chapter 13: Kehangatan Yang Kurasa... (18+++)

Setelah kejadian itu, aku merasa hidupku semakin hancur. Pandanganku selalu kosong. Aku tak ingin memikirkannya lagi. Tetapi semakin aku ingin melupakan kejadian itu, semakin teringat jelas di pikiranku. Aku capek, harus hidup seperti ini. Aku butuh seseorang sekarang. Tapi, siapa?

Tok.. Tok... Tok.....!!!

Aku langsung terbangun dengan ketukan pintu yang semakin keras suaranya. Hari ini aku tidak ingin melihat ataupun bertemu dengan seseorang. Tapi suara itu membuatku semakin frustasi. Akupun segera membukakan pintu.

Pintu terbuka...

Setelan keren dari sepatu sneakers berwarna putih, menggunakan celana jeans panjang berwarna biru dan dengan kaos berwarna putih yang sedikit ketat membentuk lekuk tubuh orang tersebut, Dia adalah Kak Nandar. Raut wajahnya begitu sangat khawatir.

"Joe, kau dari mana saja? Apa kau baik-baik saja? Kenapa wajahmu pucat? Dan juga matamu? Apa kau menangis semalam?"

Begitu banyak pertanyaan darinya. Aku hanya terdiam dan segera memeluknya dengan erat. Aku merasakan kehangatan yang membuatku merasa sangat nyaman. Dalam pikiranku, inilah yang aku butuhkan saat ini. Seseorang yang selalu ada disaat aku susah.

" Kak, aku mohon jangan tinggalkan aku." Aku semakin memeluknya dengan erat. Kami berduapun masuk kedalam kamar.

Kak Nandar mendudukanku di kasur. Dia menatapku begitu lama, dia ingin mendapat jawaban atas semua pertanyaannya tadi. Aku benar-benar tak bisa berkata apapun tentang semalam. 'bagaimana caranya agar dia tak bertanya lagi ya?' aq berpikir keras dan akhirnya entah dari mana ide itu muncul, Aku langsung mencium bibir ka Nandar. Awalnya dia terkejut, dan sedikit memberontak. Tetapi, tak lama kemudian dia mulai mengikuti permainanku. Dia membalas ciumanku dengan lembut dan penuh cinta. Aku begitu merasakan ketulusan darinya. Aku berpikir, akankah dia percaya padaku? Eh bukan-bukan.. Apakah aku yang bisa percaya padanya? Tanganku mulai meraba punggung kak Nandar. Mengelus lembut punggung serta bahu kekarnya. Aku mulai melepaskan kaos yang Kak Nandar pakai. Melihat bentuk tubuh yang sempurna itu, mulai membuatku lupa akan segala hal. Aku tak peduli apa yg akan terjadi selanjutnya. Ciumanku mulai turun keleher dan segera menuju dadanya. Kak nanda sedikit terkejut, akupun langsung memainkan puting yang sudah mengeras sedari tadi. Gigitan kecil aku berikan dan membuat kak Nandar geli ke enakan. Tak hanya itu, aku pun segera turun dan membuka celana miliknya.

"Joe...." tanya kak Nandar.

"Iya.. Kak.." aku menghadap ke atas melihat wajahnya yang bingung.

"Apa kau yakin, sekarang?" tanya nya.

Aku tak menjawab apapun dan segera membuka celana jeansnya. Rudal miliknya sudah mengeras dan membesar, memaksa ingin segera keluar dari celana dalam bertuliskan Calvin Klein berwarna hitam. Aku mencium dan menjilat rudal miliknya yg masih terbalut celana dalam tersebut. Melihat rudal milik kak nanda yang ingin segera dikeluarkan, aku membuka perlahan dan rudal miliknya sudah berdiri tegak dihadapanku. Aku mencoba menggenggamnya dengan tanganku dan itu membuatku sadar betapa besar dan panjang miliknya itu. Tangan ku yang memegang benda miliknya hanya separuh dari rudal itu. Aku mulai menjilati dan memasukkan kedalam mulutku. Kak Nandar mendesah begitu keras.

"Ahhhnn... Engghhh..." mendengarnya saja sudah membuatku semakin bergairah.

Aku mencoba memasukkan miliknya itu lebih dalam kemulutku. Tapi itu membuatku tersedak dan batuk.

"Joe... Kau tak apa?" tanyanya begitu khawatir. Aku hanya tersenyum tak berkata apapun.

Aku mulai membuka semua pakaianku. Kak Nandar mendorongku perlahan keatas kasur. Dia menindihku dan mulai mencium bibirku dengan sangat bergairah. Aku merasakan miliknya yang keras itu megesek perlahan dipahaku. Kak Nandar mulai mencium leher dan mulai turun menuju titik terlemahku yaitu dada. Tetapi dia berhenti tiba-tiba.

"Joe mengapa badanmu banyak bercak merah? Dan tanganmu, Kau terluka? Dia bertanya begitu setelah sadar melihat tubuhku.

" Kak.. Aku mohon lanjutkan.. Haahh.. Haahh.." Aku tak ingin memikirkan kejadian semalam dan ingin fokus terhadapnya saja.

Begitu melihat wajahku yang terlihat sudah pasrah dan ingin segera dilahap, kak Nandar langsung melanjutkannya. Dia memainkan putingku dengan sangat lihai. Lidahnya berputar-putar dan juga tak lupa gigitan" kecil yang membuat suara keluar dari mulutku.

"Aahhnn... Ahhh..."

Jarinya pun langsung langsung masuk kedalam lubang milikku. Dia masuk dengan perlahan dan melihatku, apakah aku akan bereaksi seperti kemarin. Aku sudah tak peduli dengan masa lalu. Kehangatan dan ketulusan yang telah dia berikan padaku, membuatku melupakan segalanya. Aku menggerang ke enakan saat dia menyentuh satu titik didalam lubang milikku itu.

"aahhh.. Engghhhh... Aahhh... Kak disitu... Iya disitu enak banget aahhh..."

Setelah dirasanya cukup, kak Nandar langsung memasukkan kemaluan miliknya kedalam lubangku dengan sangat perlahan.

Aahhh...

Desahan kami berdua terdengar. Aku mulai menangis karena kesakitan. Kak Nandar langsung berhenti. Dan bertanya

" Joe aku tak akan lanjutkan jika kamu kesakitan seperti ini, aku tak tega melihatmu seperti ini."

"lan...jutkan...Saja... jangan... ber.. henti.. Bila a.. Ku tak memintanya.. a...ku;... bisa...me..nahannya...aahhh..aahh..." suaraku terbata-bata.

Kak Nandar langsung memasukkan miliknya semakin dalam. Aku mencoba untuk menahan sakitnya, tapi tidak bisa. Suaraku tak bisa ku tahan.

"AAAHHHH... SAKIT KAK... Lan... Lanjutkan sa.. Ja Aahhh... Ahhnnn...nghhhh...haahh."

Kak Nandar memompanya semakin kencang. Aku yang tadinya merasakan sakit, kini mendesah ke enakan. Kami begitu sangat bergairah. Kami pun berpindah posisi. Kak Nandar dibawah dan aku di atas. Aku mulai mencoba memasukkan krisan milik kak Nandar kedalam lubangku dengan perlahan.

"aahhh.. Aahh..."

Aku mulai bergoyang atas dan kebawah. Melihat wajahnya yang sangat tampan dan pandangan yang penuh akan ketulusan padaku, membuat lelahku menjadi semangat. Goyanganku semakin kencang. Kak Nandar menggerang ke enakan dengan tindakanku. Setelah beberapa lama, kamupun merubah posisi lagi. Kini aku sudah terlentang dibawah dan kakiku dinaikkan ke bahu lebarnya. Akses menuju lubangku semakin terbuka. Dia mulai memasukkan miliknya lagi dengan keras. Pompa dan terus memompa. Kini gerakannya semakin kencang. Aku tak tahan dan akan segera keluar.

"Aahh.. Ahh.. Kak Aku Akan Segera keluar.. Aaahh.."

"tunggu... Aku juga akan keluar.. Aahhh.." gerakan semakin kencang.

"Ahh.. Aah... Kak Aku Keluar... "

"Aku juga"

..... AAAHHHHHH.....

Kami berdua pun keluar bersamaan. Cairan putih milikku berserakan di atas perut dan dadaku, sedangkan milik kak Nandar di dalam lubang anusku. Tak terasa waktu sudah malam. Kami tak sadar telah melakukan itu seharian. Setelah kami bersih-bersih diri, Aku memeluk Kak Nandar dan berkata

"Kakak Aku lapar... Hehe... (^w^)"

"Hmm kau ingin makan diluar?" tanya nya.

"tidak... aku sangat lelah hari ini." diriku sambil menggelengkan kepala.

"Baiklah, imut kita pesan makanan saja oke. Ini Kau ingin pesan apa?" menunjukkan ponselnya.

Aku memesan begitu banyak makanan, yang aku lihat disitu. Kak Nandar tertawa kecil melihat tindakanku.

"Apa benar kau akan makan itu semua?" sambil menggodaku.

"Hehe kan ada kakak juga. Tidak apa-apa kan?" kepalaku miring sedikit kekanan. Kak Nandar melihat tindakanku dan segera memelukku dengan erat. Dia tak ingin melepas pelukannya. Aku hanya terdiam dan membalas pelukannya.

Hangat.....

Nyaman.....

Itulah yang aku rasakan saat ini. Aku tak ingin melepas pelukannya. Aku tak mau kak Nandar pergi seperti valen waktu itu. Sampai saat inipun tak ada kabar darinya sama sekali. Meskipun rasa ini masih ada, tapi aku akan berusaha membuka pintu hatiku untuk orang yang sekarang benar-benar peduli padaku. Ketulusan yang aku rasakan, kasih sayang yang aku dapatkan, mungkin ini cukup. Cukup untuk melepas masa laluku dan melihat seseorang yang ada didepanku saat ini. Masa depan, aku kira itu yang benar. Ini membuatku sadar bahwa meskipun aku terjebak dalam masa lalu, pasti ada jalan keluar dari sana.

"Joe... Joe... Kau menangis. Hei hei hei... Lihat aku ada apa?"

" Aku tidak apa-apa kak, ini adalah tangis bahagia karena ada kakak disini." Aku mengusap air mataku.

Tak lama pesanan kami pun datang. Aku makan dengan lahapnya. Karena seharian ini, eh bukan tapi setelah kejadian kemaren aku belum makan sama sekali.

Setelah semua itu selesai kamipun segera tidur.

Begitu nikmat tidur yang kurasa malam ini dan tak terasa matahari sudah muncul. Aku terbangun dan seperti biasa kak Nandar ada kelas pagi yang harus di isi. Aku segera bergegas dan menuju kampus. Hari ini aku harus bertemu beberapa dosen yang kemarin tidak aku hadiri. Setelah semua selesai aku memutuskan untuk segera pulang dan beristirahat. Karena tidak ada kelas setelah ini. Ketika dijalan aku bertemu dengan orang yang benar-benar tak ingin aku lihat selamanya. Roy, dia ternyata sudah menungguku sedari tadi. Aku melihatnya hanya sendiri, oke aku tidak takut. Aku langsung melewati ya begitu saja tetapi.

'Aahh...jangan lakukan itu kumohon..'

Aku terkejut dengan putaran video yang dia tunjukkan. Aku langsung menariknya ketempat yang lebih sepi. Entah aku tidak menemukan tempat yang pas dan akhirnya toilet jadi sasaran. Aku mengunci toilet dari dalam.

"Hei ku mohon segera hapus video itu dan aku berjanji tidak akan mengatakan pada orang lain." Aku memohon sambil berlutut dihadapannya.

"Tidak semudah itu lo bisa nyuruh gue. Gue ngga bakal hapus ini sampai lo mau nurutin segala permintaan gue." ancamannya membuat ku kembali Down.

"Baiklah apa yang kau mau?"

Dia membuka celana miliknya dan keluarlah rudal yang dari tadi sudah membesar dan mengeras. Aku menyesal telah milih tempat ini tadi.

"kau tau kan apa yang kumau haah.." Aku ingin segera pergi dari sana tetapi dia memegangku.

"Atau kau ingin aku menyebarkan keseluruhan kampus ini atau seluruh dunia?"

Aku hanya terdiam dan menunduk. Dia memaksaku untuk memasukkan miliknya kedalam mulutku. Aku tak bisa apa-apa. Aku kembali merasakan masa lalu itu. Dalam hatiku 'kakak ku mohon tolong aku...' dia memaksa memasukkan miliknya sangat dalam kedalam mulutku hingga aku tersedak. Setelah puas, Dia memegangku untuk berdiri dan membalikkan tubuhku. Dia paksa menurunkan celana milikku dan langsung memasukkan rudalnya dengan keras kedalam lubangku. Aku berusaha tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Tetapi dia mengoyangakannya begitu keras dan cepat.

"aaahh..ku mohon siapa saja... tolong aku..." Aku berisik kecil agar tidak ada yang mendengar dari luar.

Roy semakin menggila, dia menggerakkan tubuhnya semakin cepat dan akhirnya dia mencapai puncak. Dia mengeluarkan cairan putih itu didalam lubangku. Aku tetap terdiam dan merasa kesakitan.

"lo cantik, bikin gue pengen sex terus ama lo. Tiap malem gue ngga bisa berhenti bayangin wajah lo Joe, and look.. Lo belum keluar ya, sini gue bakal keluarin punya lo."

"kumohon sudahlah kau sudah dapat apa yang kau ingin, kumohon pergilah." tubuhku yang lemas tak bisa melakukan apapun. Dia mulai mengocok milikku dengan kencang hingga akupun keluar.

"Aahhhh...." suara ku berbisik.

"suara lo yang terbaik, bikin gue s*nge terus."

Sebelum Roy pergi, dia melihat sekitar dan begitu toilet sepi dia keluar meninggalkanku didalam. Pandanganku kembali kosong. Aku sudah berjanji pada diriku untuk tak kembali terjebak dalam masa lalu. Kali ini aku harus punya cara, agar semua orang percaya padaku. Aku harus membuktikan bahwa Roy telah memaksaku. Aku harus berpikir keras. Tapi didalam hatiku aku tak bisa apa-apa. Aku rapuh. Tubuhku lemas tak berdaya. Apakah aku sanggup? Kak Nandar aku mohon tolong aku.

.

.

.

.

.

.

Tunggu up selanjutnya ya


CREATORS' THOUGHTS
Joe_Veri Joe_Veri

Maaf ya thor baru up lagi, thor bakal lebih semangat lagi kalo ada komen dari kalian trus dukung thor ya love you all❤️

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C13
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login